Kredit:relamadrid.com dan fcbarcelona.com
Libero.id - Pandemi Covid-19 benar-benar mengubah wajah sepakbola modern. Setelah berbagai macam aturan, kini La Liga Spanyol mengulurkan keputusan: ruang ganti pemain tak boleh digunakan. Keputusan itu mengacu pada kekhawatiran, mengingat sebanyak 18 orang di 10 klub LaLiga dan 10 dari 6 tim di kompetisi liga Spanyol lainnya dinyatakan positif Covid-19.
Tentu saja, banyak pelatih yang mengeluhkan peraturan itu. Ruang ganti bagi pelatih dan pemain adalah ruang sakral. Mereka bisa mengevaluasi dan mengatur ulang strategi, pelatih bisa bebas mencak-mencak pada pemain yang tak becus, atau bahkan pertengkaran kerap terjadi juga di ruang ganti pemain. Artinya ada sisi emosional yang hilang.
Tetapi apa mau dikata, bagi otoritas kesehatan, menghabiskan lebih dari 15 menit bersama di ruang ganti dianggap sebagai cara yang rentan terhadap penularan wabah. Jika seseorang dinyatakan positif, seluruh skuad dan staf akan dipaksa untuk dikarantina -sesuatu yang tentu tak diinginkan sama sekali.
Argumen itu dapat diterima dan mendapat lampu hijau oleh otoritas kesehatan dan Dewan Olahraga Nasional Spanyol (CSD), jadi berikut 6 alasan lebih jauh mengapa ruang ganti tak boleh dipakai sementara waktu:
1. Jadwal Pertandingan dan Interaksi Sosial
Musim lalu diizinkan menggunakan ruang ganti karena laga dimainkan per 3 hari dan sisanya pemain fokus untuk berlatih, atau dengan kata lain minim kehidupan sosial di luar sepakbola.
Keadaan itu sekarang telah berubah, dengan 7 hari dari jarak pertandingan ke pertandingan lainnya, waktu para pemain lebih banyak dipakai bersama keluarga atau kehidupan pribadi. Ini dianggap berbahaya dengan alasan riwayat interaksi dengan orang lain.
2. Kesulitan dalam Sosial Distancing
Ruang ganti adalah tempat untuk 30 orang, dan praktis tidak mungkin untuk menghargai jarak. Sulit untuk menerapkan konsep sosial distance sesuai protokol kesehatan yang berlaku.
3. Sumber utama Penularan
Ruang ganti ternyata momok buruk bagi pemain-pemain yang terkena Covid-19, hal ini telah dibuktikan di beberapa titik seperti Fuenlabrada dan, baru-baru ini, di Merida, di mana terjadi penularan wabah. Keduanya merupakan klub kasta kedua Liga Spanyol.
4. Ventilasi yang buruk
Napas para pemain pastinya akan jauh lebih kencang ketika sehabis bermain, belum lagi dalam jeda babak itu, kebiasaan para pemain kadang-kadang berteriak, minum dari satu tempat, memakai handuk sembarangan bahkan meludah. Itu menyebabkan hawa ruang ganti jadi panas dan ini jauh lebih berisiko dibandingkan dengan pembicaraan teknis di hotel atau di atas lapangan langsung.
5. Pengobatan
Otoritas terkait terutama kesehatan pasti akan sangat direpotkan, jika waktu ke waktu jumlah pasien bertambah.
6. Potensial kontak
Ruang ganti biasanya menghabiskan sekitar 15 menit, sementara pihak kesehatan mengaggap itu lebih dari cukup untuk virus bekerja, terlebih interaksi dan ruang ganti dirancang untuk saling berdekatan.
Pelatih yang Protes
Sementara itu, pelatih kepala Real Valladolid Sergio Gonzalez menyatakan ketidaknyamanannya dengan keputusan pihak berwenang yang melarang penggunaan ruang ganti. "Ruang ganti adalah rumah pesepakbola," kata Sergio kepada media, El Partidazo de COPE.
"Itu menyebabkan esensi sepakbola hilang,” tambahnya. Sergio menekankan bahwa larangan seperti itu mengubah budaya olahraga. "Sepak bola adalah olahraga tim dan sebagian besar lahir di ruang ganti. Saya hanya berharap solusi ditemukan secepat mungkin,” tutupnya.
Profil Frank Wormuth, Pria Jerman yang Akan Bantu Bima Sakti di Piala Dunia U-17 2023
Semoga berhasil menjalankan tugas.Lawan Pemuncak Klasemen, Persik Kediri Malah Kehilangan 3 Pemain Andalan
Pertandingan yang diramal akan menarik.Bertandang ke Markas Sendiri, Begini Persiapan Bali United Hadapi Arema FC
Pertandingan yang cukup unik bagi Bali United.Beda dengan Piala Dunia Pria, FIFA Sebut Piala Dunia Wanita Justru Rugi
Piala Dunia Wanita 2023 akan kick-off dalam hitungan hari.Unik! 5 Pemain Timnas Indonesia Bakal Dilatih Park Hang-seo Jika Gabung Persib Bandung
Semuanya baru sebatas rumor. Bisa benar, bisa salah.
Opini