Villarreal
Libero.id - Villarreal jelas kalah populer dibandingkan Barcelona, Real Madrid, atau Atletico Madrid, yang merupakan wajah La Liga di panggung Eropa. Tapi, bagi penggemar sepakbola 2000-an, sepak terjang Kapal Selam Kuning pasti akan selalu diingat hingga hari ini.
Berbasis di Provinsi Castellon, Valencia Community, dengan populasi sekitar 50.000 orang, Villarreal adalah pendatang baru di La Liga pada milenium baru. Itu karena mereka promosi pada 1998, terdegradasi, dan promosi lagi.
Sumber daya Villareal relatif lebih kecil jika dibandingkan klub lain seperti Sevilla atau Valencia, yang memiliki stadion, sumber keuangan, serta reputasi yang jauh lebih mentereng. Apalagi jika dibandingan Real Madrid, Barcelona, atau Atletico Madrid yang digdaya.
Untuk membuat Villarreal kompetisi, manajemen menunjuk pelatih asal Chile, Manuel Pellegrini, pada 2004/2005. Sepanjang sejarah, Villarreal tidak pernah finish lebih tinggi dari urutan 7. Tapi, dia membuat keajaiban dengan finish posisi 3 pada musim pertamanya. Artinya, tiket Liga Champions 2005/2006.
1 - In 2004/05, @Eng_Villarreal had their highest scoring season in @LaLigaEN (69) and were the only side to have two different players score 15+ goals: Diego Forlán (who won the Golden Boot with 25 goals) and Juan Román Riquelme (15 goals). Unforgettable.#OptaLaLigaseasons pic.twitter.com/ex8NCAD9t3
— OptaJose (@OptaJose) May 4, 2020
Villarreal 2005: Sorin. Forlan. Riquelme. Cazorla.
What a team this was. pic.twitter.com/3dSWnx1qBs— total Barça (@totalBarca) September 25, 2021
Pertandingan Liga Champions 2005/2006
Muncul pertama kali di babak kualifikasi, Villarreal secara mengejutkan mengalahkan Everton, setelah wasit Pierluigi Collina mengesampingkan gol kemenangan Duncan Ferguson. Itu membuat pertandingan berlanjut ke perpanjangan waktu.
Pada akhirnya, Villarreal mampu mencapai fase grup dan bertemu Manchester United, Benfica, serta Lille.
Hebatnya, dengan dua tim besar Eropa di grup dan satu tim kejutan dari Prancis, Villarreal mampu melangkah mulus ke babak 16 besar. Kemudian, mereka mengalahkan Glasgow Rangers untuk menghadapi Inter Milan di perempat final. Hasilnya, Diego Forlan dkk ketika itu lolos ke semifinal dalam skor agregat 2-2.
Keberhasilan Villarreal mengejutkan dunia. Sebuah klub dari kota kecil, yang 10 tahun sebelumnya belum pernah bermain di papan atas, kini hanya berjarak dua pertandingan lagi dari final Liga Champions.
Satu-satunya kendala yang menghalangi jalan Villarreal untuk tampil di final Liga Champions pada musim debut adalah Arsenal asuhan Arsene Wenger. Kedua tim bertujuan untuk mencapai final pertama.
Pada akhirnya, Arsenal sanggup mencapai final. The Gunners kemudian dikalahkan Barcelona di Stade de France, Saint-Denis, Prancis.
Tapi, kisah Villarreal saat itu benar-benar mencuri perhatian banyak penggemar sepakbola dari seluruh dunia. Sebuah tim yang relatif tidak dikenal telah berhadapan langsung dengan beberapa klub terbesar di Eropa. Ini seperti mimpi yang menjadi nyata.
Throwback to when Diego Forlán and Riquelme were toying with La Liga defenses.
Villarreal had the South American duo of dreams.? pic.twitter.com/BjXNGX1Xry
— Warriors of Uruguay (@UruguayanHeroes) December 14, 2022
Konsisten Jadi Kuda Hitam La Liga
Setelah musim yang gemilang di Eropa, Villarreal harus menerima kenyataan pahit beberapa pemain pergi. Pada musim berikutnya, Juan Pablo Sorin dan Juan Roman Riquelme sama-sama meninggalkan klub. Tapi, kedatangan Robert Pires, Matias Fernandez, dan Cani berarti ada harapan baru menuju musim La Liga.
Benar! Villarreal meningkat dari posisi 7. Mereka mengakhiri musim tersebut di posisi 5. Mereka unggul 4 poin dari Valencia di posisi 4.
Lalu, musim 2007/2008 menjadi salah satu yang terbesar dalam sejarah klub. Meski Diego Forlan pergi ke Atletico Madrid, kedatangan Giuseppe Rossi, Santi Cazorla, dan Diego Lopez memungkinkan Manuel Pellegrini membangun tim yang mampu memainkan sepakbola menyerang berkualitas tinggi.
Dengan dominan menggunakan formasi 4-4-2, Villarreal meraih hasil gemilang sepanjang musim. Itu termasuk menggandakan keunggulan atas Barcelona dan Valencia.
Kekalahan 0-5 dari Real Madrid pada awal musim dengan cepat dilupakan karena tim tetap cukup konsisten. Enam kemenangan berturut-turut dalam run-in berarti Manuel Pellegrini mengamankan finis runner-up dengan 77 poin. Itu prestasi tertinggi klub. Itu sebuah rekor yang masih bertahan hingga hari ini.
Saat itu, Giuseppe Rossi dan Nihat Kahveci mencetak 29 gol di La Liga. Sementara Bruno Soriano, Marcos Senna, Santi Cazorla, dan Robert Pires memberikan kreativitas.
Di pertahanan, Diego Godin dan Joan Capdevila menjaga ketat Diego Lopez. Mereka hanya kebobolan 40 gol di La Liga. Jumlah fantastis tersebut hanya kalah dari tim bergelimang bintang Real Madrid.
Nice video from @Eng_Villarreal featuring players from the 2006 Champions League semi ahead of Thursday’s game pic.twitter.com/eG9gD7XOhB
— Alex Kirkland (@alexkirkland) April 27, 2021
(mochamad rahmatul haq/anda)
18-12-2023 | ||
Real Madrid CF | 4 - 1 | Villarreal CF |
10-12-2023 | ||
Villarreal CF | 0 - 3 | Real Sociedad de Fútbol |
04-12-2023 | ||
Sevilla | 1 - 1 | Villarreal CF |
Profil Frank Wormuth, Pria Jerman yang Akan Bantu Bima Sakti di Piala Dunia U-17 2023
Semoga berhasil menjalankan tugas.Lawan Pemuncak Klasemen, Persik Kediri Malah Kehilangan 3 Pemain Andalan
Pertandingan yang diramal akan menarik.Bertandang ke Markas Sendiri, Begini Persiapan Bali United Hadapi Arema FC
Pertandingan yang cukup unik bagi Bali United.Beda dengan Piala Dunia Pria, FIFA Sebut Piala Dunia Wanita Justru Rugi
Piala Dunia Wanita 2023 akan kick-off dalam hitungan hari.Unik! 5 Pemain Timnas Indonesia Bakal Dilatih Park Hang-seo Jika Gabung Persib Bandung
Semuanya baru sebatas rumor. Bisa benar, bisa salah.
Opini