5 Fakta Hasil Latihan Timnas U-19 di Kroasia, 8 Gol dari 7 Pemain

"Selanjutnya, pasukan Shin Tae-yong akan menggelar TC tahap kedua di Turki."

Berita | 29 September 2020, 19:42
5 Fakta Hasil Latihan Timnas U-19 di Kroasia, 8 Gol dari 7 Pemain

Libero.id - Tim nasional Indonesia U-19 mengakhiri pemusatan latihan di Kroasia dengan kemenangan atas Dinamo Zagreb. Selanjutnya, pasukan Shin Tae-yong akan menggelar TC tahap kedua di Turki.

Terbang ke negeri pecahan Yugoslavia, timnas U-19 berkekuatan 27 pemain dari 30 yang direncanakan. Menjalani latihan fisik keras dan serangkaian pertandingan ujicoba internasional, Garuda Muda mencatatkan hasil yang tidak terlalu buruk. Dua kemenangan, 2 skor imbang, 3 kekalahan ditorehkan para pemain.

Selama sekitar 1 bulan di Zagreb, ada banyak hal positif yang didapatkan timnas U-19. Salah satunya lawan yang dihadapi memiliki kelas di atas Indonesia sehingga mentalitas para pemain akan terasah.

Selain itu, kondisi fisik terus mengalami kemajuan yang signifikan dari hari ke hari. Sempat hanya mampu bermain 75 menit, para pemain memperbaikinya menjadi 90 menit. Semangat juang dan keinginan untuk terus berlari mendapatkan bola dari kaki lawan juga layak mendapatkan acungan dua jempol.

"Permainan semakin stabil dari setiap laga uji coba. Tapi, semua lini masih ada kekurangan dan perlu pembenahan. Kami akan terus memperbaikinya dan pemain terus bekerja keras," kata Tae-yong di situs resmi PSSI.

Berikut ini 5 fakta yang didapatkan Garuda Muda selama menjalani pemusatan latihan di Kroasia:

1. Skema 4-4-2 menggantikan 4-3-3

Selama ini, timnas Indonesia di semua level serta klub-klub Liga Indonesia sangat senang menggunakan skema 4-3-3. Dengan satu penyerang tengah dan dua penyerang sayap, skema yang dipopulerkan Ajax Amsterdam, Barcelona, dan timnas Spanyol itu dianggap sesuai dengan karakter pemain-pemain Indonesia.

Namun, di tangan Tae-yong, perubahan mulai dilakukan. Nakhoda asal Korea Selatan tersebut lebih senang menggunakan 4-4-2. Menggunakan dua striker, dua winger murni, dan dua box-to-box midfielder membedakan hasil racikan Tae-yong dengan skema timnas terdahulu.

Biasanya, Tae-yong akan memainkan Muhamad Adisatryo di bawah mistar. Lalu, Amirudin Bagas Kaffa, Rizky Ridho Ramadhani, Komang Triarta Wiguna, dan Pratama Arhan di lini belakang. Terkadang, Komang Teguh yang bermain di belakang maupun tengah.

Untuk gelandang terdapat Mochammad Supriadi, David Maulana, Brylian Aldama, dan Witam Sulaiman. Sebagai penyerang terdapat duet Saddam Gaffar dan Irfan Jauhari. Terkadang Braif Fatari juga dimainkan sebagai striker. Ada juga Andi Irfan dan Beckham Putra Nugraha yang bermain di tengah.

2. Torehan 8 gol dihasilkan 7 pemain

Perjalanan timnas di Kroasia berawal dengan kekalahan 0-3 dari Bulgaria. Lalu, Garuda Muda mulai bisa mencetak gol lewat Bagas ketika melawan Kroasia. Meski kalah, keran gol yang mulai terbuka menjadikan para pemain percaya diri menghadapi pertandingan-pertandingan selanjutnya.

Benar saja. Tiga gol mampu dihasilkan timnas U-19 ketika melawan Arab Saudi, meski skor akhirnya 3-3. Selanjutnya, 2 gol diciptakan melawan Qatar di pertemuan pertama. Pada pertemuan kedua, Indonesia hanya mencetak 1 gol sebelum mandul lagi melawan Bosnia-Herzegovina. Gol baru lahir ketika bertemu Dinamo.

Dari 8 gol yang dihasilkan timnas U-19, hanya Saddam yang mengemas 2 gol, yaitu saat bertemu Saudi dan Qatar (pertemuan kedua). Selebihnya, 6 pemain menceploskan masing-masing 1 gol. Mereka adalah Bagas, Irfan, Braif, Brylian, Supriadi, dan Witan. Indonesia juga mencetak 1 gol bunuh diri atas nama Triarta.
 
3. Muhamad Adisatryo menderita 15 dari 16 gol

Dipilih menjadi kiper utama, Adisatryo bermain di hampir semua pertandingan timnas U-19. Penjaga gawang PSMS Medan tersebut hanya duduk manis di bench ketika Erlangga Setyo diberi kesempatan tampil melawan Bosnia.

Hasilnya, Adisatryo sebenarnya tampil cukup bagus, meski harus menderita 15 gol. Tiga gol dari Bulgaria, 7 gol dari Kroasia, 3 gol dari Saudi, dan 2 gol dari Qatar (dua pertandingan). Sementara 1 gol lainnya terjadi saat Erlangga menjaga gawang timnas U-19.

4. David Maulana tetap menjadi kapten

Awalnya, Rizky menjadi kapten timnas U-19 ketika menghadapi Bulgaria. Tapi, pada pertandingan kedua melawan Kroasia, ban kapten dikembalikan kepada David. Bagi pemain Barito Putera itu, menjadi pemimpin tim bukan kali ini saja. Sebab, dia adalah kapten saat timnas U-19 masih bernama timnas U-16 dan U-18 asuhan Fakhri Husaini.

"Saat saya ditunjuk Coach Fakhri untuk menjadi kapten tim, rasa bangga dan sedikit takut menghantui saya. Bangga karena ini merupakan pengalaman baru dan berharga bagi saya pribadi. Takut, dengan pendapat dan tanggapan teman-teman lain. Akhirnya, saya mencoba tenang lalu berusaha untuk menjadi diri sendiri," kata David ketika itu.

"Selain itu, saya juga ingat pesan kedua orang tua, supaya dalam hidup jangan pernah sombong, karena sombong akan menggagalkan impian saya. Lalu yang terpenting adalah selalu berkawan dengan siapa saja, jaga disiplin, dan jaga diri," tambah pemuda yang biasa disapa Bembeng itu.

Jika kepemimpinan David terlihat selama timnas U-19 menjalani uji coba di Kroasia. Selain mampu membaca jalannya pertandingan, David juga sosok yang tenang. Seringkali terlihat dirinya menenangkan rekan-rekannya yang sudah mulai terpancing emosi maupun memberi semangat saat terlihat akan menyerah.

5. Kalah dari negara Eropa, tapi seimbang dengan tim Asia

Menghadapi semua negara anggota UEFA, Indonesia tidak bisa berbuat banyak. Timnas U-19 dikalahkan Bulgaria 0-3, Kroasia 1-7, dan Bosnia 0-1. Tapi, melawan dua anggota AFC, Indonesia menang 2-1 dan imbang 1-1 dengan Qatar serta 3-3 melawan Saudi. Kemenangan justru didapat atas Dinamo.

"Kemenangan ini (atas Dinamo) berkat kerja keras tim dan kami mengikuti instruksi pelatih. Tapi, kami masih terus belajar dan memperbaiki kekurangan yang ada," kata Witan seusai pertarungan.

Hasil-hasil itu membuktikan bawah posisi Indonesia di sepakbola level junior bisa dipetakan. Untuk bersaing dengan tim Eropa memang berat. Tapi, untuk sejajar atau lebih unggul dari tim-tim Asia, peluang terbentang sangat luas di depan mata. Pasalnya, Qatar dan Saudi berstatus dua negara besar sepakbola di Asia.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network