Libero.id - Dikenal sebagai negara penuh konflik pada awal pendiriannya, masyarakat Bosnia banyak mengalami kesusahan secara ekonomi dan kesehatan. Namun hal itu tak menghalangi para calon pemain sepak bolanya berkembang, bahkan beberapa diantaranya justru mampu menunjukan kualitas yang luar biasa, setara dengan negara-negara penghasil pemain berbakat seperti, Jerman, Spanyol dan Brasil. Berikut 10 pemain Bosnia terbaik sepanjang masa;
10. Elvir Rahimic: 40 caps, tanpa gol
Rahimic adalah salah satu pemain yang paling berprestasi di Rusia, dan memang selama 17 tahun berkarir, dia lebih banyak menghabiskan waktu bermainnya di Rusia bersama CSKA Moscow. Setelah bergabung dengan The Horses dari Anzhi Makhachkala pada 2001, Rahimic terhitung telah memenangi banyak gelar bergengsi, diantaranya adalah 5 gelar Russian Premier League berhasil ia raih.
'The Iron Man' juga berperan penting ketika membawa CSKA Moscow meraih gelar Liga Eropa untuk pertama kalinya pada tahun 2005. Pada 13 Mei 2014, Rahimic mengumumkan keputusannya untuk gantung sepatu, 4 tahun kemudian dia sempat menjadi pelatih kepala timnas Bosnia walaupun hanya bertahan satu tahun.
9. Meho Kodro: 13 caps, 3 gol
Dibutuhkan pemain spesial untuk membuat Johan Cruyff terkesan dan Meho Kodro berhasil menarik perhatian pria Belanda itu yang kemudian membuat El Barca mengkontraknya pada tahun 1995. Kodro berhasil mencetak sembilan gol selama musim pertamanya di Catalonia, termasuk dua gol melawan Real Madrid. Namun, ketika Cruyff meninggalkan Camp Nou 12 bulan kemudian, Kodro pun melakukan hal yang sama.
Selain bermain untuk Barca, penyerang Bosnia itu juga mencetak gol secara rutin untuk Real Sociedad, Tenerife dan Alaves - menjadikan dirinya sosok yang populer di Spanyol. Kendati begitu, Bosnia yang tidak memperoleh kemerdekaan dari Yugoslavia sampai akhir kariernya, membuat Kodro hanya mampu tampil sebanyak 13 kali untuk The Dragons. Pemain terbaik Bosnia dua kali itu juga sempat melatih negaranya pada tahun 2008, tetapi setelah berselisih dengan federasi, ia dipecat setelah bertugas lima bulan.
8. Asmir Begovic: 62 caps, tanpa gol
Dibesarkan di Jerman dan Kanada, Begovic bisa dengan mudah menjadi salah satu warga dari kedua negara tersebut. Dalam perjalanan kariernya, Begovic sempat tampil membela timnas Kanada U-20 selama 3 tahun. Namun, kepindahannya ke Portsmouth pada 2005, diikuti dengan masa pinjaman berikutnya dan penampilan impresifnya saat tampil untuk Stoke City, menarik perhatian negara kelahirannya, Bosnia. Penampilannya di bawah mistar bersama Stoke membuat ia mendapatkan status kewarganegaraan Bosnia.
Sejak 2012, pemain yang kini bermain untuk AC Milan itu telah menjadi penjaga gawang nomor satu di tim nasional, dan Begovic juga sempat mencicipi penghargaan sebagai pemain terbaik Bosnia pada tahun 2013. Kendati penampilannya di Piala Dunia 2014 cukup mengecewakan, ia bersama Edin Dzeko dan kawan-kawan sekarang fokus untuk mendapatkan satu tempat di Piala Eropa 2020 yang akan diselanggarakan tahun 2021 mendatang.
7. Elvir Bolic: 51 caps, 22 gol
Penggemar Manchester United pasti tidak akan melupakan nama seorang Elvir Bolic. Ketika Setan Merah menjamu Fenerbahce di Old Trafford pada tahun 1996, United memiliki rekor tak terkalahkan dalam pertandingan Eropa selama 40 tahun. Namun, gol semata wayang Bolic yang berhasil mengecoh Peter Schmeichel mengakhiri rekor fantastis Setan Merah.
Selama 18 tahun berkarier sebagai pesepak bola, total Bolic telah bermain untuk 11 tim, meskipun dirinya lebih dikenal ketika bermain untuk Fenerbahce selama lima tahun, dimana ia berhasil membawa The Yellow Canaries meraih gelar Liga Turki musim 1995/96. Di kancah internasional, Bolic adalah pencetak gol terbanyak keempat untuk The Dragons setelah Dzeko, Ibisevic dan Misimovic.
6. Vedad Ibisevic-83caps, 28 gol
Seperti Begovic, Ibisevic menghabiskan masa kecilnya di negara lain, yaitu Swiss dan Amerika Serikat. Dia memilih bermain untuk Bosnia, dan sejak debutnya pada tahun 2007, dia adalah pemain reguler selama 11 tahun sebelum mengumumkan gantung sepatu dari pentas internasional pada tahun 2018. Pemain yang pernah mendapatkan penghargaan sebagai pemain terbaik Bosnia tahun 2008 itu lebih banyak menghabiskan waktu bermainnya bersama klub-klub di Bundesliga, di antaranya adalah Alemannia Aachen, Hoffenheim, Hertha Berlin dan Stuttgart.
Di usianya yang sekarang menginjak 36 tahun, Ibisevic masih belum memikirkan untuk gantung sepatu di level klub, justru ia baru saja meneken kontrak 1 tahun bersama Schalke 04, dan akan mendonasikan gaji pokoknya untuk kegiatan amal.
“Saya di sini bukan untuk mencari uang, tapi untuk bermain di Bundesliga, Jadi kami sepakat bahwa saya tidak akan mendapatkan gaji pokok, hanya yang saya butuhkan untuk menutupi asuransi. Gaji pokok saya akan disumbangkan untuk amal. Saya hanya akan bermain untuk mendapatkan bonus," ujar Ibisevic.
5. Zvjezdan Misimovic: 84 caps, 25 gol
Karier Misimovic penuh dengan konfrontasi dengan rekan satu tim dan manajer, serta terus menerus mengolok-olok berat badan dan sikapnya terhadap permainan. Tapi, ketika bola berada di kakinya, hanya sedikit yang bisa mempertanyakan kualitas yang dimiliki gelandang serang itu.
Dia hanya membuat tiga penampilan untuk Bayern Munich, sebelum bergabung dengan Galatasaray dan Dynamo Moscow. Pada tahun 2011, ketika Gheorghe Hagi menjadi pelatih Galatasaray, ia mencap pria Rumania itu sebagai seorang "pembohong" yang membuat dirinya didepak dari Turki.
Sebelum pensiun pada 8 Januari 2017, Misimovic sempat bermain untuk tim asal China, Guizhou Renhe, mengemas 88 penampilan dan mencetak 17 gol. Sebelum Edin Dzeko memantapkan dirinya sebagai pemain dengan penampilan terbanyak untuk timnas Bosnia pada tahun 2018, Misimovic adalah pemegang rekor tersebut selama 14 tahun, sementara 25 golnya dari lini tengah juga membuatnya menjadi favorit di antara para fans The Dragons.
4. Emir Spahic: 94 caps, 6 gol
Setelah debutnya di Bosnia melawan Rumania pada tahun 2003, Spahic telah menjadi bagian integral dari lineup awal negaranya, sehingga dia diplot oleh pelatih mana pun sebagai kapten tim.
Bek tengah dengan pengalaman yang luas, Spahic telah bermain di Liga Champions dan Liga Eropa bersama NK Zagreb, Lokomotiv Moscow, Montpellier, Sevilla, dan Bayer Leverkusen. Pada 7 Agustus 2014, Spahic telah resmi menyatakan pensiun dari dunia sepak bola, meski satu bulan kemudian, pelatih Bosnia saat itu, Safet Susic memanggilnya kembali untuk bermain karena krisis pemain bertahan.
Meski bukan pencetak gol yang produktif, pemain yang kini berusia 40 tahun itu mampu mengemas 6 gol untuk negaranya, termasuk satu gol dalam pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2018 melawan Estonia.
3. Miralem Pjanic: 92 caps, 15 gol
Pemain baru Barcelona ini adalah salah satu play maker terbaik di dunia, bukan hanya karena kemampuannya dalam membaca permainan, tapi umpan serta kejeniusannya dalam mengambil keputusan bisa disejajarkan dengan Xavi ataupun Pirlo.
Setelah bergabung dengan Lyon dari Metz pada 2008, Pjanic diperkirakan akan mengambil alih dari gelandang Brasil, Juninho Pernambucano. Musim pertamanya di Prancis rusak karena cedera patah kaki yang ia alami, tetapi ia mampu pulih dan berhasil mencetak gol kemenangan yang mengirim Lyon lolos ke perempat final Liga Champions dengan mengalahkan Real Madrid pada tahun 2010 - momen terbaiknya dalam balutan seragam Lyon.
Pjanic kemudian bergabung dengan Roma selama 5 musim, mengemas 159 penampilan dan mencetak 27 gol di Seria A, membuat Juventus jatuh hati dengan memboyongnya ke kota Turin pada 2016 lalu. Sekarang ia bermain untuk Barcelona usai Bianconeri menerima tawaran tukar tambah dengan geladang muda mereka, Arthur Melo.
2. Hasan Salihamidzic: 43 caps, 6 gol
Enam gelar Bundesliga, empat DFB-Pokal, dan satu Liga Champions (semua dimenangkan bersama Bayern Munich) adalah hal yang dapat dilihat dari karir seorang Hasan Salihamidzic. Setelah bermain di tim Bayern yang secara dramatis dikalahkan oleh Man United pada tahun 1999, sang gelandang mencetak gol dalam drama adu penalti dua tahun kemudian saat klub Jerman itu menumbangkan Valencia dan mendapatkan trofi Liga Champions ke-4 mereka.
Pemain Terbaik Bosnia (dua kali) juga merupakan bagian dari skuad Juventus yang kembali ke Serie A dengan memenangkan gelar Serie B pada tahun 2007. Selama berada di Turin, ia adalah idola dari para penggemar Bianconeri dengan mencetak dua gol dalam skor 3-2 atas AC Milan. Sekarang ia adalah direktur olahraga dari Die Bayern sejak tahun 2017 dan menjadi sosok yang penting dalam treble winner yang diraih Bayern Muenchen musim ini.
1. Edin Dzeko: 109 caps, 59 gol
Berhasil kembali menaikkan pamor ‘penyerang murni’ di Seria A bersama AS Roma, Dzeko adalah kapten, pencetak gol terbanyak sekaligus pemain dengan penampilan terbanyak untuk timnas Bosnia. Memulai karir profesionalnya bersama tim lokal, Zeljeznicar, Dzeko muda berkembang pesat ketika menerima pinangan dari Wolfsburg.
Di usia 21 tahun, ia mampu membawa Radkappen keluar sebagai jawara Bundesliga musim 2008/09. Pada tahun 2011, Dzeko dibeli oleh Manchester City dengan mahar 32 juta Euro, transfer termahal kedua klub pada saat itu sesudah Robinho. Bersama The Citizens, Dzeko berhasil meraih gelar Liga Premier musim 2011/12 dan 2013/14.
Dzeko kemudian melanjutkan kariernya bersama Serigala Ibukota, AS Roma. Sejauh ini sejak berseragam Roma pada tahun 2015, Dzeko mampu membukukan 106 gol dari 219 penampilan disemua kompetisis yang memantapkan dirinya sebagai pencetak gol terbanyak klub keempat, membuntuti rekor gol Rodolfo Volk dan Amedeo Amadei. Selain itu, ia adalah pemegang gol terbanyak sepanjang masa untuk Wolfsburg, yakni 66 gol berhasil ia cetak dan ia dinobatkan tiga kali sebagai pemain terbaik Bosnia (2009, 2010, 2011)
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini