Libero.id - Setelah menggelar Piala AFF-16 dan Piala AFF U-19, Federasi Sepakbola ASEAN (AFF) berencana kembali memutar Piala AFF U-23. Dua negara telah ditawarkan menjadi penyelenggara, yaitu Thailand dan Vietnam. Tapi, Vietnam menolak dan Thailand mengajukan syarat khusus.
Mengikuti jenjang kompetisi antarnegara di AFC, AFF juga memiliki kompetisi untuk pemain-pemain usia 23 tahun. Turnamen ini akan memasuki edisi keempat pada 2023. Pada tiga edisi sebelumnya, bertajuk Piala AFF U-22.
Dalam tiga turnamen yang sudah digelar, tiga negara sukses menjadi juara. Thailand juara edisi perdana pada 2005 saat menjadi tuan rumah. Kemudian, Indonesia menjadi juara edisi kedua pada 2019 di Kamboja. Dan, pada edisi ketiga yang masih digelar di Kamboja pada 2022, Vietnam yang juara.
Untuk edisi keempat ini, AFF belum menentukan tempat dan tanggalnya. Mereka hanya menawarkan dua negara finalis edisi sebelumnya untuk menjadi tuan rumah, yaitu Thailand dan Vietnam. Pada 2022, Indonesia mundur karena banyak pemain yang positif Covid-19 saat tes sebelum turnamen.
Meski ditawarkan kepada Vietnam dan Thailand, responsnya negatif. Asosiasi Sepakbola Vietnam (VFF) menolak menjadi tuan rumah. Tidak ada alasan yang diungkapkan.
Sementara Asosiasi Sepakbola Thailand (FAT) bersedia mengambil alih penyelanggaraan turnamen tersebut dengan sebuah syarat, yaitu harus digelar pada Agustus, bukan November seperti timline AFF. Sebab, akan berbenturan dengan jadwal kompetisi domestik.
Lalu, mengapa AFF tidak menawarkan kepada Indonesia yang baru saja patah hati setelah dicoret dari penyelenggara Piala Dunia U-20 2023? Tidak ada yang tahu pasti alasannya!
Jadi, apakah PSSI berminat menawarkan diri? Ajang ini pasti tidak akan ditolak karena tidak ada timnas Israel.
(mochamad rahmatul haq/anda)
Opini