Libero.id - Pada bulan Februari lalu, Presiden Jokowi bersama dengan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir; dan juga para Exco PSSI meninjau lokasi untuk pembangunan training center (TC) sepak bola. Total akan ada 8 lapangan yang akan dibangun di IKN dimana targetnya bisa selesai tidak lebih dari satu tahun.
Ketika itu, Erick Thohir mengatakan bahwa pendanaan pembangunan training center berasal dari FIFA. Namun ternyata induk federasi sepak bola dunia itu menghentikan pendanaan tersebut yang berasal dari program FIFA Forward 3.0.
Seperti yang kita ketahui, sanksi administratif yang diterima oleh Indonesia menyusul dicabutnya status tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 adalah pembekuan dana FIFA Forward 3.0.
Kabar baiknya PSSI menegaskan bahwa pembangunan training center di IKN akan tetap dilanjutkan tanpa bergantung pada dana dari program FIFA yang ditujukan untuk pengembangan sepak bola tersebut.
Hal itu disampaikan langsung oleh Anggota Exco PSSI, Arya Sinulingga, saat acara buka puasa di GBK Arena, Jakarta, pada Selasa (11/4) lalu.
"Yang pasti TC di IKN, soal pendanaan itu kan sanksi itu kan kami harus meyakinkan FIFA bahwa transformasinya jalan, salah satunya adalah infrastruktur, TC itu termasuk. Jadi nanti kalau misalnya ada progress, maka itu bisa kita ajukan kepada FIFA," ungkap Arya.
Seperti yang diketahui selama ini Timnas Indonesia tidak punya markas tetap untuk menggelar sejumlah kegiatan. Hal ini tentu merepotkan karena harus berpindah-pindah dan tak jarang melakukan perjalanan jauh yang memakan energi pemain.
Pembangunan training center diharapkan bisa menjadi solusi.
"Tidak ada masalah [dengan sanksi FIFA] asal nanti tiap progress kita ajukan," pungkasnya.
Namun Arya Sinulingga tak menyebut darimana nantinya dana itu berasal.
(gigih imanadi darma/gie)
Opini