@zahmuz12
Libero.id - Keinginan Zahra Muzdalifah menjadi pemain profesional di luar negeri akhirnya terwujud. Bukan di Swedia atau Inggris, pemain timnas wanita Indonesia itu akan merumput di Japan Women's Empowerment Professional Football League (WE League) bersama Cerezo Osaka Yanmar Ladies.
Zahra Muzdalifah akan menjadi pesepakbola Indonesia pertama yang akan bermain di kompetisi profesional kasta tertinggi Jepang. Bukan hanya di kategotri putri, melainkan juga putra.
Sebelumnya, Indonesia mengirim Pratama Arhan di J2 League bersama Tokyo Verdy. Dulu, ada Irfan Bachdim di Ventforet Kofu dan Hokkaido Consadole Sapporo ketika masih di J2 League. Ada pula Stefano Lilipaly di Hokkaido Consadole Sapporo. Lalu, Andik Vermansah yang sempat trial di Ventforet Kofu.
Berdasarkan kesepakatan, Zahra Muzdalifah akan dikontrak 1 tahun untuk bermain di klub yang baru promosi ke WE League 2023/2024 setelah menempati peringkat di Nadeshiko Divisi 1 (kasta kedua).
Keberadaan Zahra Muzdalifah di Cerezo Osaka Yanmar Ladies tentu menjadi sinyal positif bagi sepakbola wanita Indonesia yang sedang berkembang. Pemain berusia 22 tahun itu bisa jadi magnet penyemangat untuk pesepakbola wanita Indonesia lainnya. Khususnya yang sedang bertanding di Piala AFF U-19 2023.
Bagi Zahra Muzdalifah, main di Cerezo Osaka Yanmar Ladies bukan hal asing. Sebelumnya, dia pernah merumput di Inggris bersama South Shield Ladies. Hanya saja, itu adalah klub non-liga yang statusnya amatir dan ada di kasta bawah.
Zahra Muzdalifah lahir di Jakarta, 4 April 2001. Dia memiliki bakat sepakbola yang sudah terlihat menonjol sejak kecil.
Ketertarikan Zahra Muzdalifah dimulai sejak umurnya masih 7 tahun. Dia mulai belajar sepakbola di SSB Madani Meruya. Lalu, pindah ke SSB Patriot Merah Putih. Kemudian, bergabung dengan ASIOP Apacinti.
Pada usia 12 tahun, Zahra Muzdalifah mengikuti turnamen sepakbola wanita yang berlangsung di Norwegia. Lalu, pada 2015, Zahra Muzdalifah membawa ASIOP Apacinti menjadi juara di Liga Kompas Gramedia U-14. Itu bukan turnamen khusus wanita. Tapi, dia menjadi satu-satunya wanita yang berkiprah di turnamen tersebut.
Zahra Muzdalifah juga mencoba bermain futsal. Hebatnya, dia menjadi top skor pada kategori putri dengan torehan 3 gol di Liga Futsal Nusantara 2016 regional DKI Jakarta.
Berkat penampilan yang bagus, Zahra Muzdalifah gabung dengan Persija Putri. Kemudian, dia melanjutkan kariernya dengan membela timnas wanita Indonesia di Asian Games 2018. Lalu, pada 2019, Zahra Muzdalifah bergabung dengan Drupadi AIA Indonesia dan ikut AIA Championship di Bangkok. Dia berhasil melaju ke final dan bertanding di markas Tottenham Hotspur.
Tidak hanya sepakbola, Zahra Muzdalifah juga punya keahlian dalam pendidikan. Dia tergolong siswa pintar. Terbukti di berbagai jenjang, dia mengikuti kelas akselerasi. Dia hanya menyelesaikan pendidikan hingga SMA hanya 10 tahun. Itu 2 tahun lebih awal dari umumnya.
Zahra Muzdalifah melanjutkan pendidikannya hingga universitas. Dia mengambil jurusan Kominikasi Massa di Binus University
(mochamad rahmatul haq/anda)
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini