Kredit: instagram.com/indahbrown9
Libero.id - Jack Brown bisa dijadikan contoh salah satu pemain muda yang memiliki semangat pantang menyerah. Dicoret setelah berkali-kali mengikuti seleksi tim nasional Indonesia tidak membuat pemuda blasteran Inggris itu mengeluh. Dia terus berusaha hingga akhirnya dilirik Shin Tae-yong.
Jack merupakan satu dari dua pemain keturunan yang mendapatkan kesempatan menjalani pelatnas di Kroasia. Berposisi sebagai gelandang, Tae-yong sengaja ingin melihat kualitas putra kedua pasangan Indah dan Lance Brown itu.
Saat timnas U-19 menjalani pelatnas sebelum pandemi Covid-19, Jack sebenarnya sempat mengikuti seleksi di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang. Tapi, dia kesulitan beradaptasi dengan cuaca di Indonesia yang panas dan sangat berbeda dengan Inggris. Jack gagal tampil maksimal dan akhirnya dicoret.
Namun, Tae-yong masih penasaran dengan kemampuan Jack yang sebenarnya. “Memang kami sudah pernah melihat saat di Cikarang. Tapi, saat itu dia tidak tampil baik karena dia tidak memiliki banyak waktu untuk beradaptasi dengan cuaca di Indonesia. Sebelum kami melakukan pemusatan latihan di luar negeri, saya terlebih dulu ingin melihat dia. Saya yang meminta dia datang," kata Tae-yong kepada media.
Berikut ini 4 fakta yang harus diluruskan terkait berbagai versi berita tentang karier Jack Brown di sepakbola, yang berkembang di media sosial:
1. Mengikuti Manchester United Soccer School, bukan Akademi The Red Devils
Lahir pada 2 November 2001, sejak kecil Jack tinggal di Dubai karena kedua orang tuanya menetap di Uni Emirat Arab. Sejak kecil, Jack sudah menekuni sepakbola. Bersama kakaknya, George, Jack hampir setiap hari berlatih di halaman rumahnya. Jack tercatat pernah berpartisipasi di Manchester United Soccer School (MUSS).
MUSS beda dengan Akademi Manchester United. MUSS adalah semacam summer camp yang dimulai pada 1999 dan telah diikuti 300.000 peserta dari segala usia di lebih dari 90 negara berbeda. MUSS Tidak ada hubunganya dengan Akademi The Red Devils yang bermarkas di Leigh Sports Village. MUSS hanya untuk kepentingan bisnis dan marketing, sementara Akademi MU murni pembinaan.
Saat mengikuti MUSS di Old Trafford pada 2012, Jack memenangkan The World Final Skill Test. Itu adalah kontes yang meliputi empat pengujian, yaitu lofted pass (umpan lambung), finishing (mencetak gol), dribbling (menggiring bola), dan short passing (umpan pendek). Jack mendapat skor tertinggi.
Sebagai hadiahnya, Jack menerima piala dan plakat. Dia juga menerima beberapa hadiah lain, seperti tur di Carrington dan menonton pertandingan MU di Old Trafford. "World Final Skill Test MUSS 2012 diikuti 30 anak berumur 10-16 tahun, yang berasal dari 25 negara," tutur ibunda Jack, Indah Brown, saat itu.
2. Sempat berpose dan bermain dengan seragam West Ham United
Melalui akun Instagram sang ibu pada 14 dan 16 April 2018, sempat diposting foto Jack berpose dengan seragam West Ham dengan latar belakang kandang baru The Hammers, Olympic Stadium London. Ada pula rekaman video pertandingan Jack dengan jersey kedua West Ham.
"Pertandingan lain untuk Jack dan Tim di West Ham vs Tim Swiss U-16. Kamu bermain dengan baik, anaku membuat satu gol. Kerja bagus!!" tulis Indah di akunnya. Sang ibu juga menjawab beberapa pertanyaan dari netizen, yang menanyakan status Jack. Dia menyatakan bahwa sang putra baru diminta bertanding untuk The Hammers U-16.
3. Pernah dicoret saat seleksi timnas U-19 asuhan Indra Sjafri
Saat menjadi pelatih Garuda Muda, Indra sempat memasukkan nama Jack dan kakaknya, George, dalam barisan pemain yang diseleksi pada 6-10 April 2017. Saat itu, ada 14 pemain yang berbasis di luar negeri yang dipanggil untuk diproyeksikan mengikuti Piala AFF U-19 dan Kualifikasi Piala Asia U-19. Saat itu, George baru berusia 17 tahun dan Jack 15 tahun.
Bersama puluhan pemain lokal Indonesia lainnya, kedua pemuda diberi kesempatan unjuk keterampilan mengolah bola di depan nakhoda asal Sumatera Barat tersebut. Tapi, setelah berlatih beberapa hari, Indra dengan berat hati harus mengembalikan Brown bersaudara ke rumahnya. Dia menganggap kualitas kedua pemain blasteran tersebut tidak lebih baik dari pemain-pemain lokal Indonesia.
Fisik menjadi salah satu perhatian Indra ketika memutuskan tidak meloloskan para pemain yang berbasis di luar Indonesia. "Kami memberikan kesempatan untuk mereka. Tapi, semua ada prosesnya. Dia gagal masuk karena memang dalam seleksi ada yang lebih baik," ungkap Indra saat itu.
4. Bermain di Lincoln City U-18, bukan tim utama The Imps
Lincoln adalah klub asal Inggris yang berkompetisi di League One. Dalam piramida FA, League One berada di bawah Premier League dan Championship Division. Musim lalu, The Imps hanya mampu menempati peringkat 16 dari 23 peserta. Liga hanya berlangsung hingga pekan 35 karena pendemi Covid-19. Penentuan tim promosi-degradasi didasarkan pada penghitungan poin saat dihentikan.
Bagaimana dengan Jack? Di situs resmi Lincoln, Jack tercatat di skuad U-18. Musim lalu, Lincoln U-18 bermain di Football League Youth Alliance. Kompetisi itu dibagi 4 grup, yaitu North West Conference, North East Conference, South West Conference, dan SouthEsat Conference. Lincoln U-18 ada di North East Conference dan musim 2019/2020 ada di posisi 11 dari 11 peserta. Kompetisi dihentikan karena Covid-19.
Dalam struktur kompetisi sepakbola junior di Negeri Ratu Elizabeth II, Youth Alliance ada di level 3 dan 4. Di atas kompetisi ini ada Professional Development League. PDL dibagi menjadi Divisi I dan Divisi II. Peserta PDL adalah klub-klub Premier League dan Championship Division.
Profil Frank Wormuth, Pria Jerman yang Akan Bantu Bima Sakti di Piala Dunia U-17 2023
Semoga berhasil menjalankan tugas.Lawan Pemuncak Klasemen, Persik Kediri Malah Kehilangan 3 Pemain Andalan
Pertandingan yang diramal akan menarik.Bertandang ke Markas Sendiri, Begini Persiapan Bali United Hadapi Arema FC
Pertandingan yang cukup unik bagi Bali United.Beda dengan Piala Dunia Pria, FIFA Sebut Piala Dunia Wanita Justru Rugi
Piala Dunia Wanita 2023 akan kick-off dalam hitungan hari.Unik! 5 Pemain Timnas Indonesia Bakal Dilatih Park Hang-seo Jika Gabung Persib Bandung
Semuanya baru sebatas rumor. Bisa benar, bisa salah.
Opini