Kredit: pssi.org
Libero.id - Shin Tae-yong mulai menggelar pemusatan latihan tim nasional Indonesia U-19 di Kroasia. Beda dengan pelatih-pelatih Garuda Muda terdahulu, kedisiplinan menjadi roh nakhoda berkebangsaan Korea Selatan itu.
Keputusan PSSI menunjuk Tae-yong sebagai nakhoda utama timnas segala usia harus dibayar dengan pengorbanan mahal sejumlah pemain Indonesia. Mereka harus bersedia meninggalkan kebiasaan lama yang dinilai buruk oleh Tae-yong jika masih bermimpi bermain di Piala Dunia U-20 2021.
Pasalnya, dari dua pelatnas yang dijalani timnas U-19, ada benang merah yang tidak bisa dibantah untuk mengukur kualitas nakhoda Korsel di Piala Dunia 2018 tersebut. Tae-yong adalah pelatih yang tegas, disiplin, dan tidak kenal kompromi. Bagi dia, jika pemain belum mati di lapangan, maka harus terus berlari mencari ruang dan bola.
Sebagai orang Asia Timur, terlihat jelas Tae-yong lebih mengutamakan kedisiplinan dan menghapus status bintang. Itu dibuktikan dengan pencoretan beberapa pemain timnas U-19 yang menjadi bintang pada Kualifikasi Piala Asia U-19, beberapa waktu lalu.
Berikut ini 10 perubahan yang dibawa Tae-yong ke timnas U-19, yang layak dinantikan hasilnya:
1. Latihan fisik jadi prioritas
Fisik menjadi menu utama timnas U-19 sejak hari pertama Tae-yong bekerja. Tidak tanggung-tanggung, para pemain bisa berlatih tiga kali sehari. Menu latihan tanpa bola lebih banyak dari latihan game. Tae-yong merancang latiha fisik yang keras karena sadar bahwa titik lemah pemain Indonesia adalah stamina. Dia sempat mengatakan bahwa para pemain timnas hanya sanggup bermain bagus selama 45 menit.
Dalam berbagai kesempatan, Tae-yong menegaskan bahwa dirinya tidak peduli jika timnas U-19 kalah di pertandingan uji coba. Justru, yang menjadi perhatian dirinya adalah kondisi fisik pemain berada di level yang bisa bersaing di tingkat internasional.
2. Menyukai pemain keturunan
Menolak rencana naturalisasi 5 pemain muda Brasil yang sedang menjalani trial di beberapa klub Liga 1 , Tae-yong justru membutuhkan pemain-pemain keturunan Indonesia yang ada di luar negeri. Bagi dia, pemain blasteran akan membuat level sepakbola Indonesia lebih baik.
Bukti lainnya ada dalam 28 anggota timnas U-19 yang berangkat ke Kroasia. Tae-yong memasukkan dua pemain keturunan, yaitu Jack Brown dan Elkan Baggott. Baggott baru pertama ikut seleksi dan langsung diterima. Sementara Brown sudah berkali-kali mendapatkan panggilan, tapi baru kali ini bisa mendapatkan kesempatan lebih lama.
3. Tidak ada toleransi keterlambatan
Para pemain tidak boleh terlambat saat mengikuti agenda timnas, baik latihan, makan bersama, atau pertemuan rutin. Tidak ada toleransi terhadap jam karet, meski hanya 10 menit. Bagi Tae-yong, seorang pemain lebih baik menunggu 1 jam daripada terlamt 1 menit.
Dua pemain muda Indonesia, Serdy Ephyfano (Bhayangkara FC) dan Ahmad Afhridzal (Vamos Indonesia), sudah merasakan ketegasan Tae-yong terkait jam. Gara-gara tertidur di kamar hotel dan terlambat 10 menit datang ke lapangan, Serdy dan Afhridzal tidak jadi dibawa ke Kroasia.
4. Makan berminyak diganti daging merah
Para pemain dilarang memakan makanan yang mengandung banyak minyak seperti gorengan, kerupuk, dan cemilan. Alasannya, tidak baik untuk kesehatan lantaran mengandung lemak jenuh yang bisa menghadirkan kolesterol tinggi yang sulit terurai dalam waktu singkat.
Sebagai gantinya, Tae-yong meminta para pemain menjadikan daging sapi sebagai menu wajib setiap harinya. Pasalnya, daging merah mengandung banyak protein yang bisa meningkatkan kekuatan tubuh dan stamina ketika berjibaku di lapangan pertandingan maupun latihan.
5. Jauhi media sosial
Para pemain dilarang menggunakan media sosial saat menjalani agenda timnas. Jika selama menjalani pelatnas ada yang menggunakan Faceboook, Twitter, Instagram, atau Youtube, Tae-yong tidak sungkan memberikan hukuman denda. Bagi Tae-yong, komentar-komentar netizen di media sosial bisa mempengaruhi penampilan para pemain saat di lapangan. Dia tidak ingin pemain-pemain timnas U-19 mendapat pengaruh negatif.
6. Dilarang membawa handphone
Para pemain tidak boleh membawa handphone saat latihan, di area lapangan, di ruang ganti, maupun ketika pertandingan. Sejak meninggalkan hotel menuju lapangan, Tae-yong tidak ingin melihat handphone di saku para pemainnya. Alasannya, menggangu keakraban diantara para pemain dan antara pemain dengan tim pelatih. Handphone yang terkoneksi dengan media sosial juga bisa memudarkan konsentrasi pemain.
Penggunaan alat komunikasi baru diizinkan saat para pemain sedang berada di kamar atau ketika tidak sedang berlatih. Sebab, itu menjadi hak pemain untuk berhubungan dengan keluarga maupun teman-temannya.
7. Pemberlakuan jam malam
Para pemain juga dilarang keluar hotel sembarangan dan tanpa izin. Jika akhirnya diberikan izin dengan alasan yang masuk akal, pemain bersangkutan sudah harus sudah kembali ke hotel maksimal pada pukul 21.00 WIB.
Tujuan peraturan tersebut agar para pemain bisa tidur lebih cepat dan berkualitas agar ketika bangun di pagi harinya lebih segar. Pasalnya, sejak awal Tae-yong sudah menegaskan bahwa latihan yang akan dijalani para pemain akan sangat berat sehingga membutuhkan kondisi tubuh yang baik.
8. Latihan menggunakan kaus kaki berbeda
Para pemain menggunakan kaus kaki dengan dua warna berbeda saat berlatih di lapangan. Tujuan utama Tae-yong adalah untuk melihat kekuatan kaki pemain yang bersangkutan. Bagi pemain yang memiliki kaki lemah, dia memiliki kewajiban untuk memberikan porsi latihan lebih agar kedua kaki pemain seimbang.
9. Menggunakan seragam saat beraktivitas bersama
Para pemain harus menggunakan seragam yang diberikan sponsor dan PSSI saat beraktivitas. Seragam harus dikenakan ketika di lapangan, saat berada di hotel, dan saat menjalani perjalanan.
Selain untuk memudahkan identifikasi, seragam yang sama dimaksudkan agar mereka memiliki semangat yang sama. Tae-yong ingin para pemain bangga menggunakan seragam berlogo Garuda. Dia ingin para pemain sadar dengan status sebagai anggota timnas sehingga harus bertanggung jawab dengan segala tindakan di dalam maupun luar lapangan.
10. Pemain yang tidak serius otomatis dicoret
Para pemain diwajibkan berlatih dengan sungguh-sungguh. Dia tidak sungkan mencoret pemain yang malas, meski sedang menjalani pelatnas di luar negeri. Tae-yong menyebut bahwa pemain timnas dibiayai olah negara dan pajak masyarakat sehingga harus benar-benar bertanggung jawab. Dia tidak peduli dengan status sang pemain. Selama tidak mampu menunjukkan penampilan yang bagus akan langsung dicoret.
Kisah Jersey ala Cristiano Ronaldo di Barito Putera, Kini Puncaki Klasemen Liga 1
Apakah ini akan bertahan lama atau sementara?Gokil! Marselino Ferdinan Cetak 2 Gol Lawan FC Groningen di Laga Pramusim KMSK Deinze
Sayang, skor akhir tidak memihak Lino dkk. Cek videonya!Mundur atau Dipecat Persib Bandung? Ini Penjelasan Lengkap Luis Milla
Sepakbola dianggap mie instan. Baru 3 laga langsung pisah.Analisis Masa Depan 3 Pemain Timnas U-23 yang Dihukum AFC di Era Shin Tae-yong
Masih dipanggil atau tidak? Ini prediksinya.
Opini