Kisah Pemain Persija Jakarta Diprofilkan di Situs Resmi FIFA Agustus 2020

"Dia mengaku terinspirasi oleh Paolo Maldini. “Maldini adalah idola saya ketika saya masih kecil,” katanya."

Biografi | 04 September 2020, 08:50
Kisah Pemain Persija Jakarta Diprofilkan di Situs Resmi FIFA Agustus 2020

Libero.id - Jika ada satu pertanyaan yang ditujukan pada semua penggemar sepakbola di negara Nepal, siapa bintang tim nasional yang paling mapan? maka jawabannya hampir pasti adalah Rohit Chand.

Rohit Chand adalah pemain serba bisa, tetapi posisi favoritnya adalah diantara dua pilihan: sebagai bek atau gelandang.

Chand  telah menjadi tokoh kunci di timnas Nepal, baru-baru ini terutama pada gelaran kualifikasi Piala Dunia FIFA 2022 dan kualifikasi Piala Asia.

Nepal tengah berjuang untuk bisa masuk di dua ajang bergengsi tersebut. Tetapi sejauh ini Nepal baru meraih satu kemenangan dari lima pertandingan yang telah dijalani. Kemenangan  itu diraih ketika menundukkan China Taipei dengan skor 2-0 . Hasil itu membuat  Nepal mendekam di posisi kedua dari bawah dalam Grup B, jauh tertinggal dari Australia, Yordania dan Kuwait.

“Pertama kita harus mengatasi dampak COVID-19. Kemudian kami harus fokus pada sisa pertandingan. Australia dan Yordania sama-sama sangat kuat dan bahkan China Taipei adalah tim yang tidak bisa kami remehkan,” ujar Chand di situs resmi FIFA.

Lalu Chand menambahkan harapannya, “Merupakan impian setiap pemain untuk pergi ke Piala Dunia. Tapi [untuk mencapai tujuan itu], kami perlu mempersiapkan diri dengan tampil baik di Kejuaraan SAFF (semacam Piala AFF untuk negara Asia Selatan) dan Piala Asia.”

Chand sendiri telah mengemas 63 penampilan internasional selama 11 tahun karirnya sebagai warga negara Nepal. Itu adalah penampilan terbanyak kedua yang hanya selisih beberapa angka dari penjaga gawang Nepal yakni Kiran Chemjong.

Chand juga adalah salah satu dari sedikit bintang tim nasional yang bermain di luar liga domestik. Saat ini dia memperkuat Persija Jakarta, klub besar di Indonesia. Chand sudah 5 tahun berseragam Macan Kemayoran. Menariknya Chand memulai karier olahraganya bukan sebagai pesepakbola tetapi pemain kriket.

Libero.id

Rohit Chand

Berasal dari desa Surkhet yang memang hiburan utama masyarakat disana adalah olahraga, sebagaimana anak-anak muda umumnya, Chand menaruh minat utamanya pada permainan kriket, bahkan dia sempat mewakili desanya dalam turnamen kriket regional.

Namun musim berganti, kegemaran Chand ikut berubah, saudaranya bernama Rabin lah yang mengubah jalan hidup Chand. Memperkenalkannya dengan sepakbola dan Chand mulai bermain sepakbola.

Lewat bakat alaminya Chand membuat kemajuan sedemikian rupa sehingga dia terpilih untuk mewakili provinsinya dalam turnamen sepakbola nasional. Dari turnamen ini jugalah, bakat Chand ditemukan oleh para pelatih dari Akademi ANFA - sebuah proyek pemuda nasional yang didukung oleh FIFA.

Chand lalu menjalani trial dengan Akademi ANFA dan sayangnya dia gagal menembus skuad tim nasional U-14 Nepal. Tetapi mental Chand telah terbentuk, dia kecewa sebentar dan segera bangkit lagi. Hasratnya pada sepakbola makin besar.

"Kegagalan itulah yang memicu saya untuk bekerja lebih keras lagi," kata pemain berusia 28 tahun itu kepada FIFA.com . "Jika Anda benar-benar menyukai sepakbola maka pasti ada komitmen. Dan tahun depannya saya masuk tim [nasional yunior].”

Chand melakukan debut internasionalnya dengan hasil imbang tanpa gol melawan Palestina pada Maret 2009, dia merupakan pesepakbola termuda Nepal yang bermain untuk tim nasional senior, waktu itu usia Chand baru 16 tahun, 22 hari.  Tetapi rekor tersebut telah dipecahkan oleh Bimal Magar pada tahun 2012, ketika bermain untuk tim senior Nepal melawan Bangladesh pada usia 14 tahun.

Tahun 2011, dalam ajang kualifikasi Piala Dunia 2014,  Chand sudah menjadi pilihan utama di lini belakang, dia memainkan peran kunci saat Nepal memperoleh hasil imbang 1-1 melawan Jordania.

Pada tahun yang sama juga, Chand bermain di liga domestik, dia bahkan menjadi kapten Machhindra FC dan menghantarkan klub itu ke semifinal British Gurkha Cup, penampilannya mengkilap dan membuatnya meraih penghargaan Defender of the Year musim itu.

Berkat penampilannya itu, Chand jadi perhatian klub-klub Eropa dan dia hampir menandatangani kontrak dengan Kettering Town FC, tetapi harapannya kandas terhalang masalah visa.

"Sekarang di usia ini saya tidak melihat harapan untuk bermain di Eropa," katanya, meratapi peluang yang hilang itu. "Untuk waktu yang lama saya memendam harapan untuk pindah ke Eropa, tetapi sekarang tampaknya lebih kecil kemungkinannya. Klub-klub Eropa fokus pada membesarkan bakat-bakat muda."

Tapi Chand menebus itu dengan bergabung ke salah satu raksasa India yakni HAL SC, dia tampil mengesankan di musim pertamanya dan dinominasikan untuk penghargaan pemain muda terbaik musim itu.

Chand lalu mencoba peruntungannya di Indonesia dan bergabung dengan Persija pada 2013. Chand sempat berpindah klub dan puncaknya ketika ia kembali ke Jakarta untuk periode keduanya pada tahun 2017, Chand sukses membantu Persija memenangkan liga dan setahun berselang kembali mengangkat Piala Presiden 2018, bahkan Chand dinobatkan sebagai pemain terbaik Liga 1 2018.

“Saya merasa keterampilan saya meningkat dan permainan saya telah mencapai level yang lebih baik,” katanya mengacu pada kemajuan yang dibuat bersama Persija. "Saya berterima kasih kepada tim manajerial klub atas kepercayaan pada saya."

Sekarang Chand telah memantapkan dirinya sebagai sosok panutan baik di klub atau negara asalnya, baik di dalam maupun di luar lapangan. Itu semua berkat kerja kerasnya selama dua dekade berkarier di atas lapangan hijau. Tetapi secara terbuka, Chand memberikan penghormatan kepada idola masa kecilnya yakni Paolo Maldini, legenda AC Milan itulah yang jadi sumber inspirasinya.

“Maldini adalah idola saya ketika saya masih kecil,” katanya tentang mantan bek Italia dan AC Milan itu. “Dan dia tetap menjadi idola dan inspirasi bagi saya hari ini. Bagi saya, dia lebih dari sekadar salah satu bek terbaik yang pernah dilihat dunia. Selain itu, kepribadiannya yang hebat, kepemimpinan, dan konsistensinya dalam penampilannya adalah hal-hal yang saya cari selama tumbuh dewasa,” tutup Chand.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network