Libero.id - Setelah Thailand, Singapura, dan Vietnam, sepakbola Liga Super Malaysia berencana menggunakan VAR untuk kompetisi 2024. Itu berarti, kompetisi sepakbola Indonesia akan tertinggal semakin jauh. Jangankan berpikir VAR, Liga 1 masih saja sibuk membenahi mental suporter yang gemar tawuran.
Tanda-tanda VAR akan diterapkan di Liga Super Malaysia terlihat ketika Persatuan Sepakbola Malaysia (FAM) mengadakan pertemuan awal untuk mensosialisasikan dan membahas mengenai teknologi yang dapat meringankan kerja wasit itu.
Pertemuan itu turut menghadirkan tiga instruktur VAR dari FIFA, yaitu Dirk Schlemmer, Michael Bailey dan Bhaveshan Morghen.
Para peserta workshop yang terdiri dari staf FAM dan Malaysian Football League (MFL) yang tergabung dalam tim proyek VAR di Liga Malaysia. Mereka diberikan penjelasan detail mengenai aspek-aspek yang terdapat dalam Implementation Assistance and Approval Program (IAAP) untuk penerapan teknologi VAR ini.
"Upacara pembukaan workshop ini diselesaikan oleh Wakil Presiden FAM, Dato' S. Sivasundaram selaku Ketua Komite Wasit FAM. Sedangkan upacara penutupan diselesaikan oleh Sekjen FAM, Noor Azman Hj Rahman," bunyi pernyataan resmi FAM terkait pelatihan VAR.
Sebelumnya, Presiden FAM, Datuk Hamidin Mohd Amin, sempat menemui Ketua Komite Wasit FIFA, Pierluigi Collina, untuk membahas penggunaan VAR di kompetisi domestik.
Kepada FAM, Pierluigi Collina menjelaskan ada dua jenis VAR yang bisa menjadi pilihan untuk Liga Super Malaysia. Pertama, Full VAR, yang dilengkapi minimal delapan kamera. Kedua, VAR Light, yang kameranya kurang dari delapan.
"Meski Collina menyarankan Full VAR, dia menjelaskan VAR Light juga bisa digunakan untuk tahap awal karena harganya 50 persen lebih murah. Tapi, Collina mengingatkan bahwa kualitasnya pasti berbeda dengan Full VAR jika memilih menggunakan VAR Light," Datuk Hamidin Mohd Amin.
(mochamad rahmatul haq/anda)
Opini