Kisah Memalukan Persibo Bojonegoro di Piala AFC 2013, Cuma Bawa 12 Pemain

"Mereka kalah 0-8. Mereka dituding pura-pura cedera. ”Itu memalukan. Tidak ada yang percaya pemain-pemain mereka cedera,” kata kapten Hong Kong."

Feature | 18 September 2020, 20:04
Kisah Memalukan Persibo Bojonegoro di Piala AFC 2013, Cuma Bawa 12 Pemain

Libero.id - Pengalaman perdana Persibo Bojonegoro di kompetisi Asia berakhir sangat memalukan. Selain menjadi lumbung gol, Laskar Angling Darma juga sempat memainkan salah satu pertandingan paling tidak sportif dalam sejarah Piala AFC.

Sebagai juara Piala Indonesia 2012, Persibo mendapatkan kesempatan bermain di Piala AFC 2013. Berhubung kompetisi di Indonesia pada masa itu sedang kacau akibat dualisme antara Indonesia Premier League (IPL) dengan Indonesia Super League (ISL), keputusan PSSI mengirim Persibo ke ajang kelas dua Asia berujung noda hitam.

Menghadapi tim-tim dari negara yang secara tradisi ada di bawah Indonesia, Persibo justru tidak pernah mencatatkan kemenangan. Mereka dikalahkan Yangon United (Myanmar) 0-3 dan 1-7 serta New Radiant (Maladewa) 0-7 dan 1-6. Ada lagi 3-3 dan 0-8 dengan Sunray Cave JC Sun Hei (Hongkong)  

Dari enam pertandingan yang dijalani di Grup F, Laskar Angling Darma menderita 34 gol dan hanya memasukkan 5 gol! Jumlah yang bikin banyak orang Indonesia geleng-geleng kepala karena berarti kiper Persibo saat itu, Happy Kurniawan, harus memungut bola rata-rata 5,6 gol per pertandingan.

Tidak hanya itu. Salah satu pertandingan Persibo juga membuat Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) berang. Duel melawan Sun Hei di Mong Kok Stadium, Hongkong, 9 April 2013, klub berseragam oranye-hitam tersebut harus terhenti di menit 65. Penyebabnya, aksi kurang terpuji para pemain.

Dalam laga yang berakhir dengan kekalahan 8 gol tanpa balas itu, Persibo datang ke Hongkong dengan hanya membawa 12 pemain. Alasannya, minim dana, cedera pemain, hingg visa yang ditolak Pemerintah Hongkong. Akibatnya, sepanjang satu jam pertandingan, 5 pemain Persibo pura-pura cedera sehingga hanya menyisakan 6 orang.

Wasit asal Thailand, Chaya Mahapab, heran dengan situasi itu. Dia langsung memutuskan menghentikan pertandingan karena aturan FIFA mengharuskan satu tim minimal bermain dengan 7 orang.

Saat itu, sejumlah media Hongkong, Asosiasi Sepakbola Hongkong (HFA), hingga AFC mempersoalkan pertandingan tersebut. Meski memang 8-0, mereka menuduh pemain-pemain Persibo hanya berpura-pura cedera. Ada lagi suara-suara yang menyebut laga telah dijual kepada sindikat perjudian agar para pemain Persibo sengaja mengalah.

"Itu memalukan. Tidak ada yang percaya pemain-pemain mereka cedera. Mereka hanya tidak mau melanjutkan pertandingan. Tidak bisa diterima," kata Kapten Sun Hei pada masa itu, Roberto Afonso Jr, seusai pertandingan kepada South China Morning Post.

Analisis kubu Sun Hei didasarkan fakta pertemuan pertama di Stadion Manahan, Solo, 6 hari sebelumnya. Saat itu, Persibo tidak tampil terlalu jelek. Meski tidak menang, klub asal Jawa Timur tersebut mampu menciptakan skor imbang 3-3. Tapi, dalam pertandingan di Hongkong, Persibo justru sudah menderita 3 gol ketika duel baru menginjak menit 12.

"Kami sudah sering mendengar sikap tidak sportif yang ditunjukkan tim-tim asal Indonesia di masa lalu. Tapi, sama sekali saya tidak menyangka kami akan menjadi korban mereka," ujar Pelatih Sun Hei ketika itu, Chiu Chun-man.

Akibat pertandingan memalukan tersebut, Komisi Disiplin PSSI bertindak dengan menjatuhkan hukuman kepada sejumlah pemain dan ofisial Persibo. Mereka diduga terkait match fixing dengan sengaja mengalah.

Setelah melakukan penyelidikan selama sekitar 2 bulan dengan metode wawancara, Komdis PSSI menemukan fakta para pemain Persibo memang terbukti sengaja mengalah dengan berpura-pura cedera. Anehnya, PSSI justru tidak mendalami penyebab dilakukannya hal tersebut, khususnya kemungkinan adanya suap dari sindikat perjudian luar negeri.

Komdis PSSI memutuskan 4 pemain Persibo dijatuhi hukuman 2 tahun larangan aktif di sepakbola, yaitu Wahyu Teguh, Tri Rahmad, Bayu Andra, dan Eka Angger. Mereka adalah pemain yang berpura-pura cedera. Satu pemain lainnya, Bijahil Chalwa, yang juga berpura-pura cedera, hanya mendapatkan hukuman 1 tahun dengan masa percobaan 5 tahun.

"Saya meminta maaf karena pertandingan ini tidak bagus. Kami baru tiba di Hongkong pagi hari (sebelum laga) dan kondisi pemain kurang baik. Kami punya 3 pemain yang diskorsing (akumulasi kartu). Tiga pemain lagi gagal mendapatkan visa. Jadi, kami hanya punya 12 pemain. Kami tidak punya uang. Kami tidak memiliki sponsor," ungkap Nakhoda Persibo saat itu, Gusnul Yakin.

Kondisi pada waktu itu memang memaksa pelatih dan pemain Persibo berpikir keras lantaran tidak digaji selama beberapa bulan. Pasalnya, mereka adalah klub IPL sejak era Liga Primer Indonesia (LPI). Awalnya, itu adalah kompetisi ilegal. Lalu, ketika para pengurusnya menguasai PSSI, kompetisinya berubah menjadi legal.

Masalah semakin rumit karena ISL yang diubah menjadi ilegal melakukan perlawanan dengan menggelar kompetisi sendiri. Akibat konflik yang tidak kunjung selesai pada waktu itu telah membuat sponsor menjauhi sepakbola Indonesia. Banyak klub, khususnya IPL, yang akhirnya mengalami kesulitan finansial.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network