Libero.id - Pada Juni 2014, seorang pengguna Facebook dengan akun anonim mengunggah foto-foto koleksi sepatu mengagumkan yang dikenakan oleh ikon sepak bola dan model dunia, David Beckham.
Akun bernama "Mr. Beckham Matchwornboots" memamerkan sepasang Adidas Predators khas yang dikenakan oleh Beckham ketika Manchester United meraih Treble Winners pada tahun 1999. Ada juga sepasang sepatu bot yang dihiasi dengan nomor kemeja merek dagang Beckham, 7, yang disulam dengan lambang Inggris ketika ia bermain untuk AC Milan dan LA Galaxy serta masih banyak lagi. Hal itu membuat komunitas kolektor sepatu bola pun tercengang.
Pada dasarnya, hobi mengumpulkan sepatu para bintang sepak bola itu adalah kegiatan yang cukup boros dan untuk para "boot freaks," sepatu Predator Beckham seperti sebuah cawan suci yang rela mereka bayar berapa pun harganya. Adidas menyesuaikan setiap pasang sepatu dengan nama keturunannya, sehingga Beckham suka menyimpannya sebagai suvenir.
Beberapa pasang sepatu yang telah mencapai pasar terbuka dijual dengan harga yang fantastis; pada tahun 2006, penyanyi Inggris sekaligus penggemar Manchester United, Mick Hucknall membeli sepasang sepatu Beckham di lelang amal seharga 29.000 Poundsterling atau USD 37.800 atau sekitar (Rp 547 juta).
Ketika akun anonim itu memindahkan koleksinya ke Instagram, sang pemilik mengungkapkan identitasnya, yakni Sattawat Sethakorn. Pria berusia 38 tahun yang notabene adalah penyanyi pop Thailand yang terkenal dan bintang industri film Tiongkok ia;. Sethakorn telah banyak membintangi film dan serial drama mulai dari "Dragon Love" hingga "Go Go G-Boys".
Mengkoleksi sepatu layaknya pacar
Dilansir dari espn.com, Sethakorn mengaku ia memiliki kurang lebih 30 pasang asli sepatu Beckham dan 400 pasang lainnya yang dikenakan oleh para bintang lapangan hijau di era modern sekarang. "Ada saat saya tidak ingin orang tahu apa yang saya miliki," ujar Sethakorn kepad ESPN.
Dia secara pribadi mengurasi sepatu bot dan memorabilia sepak bola lainnya sejak 2006, dan ini adalah pertama kalinya dia membicarakannya kepada media. "Saat itu, saya tidak memberi tahu siapa pun bahwa saya mengoleksi sepatu bola, tetapi dalam beberapa tahun terakhir, saya tidak merasa perlu merahasiakannya. Saya merasa bahwa saya harus membaginya dengan orang lain.”
"Ini seperti ketika kami memiliki pacar, dan kami sangat protektif terhadap pacar, kami tidak membiarkan siapa pun melihatnya. Tapi setelah beberapa saat, kami ingin menunjukkan kepada orang-orang bahwa kami memiliki pacar. Kami tidak menunjukkan mereka untuk menyombongkan diri tetapi untuk memberi tahu orang-orang bahwa kami beruntung memiliki pacar yang hebat,” lanjutnya.
Berasal dari keluarga sederhana
Lahir pada tahun 1982, Sethakorn memiliki orang tua yang berprofesi sebagai guru sekolah di Kanchanaburi, sebuah provinsi kecil yang berada di barat laut Bangkok. Seperti kebanyakan anak-anak yang dibesarkan di pedesaan Thailand, satu-satunya jendela untuk dunia adalah televisi. Dibesarkan dengan film-film perang Tiongkok dan pertandingan Manchester United, Sethakorn memang memiliki cita-cita menjadi aktor atau bintang sepak bola. Tapi menemukan sepasang sepatu bola seperti yang dipakai para pemain di TV itu mustahil. “Apalagi jika Anda adalah anak laki-laki yang tinggal di luar Bangkok dan tidak punya uang,” ujarnya.
Ketika dia berusia 14 tahun, seorang pencari bakat dari agen model memberinya sebuah kartu nama, dan dia memutuskan bahwa bisnis pertunjukan bisa menjadi rutenya keluar dari desa. "Ketika saya dewasa dan menghasilkan uang sendiri, saya akan mulai membeli sepatu bola," katanya.
Seiring berjalannya waktu, Setahkorn yang serius menekuni dunia perfilman langsung menjadi idola baru untuk para remaja di sana, dengan potongan rambut ala Beatles, Sethakorn memiliki nama baru yakni Tang Chenyu yang nantinya menjadi cikal bakal kenapa ia akrab disapa Tae.
Lusinan film dan acara televisi telah ia bintangi, dan di luar kamera, Sethakorn mulai berinvestasi pada hal-hal yang tidak pernah mampu ia beli sebagai seorang anak. Terinspirasi dari Piala Dunia 2006, dia mulai berbelanja sepatu bola, tetapi dia kecewa karena produk yang dikenakan oleh para profesional tidak sama dengan yang ada di toko. "(Sepatu bola profesional memiliki) bendera, nama bersulam, dan identitas lainnya," katanya.
Beralih ke internet, ia menemukan sepasang sepatu Adidas Predator Pulse perak yang dikenakan oleh striker Real Madrid, Raul Gonzalez. “Awalnya saya mulai dapat sepatu dari kolektor,” ujarnya.
"Ketika saya mulai, saya tidak memiliki kontak dengan orang-orang yang terlibat langsung dengan klub sepak bola,” katanya.
Saat koleksinya bertambah, Sethakorn jarang memamerkannya, dia justru meneliti sepatu bolanya sendirian di rumah.
"Aku tidak membiarkan siapa pun menyentuh sepatu itu," lanjutnya.
Sepatu yang paling membuat Sethakorn penasaran adalah Adidas Predator. Dirancang oleh mantan pemain Liverpool, Craig Johnstone, dengan sirip karet untuk meningkatkan tenaga dan kecepatan, Predator dengan cepat menjadi sepatu terlaris di dunia.
"Saya sering memikirkan Jaguar Tipe-E, atau Fender Stratocaster yang mungkin dimainkan Jimi Hendrix. Mereka bertahan dalam ujian waktu. Dan saya tahu setelah desain pertama bahwa Predator ada dalam cetakan itu. Saya didekati semua oleh para kolektor ini, dan tidak pernah gagal untuk memberi saya koleksi mereka," katanya.
Perjuangannya mengumpulkan sepatu milik Beckham
Sedikit orang yang tahu bahwa banyak Predator Beckham adalah gabungan Frankenstein dari dua, atau bahkan tiga, model. Kadang-kadang ia mengganti kancing X-Traxion berbentuk sirip ‘hiu’ dengan kancing logam jadul.
Pada tahun 2004, Adidas memberi Predator logo baru, yang menggambarkan Beckham sedang menendang bola. Saat itu, Beckham telah menjadi ambassadot untuk adidas Predator seperti Michael Jordan untuk Nike Air. Bagi Sethakorn, sepatu bot itu sangat menarik. Beckham adalah pemain favoritnya, dan dia sangat ingin memiliki sepatu bot Adidas saat remaja.
Pada pertengahan 2000-an, Sethakorn sangat senang mendapatkan sepasang Predator Accelerators Beckham 1999, salah satu sepatu bot paling diminati di muka bumi.
"Mereka memiliki sejarah yang terkait dengan Manchester United dan David Beckham sendiri," katanya. Disulam dengan "Beckham" di lidah kulit merahnya, membuat piece-nya menjadi unik. Sepatu bot itu menampilkan gambar Beckham yang berambut floppy yang mengayunkan dua tendangan sudut yang membantu mengalahkan Bayern Munich di final Liga Champions.
Sethakorn terpikat. Dia memulai misi untuk mengumpulkan satu sepatu bot dari setiap ‘bab’ dalam kehidupan Beckham.
"Beckham benar-benar berada di liga miliknya sendiri. Anda mendapatkan penawaran dari seluruh dunia," kata juru lelang olahraga Sotheby, Graham Budd, yang baru-baru ini memberikan sepasang Predator Beckham seharga 16.000 Poundsterling atau USD 20.800 (Rp 302 juta)- tiga kali lipat harga yang mereka minta. Dan apa yang menjadi koleksi Sethakorn saat ini adalah hal yang luar biasa kata Budd.
"Saya tidak ingat di mana tepatnya saya mendapatkannya," kata Sethakorn dengan malu-malu.
"Tapi menurutku mereka dari Inggris. Hal pertama yang saya lakukan adalah menciumnya. Tentu tidak hanya menciumnya, saya juga mencoba pasangan ini. Saya tidak memakainya di mana pun - hanya di rumah saya. Saya ingin tahu seperti apa rasanya 'sepatu kemuliaan' di tahun 1999 itu"
Di balik harga yang fantastis, nyatanya ada cerita pejuangan yang tak bisa dipandang sebelah mata dan itu membuat Sethakorn terkejut. Beckham dikabarkan menghabiskan waktu berjam-jam setelah latihan untuk melatih tendangan bebas jarak jauhnya; kulitnya lecet, solnya aus.
"Anda tidak hanya lahir dan langsung menjadi superstar," ujar Sethakorn. "Anda harus berlatih sangat, sangat keras, dan bermain di banyak pertandingan.”
Selaras dengan karirnya di dunia hiburan, pada usia 20-an, Sethakorn mulai bergumul dengan pekerjaan akrobat yang dibutuhkan di set film Tiongkok. "Saya terluka setiap kali saya berakting di film wuxia, Otot punggungku robek " ujarnya.
Selama delapan tahun berikutnya, Sethakorn diam-diam membangun koleksinya. Dia mengisi rak dan lemari pajangan yang dibuat khusus dengan trio Adidas Predator Manias putih, abu-abu gunmetal, dan hitam, masing-masing dengan "Romeo" dijahit di boot kiri dan "Brooklyn" di kanan. Dia membeli sepasang Adidas Predator Touch tahun 1996 lengkap dengan segala keunikan sepatu itu.
Sebanarnya Sethakorn tidak hanya mengkoleksi barang-barang yang dikenakan oleh Beckham saja. Di kediamannya, ia memiliki baju Mario Balotelli ketika mencetak gol ke gawang Setan Merah yang bertuliskan “Why always me?” ada botol Barclays Man of the Match kosong yang sedikit berbau sampanye dan sepasang sepatu bot Adidas milik Lionel Messi. Dan sepasang sepatu bot Puma Gianluigi Buffon dengan desain bendera Italia.
"Sepatu bot ini adalah satu-satunya hal yang membuat saya merasa dekat dengan para pemain," kata Sethakorn.
Pada Maret 2016, dia memposting foto Instagram yang menunjukkan seorang wanita bersembunyi di balik tanda tulisan tangan yang bertuliskan: "No more boots!" Tak lama kemudian, pers Thailand melaporkan bahwa Sethakorn telah bercerai.
"Aku lajang sekarang. Tapi ketika saya (menikah), dia tidak begitu mengerti mengapa saya menyukai sesuatu seperti ini. Sepatu bot ini bau. Sangat bau. Dia tidak mengerti mengapa saya menikmati sesuatu seperti ini” ujar Sethakorn.
Sethakorn tidak pernah sama sekali berbicara tentang uang yang dia habiskan untuk mengkoleksi sepatu-sepatu itu. Berdasarkan harga realisasi dalam lelang Sotheby dan amal baru-baru ini, koleksinya bisa bernilai lebih dari USD 1 juta (Rp 14 miliar). Dan Sethakorn juga tak pernah berniat untuk menjual koleksi sepatunya dengan beberapa alasan.
"Pertama, ini tentang keamanan, karena sepatu bot itu berharga. Saya juga bertemu dengan beberapa orang yang tidak terlalu baik, yang selalu mengatakan bahwa orang Asia selalu membuat barang palsu. Saya telah melihat banyak komentar yang mengatakan sepatu bot saya palsu. 'Itu palsu! Itu palsu!' Saya tahu mereka hanya membully saya dan mereka tahu jauh di lubuk hati bahwa ini adalah sepatu bot asli".
Go public diperlukan untuk mendorong koleksinya ke level berikutnya
"Setelah beberapa saat, ketika koleksi saya bertambah besar dan orang-orang melihatnya, orang-orang yang memiliki koneksi dengan klub sepak bola atau klub itu sendiri, atau mereka yang memiliki sepatu bot, mulai menghubungi saya sendiri" lanjut Sethakorn.
Dengan profesinya yang sekarang sebagai kolektor, Sethakorn mengaku bahwa gajinya ketika masih menjadi bintang film lebih rendah dengan haraga koleksi sepatunya itu,"Orang-orang yang punya uang mulai mengumpulkannya dan mengejar sepatu bot itu," katanya.
Di Instagram, Sethakorn bersaing dengan @Boots_maniac_thailand dan @Photnunan, yang secara jumlah memiliki koleksi sepatu lebih banyak dan lebih prestisius ketimbang Sethakorn. Kendati begitu, Sethakorn tetap mendapat rasa hormat karena ia adalah satu-satunya kolektor yang memilik sepatu bot David Beckham.
Seorang kolektor asal Singapura, Fabius Chen, berujar bahwa, "Saya belum pernah melihat siapa pun yang memiliki sepatu bot Beckham lebih banyak daripada saya. Tapi sebenarnya, koleksinya tidak lengkap. Ada satu sepatu yang benar-benar ingin saya dapatkan, dan saya belum memilikinya. Itu adalah sepatu bot yang dia pakai selama membela PSG, karena tidak ada yang memilikinya,” ujar Chen.
Sethakorn dan Beckham
Pada 2019, aktor tersebut mengirim beberapa pasang sepatu bot ke Tiongkok untuk menjadi bagian dari wawancara televisi dengan Beckham. Sethakorn mengirimkan instruksi kepada Beckham untuk menandatangani setiap pasangan. Dia kecewa ketika sepatu bot itu dikembalikan tanpa tanda tangan. "Saya tidak tahu apakah ada aturan yang mengatakan bahwa Beckham tidak diizinkan menandatangani sepatu bot apa pun," katanya.
Psikolog Dr. Mark B. McKinley menulis bahwa para kolektor berusaha untuk "mengisi kekosongan dalam rasa diri" dan bagi sebagian orang, koleksi menjadi "pengejaran seumur hidup yang tidak pernah lengkap". Bagi Sethakorn, sepatu PSG Beckham tetap menjadi bagian teka-teki yang hilang. Mereka dibordir dengan seluruh keluarga Beckham: Victoria, Brooklyn, Romeo, Cruz dan Harper.
"Saya sangat menyukainya ketika saya melihat sepatu bot Beckham dengan nama anak-anaknya," kata Sethakorn.
"Saya merasa dia mungkin tidak memiliki kabar baik tentang dia atau apa pun, tetapi saya merasa pria ini berusaha menjadi ayah yang baik.”
Seperti Beckham, Sethakorn telah mencapai usia senja dalam karier yang didominasi oleh aktor yang lebih muda. ”Aktor Thailand semuanya tentang menjadi tampan dan tidak banyak (tentang) keterampilan. Semakin tua Anda, semakin sulit Anda mendapatkan bagian-bagiannya."
Sethakorn telah bekerja sebagai produser film dan sutradara film selama dua tahun terakhir, mengerjakan video musik dan drama untuk saluran internet Thailand. Sethakorn, juga seorang sukarelawan paramedis, saat ini sedang bersiap untuk melelang sejumlah sepatu bot berharga dari koleksinya, dengan hasil tersebut membantu rumah sakit Thailand di garis depan virus COVID-19.
"Saya ingin punya keluarga. Saya tidak punya anak," ujar Sethakorn dengan pelan. "Anak-anak saya adalah sepatu bot saya,” tutup Sethakorn kepada ESPN.
Profil Frank Wormuth, Pria Jerman yang Akan Bantu Bima Sakti di Piala Dunia U-17 2023
Semoga berhasil menjalankan tugas.Lawan Pemuncak Klasemen, Persik Kediri Malah Kehilangan 3 Pemain Andalan
Pertandingan yang diramal akan menarik.Bertandang ke Markas Sendiri, Begini Persiapan Bali United Hadapi Arema FC
Pertandingan yang cukup unik bagi Bali United.Beda dengan Piala Dunia Pria, FIFA Sebut Piala Dunia Wanita Justru Rugi
Piala Dunia Wanita 2023 akan kick-off dalam hitungan hari.Unik! 5 Pemain Timnas Indonesia Bakal Dilatih Park Hang-seo Jika Gabung Persib Bandung
Semuanya baru sebatas rumor. Bisa benar, bisa salah.
Opini