Libero.id - Tahun lalu, Dario Silva sempat diberitakan bangkrut dan menjadi pelayan restoran pizza. Tahun ini, dirinya justru bergabung dengan manajemen Cadiz.
Klub promosi La Liga itu menunjuk mantan penyerang tim nasional Uruguay sebagai kepala pemandu bakat yang langsung bertanggung jawab kepada Direktur Olahraga, Oscar Arias.
Beberapa waktu lalu, Silva sempat menghebohkan media-media olahraga di seluruh dunia setelah tertangkap kamera sedang melayani pelanggan di sebuah rumah makan yang menjual pizza di Malaga. Berbagai cerita dramatis lalu bermunculan menjadi bumbu berita.
Diawali dengan kisah pria bernama lengkap Dario Debray Silva Pereira itu ketika mengalami kecelakaan fatal pada 23 September 2006 di Montevideo. Dalam sebuah inisiden, Silva tiba-tiba kehilangan kontrol ketika mengemudikan pick-up miliknya. Dia terlempar keluar mobil dan tubuhnya menghantam tiang lampu jalanan. Silva terluka parah dan kaki kanannya diamputasi.
Kejadian itu langsung mengakhiri karier Silva sebagai pesepakbola profesional yang sukses dalam usia 33 tahun. Padahal, Silva saat itu sedang menjadi salah satu pemain andalan Portsmouth di kompetisi Inggris.
Nasib tragis tidak berhenti setelah itu. Dia harus menerima nasib sial setelah semua jerih payahnya selama berkarier sebagai pesepak bola digondol agennya. Semua uang tabungan Silva ketika membela Defensor, Penarol, Cagliari, Espanyol, Malaga, Sevilla, hingga Portsmouth hilang tidak berbekas dilarikan agen yang tidak bertanggung jawab tersebut.
Akibat insiden itu, cerita kemudian berkembang cerita bahwa mantan rekan setim Diego Forlan di lini depan La Celeste tersebut rela menjadi pelayan restoran pizza di Malaga. Tapi, beberapa bulan setelah berita itu muncul, Silva langsung melakukan klarifikasi. Dia menyebut hal itu sebagai berita palsu. Silva justru menyebut bekerja sebagai agen pemain.
"Saya hidup bahagia. Saya tinggal bersama keluarga saya. Saya datang ke rumah seorang teman yang memiliki restoran pizza. Saya selalu datang ke tempat itu. Itu adalah satu-satunya restoran pizza tempat saya menginjakkan kaki di Malaga. Saya merasa seperti di rumah saya sendiri," ujar Silva, dilansir ojogo.pt.
"Saya tidak mengerjakannya (menjadi pelayan restoran). Saya datang untuk menikmatinya bersama teman-teman saya. Saya hanya membantu teman saya karena saat itu sedang ramai," tambah pensiunan pesepakbola kelahiran Treinta y Tres, 2 November 1972, tersebut.
Namun, Silva tidak membantah bahwa uang jerih payahnya di sepakbola dikuasai sang agen, yang melarikan diri. "Mereka (agen) memegang semua uang tabungan saya. Merekalah yang mengatur semua kebutuhan keuangan saya. Lalu, mereka melakukan apa saja yang mereka inginkan tanpa sepengetahuan saya. Kemudian, mereka mencurinya," ungkap Silva.
Kisah itu sudah menjadi masa lalu. Saat ini, Silva ditunjuk menjadi bagian Cadiz. Arias sendirilah yang meminta Silva bergabung untuk sama-sama membesarkan klub yang musim lalu menjadi runner-up Segunda Division.
Mantan striker yang bermain 100 kali untuk Malaga di La Liga itu mendapatkan tugas memantau talenta-talenta muda Amerika Latin yang bisa didatangkan ke Estadio Ramon de Carranza. Sebab, sebagai orang Uruguay, Silva memiliki jaringan yang luas di klub-klub di kampung halamannya.
"Kami pantas mendapatkan promosi karena kami telah bangkit sepanjang musim lalu dan sekarang kami mendapatkan hadiahnya. Namun, kami tidak ingin numpang lewat. Langkah kami selanjutnya adalah mendesain skuad yang akan bertanding di La Liga. Kami butuh orang-orang yang mengerti dengan sepakbola di kompetisi ini," kata Arias, dikutip Diario de Cadiz.
"Musim lalu memang aneh dengan segala yang terjadi di sepakbola, khususnya terkait Covid-19. Itu benar-benar aneh. Tapi, kami tidak bisa berbuat banyak dan akhirnya bisa mewujudkan target kami di akhir musim. Kini, kami harus siap untuk musim depan," lanjut mantan pemain Compostela, Deportivo Alaves, Sporting Gijon, hingga Recreativo Huelva tersebut.
Silva dianggap sosok yang bisa membantu Cadiz bertahan di La Liga karena memiliki pengalaman yang cukup. Saat aktif bermain Silva merumput di banyak klub di Uruguay, Spanyol, Italia, hingga Inggris.
Bersama timnas, Silva bermain 49 kali pada periode 1994-2005. Dia berhenti setelah Uruguay gagal lolos ke Piala Dunia 2006. Namun, sebelum pensiun, dia ambil bagian dibanyak event La Celeste. Silva ikut bermain di Piala Konfederasi 1997, Piala Dunia 2002, hingga Copa America 2004.
Prestasi terbaik Silva di laga internasional adalah membantu Uruguay finish di posisi 3 Copa America 2004. Dia juga menjadi bagian ketika La Celeste menempati posisi 4 Piala Konfederasi 1997.
Profil Frank Wormuth, Pria Jerman yang Akan Bantu Bima Sakti di Piala Dunia U-17 2023
Semoga berhasil menjalankan tugas.Lawan Pemuncak Klasemen, Persik Kediri Malah Kehilangan 3 Pemain Andalan
Pertandingan yang diramal akan menarik.Bertandang ke Markas Sendiri, Begini Persiapan Bali United Hadapi Arema FC
Pertandingan yang cukup unik bagi Bali United.Beda dengan Piala Dunia Pria, FIFA Sebut Piala Dunia Wanita Justru Rugi
Piala Dunia Wanita 2023 akan kick-off dalam hitungan hari.Unik! 5 Pemain Timnas Indonesia Bakal Dilatih Park Hang-seo Jika Gabung Persib Bandung
Semuanya baru sebatas rumor. Bisa benar, bisa salah.
Opini