Libero.id - Perjalanan hidup Jawahir Roble berhasil menginspirasi wanita lainnya di seluruh dunia untuk mengikuti jejaknya. Dia menjadi wanita muslim Inggris pertama yang berhasil menjadi seorang wasit dan bercita-cita bisa memimpin pertandingan di Liga Premier.
Jawahir Roble baru berusia 10 tahun ketika dirinya mengungsi ke London bersama keluarganya setelah melarikan diri dari perang saudara di Somalia.
Hidup di lingkungan yang dekat dengan Stadion Wembley dan rutin bermain sepak bola di sekolah dasar, adalah awal dari perjalanannya menjadi seorang wasit.
Dalam wawancaranya dengan BBC Sport, Roble membahas soal pengalamannya belajar bahasa Inggris, kemudian bagaimana dirinya menangani diskriminasi yang menghalangi perjalanannya meniti karier.
? Meet @JJ_Roble, the UK's first female Muslim referee from London.
This is JJ's story...Together #WePlayStrong#EspritxUEFA#StrongIs#Esprit pic.twitter.com/TzomzRnBzB
— The Women’s Football Channel (@WePlayStrong_) August 11, 2020
Roble atau juga dikenal dengan nama 'JJ', datang ke tanah Ratu Elizabeth tanpa bisa berbahasa Inggris sama sekali. Ketika itu, Roble ingat teman-teman sekolah dasarnya kebingungan terhadap dirinya karena masalah komunikasi, namun Roble rupanya cepat beradaptasi karena rasa kecintaannya pada bahasa asing yang baru ia kenal.
"Saya tidak berbicara bahasa Inggris tetapi sepak bola sudah ada dalam diri saya sejak hari pertama mengenalnya,” ujarnya.
"Saya akan membawa bola saya sendiri dan siapa pun yang menguasai bola di sekolah dasar akan mendapat pengakuan. Semua anak laki-laki dan perempuan akan bermain dengan saya dan itu adalah hal terbaik yang saya rasakan.”
Ternyata yang membuat wanita berusia 25 tahun itu sangat ingin menjadi wasit adalah lingkungan bermainnya yang sangat banyak membantu, terutama dalam hal belajar bahasa inggris,
"Saya akan mengatakan 'tolong berikan saya bola', 'terima kasih' dan ' menembak'. Kata-kata akan keluar begitu saja dan saya seperti bisa berbicara bahasa Inggris,” lanjut Roble.
Roble sebenarnya sangat ingin bisa mewakili Inggris sebagai pemain sepak bola profesional, tetapi orang tuanya mendorongnya untuk mengejar karier yang "normal".
"Saya ingin bermain untuk Inggris tetapi orang tua saya berbeda pandangan,” ujarnya.
"Mereka ingin saya belajar dan mendapatkan pekerjaan normal seperti yang dilakukan anak perempuan. Transisi dari keinginan menjadi pemain menjadi wasit terjadi hanya karena saya ingin mencoba sesuatu yang baru, dan menjadi sukarelawan untuk liga putri lokal. Mencoba hal-hal baru adalah hal terbaik yang dapat anda lakukan,” jelasnya.
Cara memimpin pertandingan dengan mengenakan hijab, pada awalnya banyak mengejutkan banyak masyarakat Inggris, terutama para wasit di sana, namun kini hal itu telah menjadi sesuatu yang lumrah.
"Ketika saya pertama kali turun ke lapangan, saya tidak memakai perlengkapan saya, jadi saya pergi ke penjaga lapangan dan berkata 'halo pak, saya wasit hari ini, tolong dapatkah anda memberi saya ruang ganti?' ” ujar Roble.
"Pada awalnya, saya bertanya-tanya mengapa mereka akan terkejut, tetapi sekarang saya tidak sabar untuk mengatakannya dan anda sudah terbiasa dengannya. Saya suka kejutan itu.”
Inggris adalah negara yang sangat menentang diskriminasi terhadap perempuan, membuat Roble menjadi wanita yang tangguh ketika ada pelecehan terhadap dirinya sebagai pengadil lapangan. The Daily Telegraph menyebutnya sebagai "wasit paling luar biasa di Inggris".
"Jika saya menerima pelecehan, saya akan berdiri melawannya,” tambahnya.
"Selama pertandingan, beberapa pemain mungkin mengatakan hal-hal seperti 'ini adalah permainan pria'. Saya mengatakan ini adalah permainan pria dan permainan wanita. Setelah pertandingan selesai mereka biasanya meminta maaf "
Meskipun mengatakan posisinya yang unik sebagai satu-satunya wasit wanita Muslim, hal itu tak mengubah sosok Roble sama sekali. Dia menyadari pentingnya menginspirasi kelompok wasit wanita yang lainnya.
Roble, yang merupakan subjek dari mini dokumenter UEFA 'We Play Strong', mengatakan perkembangan para wasit perempuan harus terus didorong. “Dalam hal meningkatkan level wasit wanita, saya akan mengatakan, dukung mereka," ujarnya.
Persiapan Kualifikasi Piala Dunia 2026, Shin Tae-yong Minta Dukungan dan Doa Masyarakat Indonesia
Semangat pokoknya coach Shin!Pimpin Daftar Top Skor Sementara Liga 1 Musim Ini, Carlos Fortes Tak Ingin Jumawa
Musim lalu sempat menurun, tapi musim ini jadi gacor...Hasil Drawing Kualifikasi Piala Dunia 2026, Indonesia Bertemu Brunei Darussalam
Semoga bisa lolos ke Piala Dunia 2026, Amin...Merupakan Rival Berat, Maciej Gajos Beri Tanggapan Soal Persija dan Persib
Bahkan pemain asing sampai tahu soal rivalitas ini...Alami Cedera Parah, Marko Simic Terpaksa Absen Membela Persija Selama 6 Pekan
Krisis penyerang dialami Persija saat ini...
Opini