Libero.id - Piala Dunia U-20 2023 kurang dari 2 bulan lagi. Dalam waktu dekat seharusnya ada agenda drawing yang digelar di Bali, tepatnya pada 31 Maret mendatang. Namun PSSI baru saja mengumumkan kalau FIFA batal menggelar agenda tersebut lantaran masalah politik dalam negeri.
Di mana Gubernur Bali, Wayan Koster, menyatakan penolakannya terhadap kehadiran Israel U-20 di tanah Dewata. Sebelumnya gelombang protes dari berbagai pihak juga berlangsung untuk Israel yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia.
Lantaran hal itu persepakbolaan Indonesia terancam kembali di banned oleh FIFA. Jika hal buruk itu terjadi maka sungguh nasib persepakbolaan Indonesia kembali akan suram.
Dilansir dari laman resmi PSSI, setidaknya ada 10 hukuman yang bisa dijatuhkan ke sepak bola Indonesia. Salah satunya adalah melarang Timnas Indonesia, baik di kelompok umur maupun senior bermain di turnamen internasional yang masuk dalam kalender FIFA
Itu artinya keikutsertaan tim besutan Shin Tae-yong di Piala Asia 2023 terancam. Padahal untuk bisa bermain di level itu Skuad Garuda harus menanti 17 tahun lamanya setelah perjuangan demi perjuangan.
Piala Asia 2023 seharusnya berlangsung pada 16 Juni sampai 16 Juli 2023. Namun, Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) merubah jadwal lantaran China yang semula menjadi tuan rumah mengundurkan diri dan event bergengsi itu diambil alih oleh Qatar dan jadinya akan berlangsung pada Januari 2024.
Hal tersebut tentu sangat disayangkan, mengingat Shin Tae-yong, PSSI, dan segenap pihak sudah mempersiapkan segala sesuatunya dengan serius. Termasuk progam naturalisasi yang tengah digarap.
Terakhir kali Timnas Indonesia mentas di Piala Asia adalah pada tahun 2007. Ketika itu Timnas Indonesia juga berstatus tuan rumah, bersama dengan Malaysia, Thailand, dan Vietnam.
Terlepas dari itu, ini semua masih kemungkinan. FIFA sendiri belum mengeluarkan pernyataan terkait sanski. Ini tak lebih dari bayang-bayang buruk yang harus segera diantisipasi.
Opini