Libero.id - Kemenangan 3-1 Liverpool atas Arsenal masih menyisakan banyak cerita. Salah satunya reaksi janggal sang pengadil lapangan, Craig Pawson, ketika sepakan Alexandre Lacazette digagalkan Alisson Becker.
Beberapa jam setelah pertandingan di Anfield berakhir, sejumlah platform media sosial muncul sebuah rekaman video pendek jalannya pertandingan. Pada menit 62 ketika skor 2-1 untuk The Reds, Lacazette mendapatkan kesempatan head to head dengan Alisson. Striker asal Prancis itu memilih menendang, tapi mampu ditepis Alisson.
Craig Pawson not too happy with that Lacazette miss! pic.twitter.com/KACvbDlr7S
— The Anfield Talk (@TheAnfieldTalk) September 28, 2020BACA FEATURE LAINNYA
7 Pelatih Kelas Dunia yang Masih Belum Menemukan Tambatan Klub
Padahal, jika bola mampu bersarang ke jala The Reds, situasinya akan berubah. Skor akan imbang 2-2 dan pertandingan semakin menarik. Potensi The Gunners membalikkan keadaan juga terbentang sangat luas di depan mata.
Aksi itu biasa saja dalam sebuah pertandingan. Yang tidak biasa adalah ekspresi yang ditunjukkan wasit. Dalam rekaman itu terlihat Pawson seperti kecewa. Wajahnya menatap ke atas dengan kaki yang menghentak bumi layaknya suporter yang kecewa. Dia juga sempat melihat gawang Liverpool sebelum berjalan kembali ke tengah lapangan.
Meme dan candaan tentang Pawson langsung bertebaran di dunia maya. "Wasit Craig Pawson adalah suporter Arsenal," tulis @Asem_b3ba_dabi. "Craig Pawson tidak gembira dengan gagalnya peluang Lacazette!" tulis @TheAnfieldTalk.
Benarkah anggapan bahwa Pawson adalah pendukung Arsenal? Apakah FA tidak melakukan seleksi terhadap wasit Liga Premier?
Fakta menunjukkan hal sebaliknya. Media papan atas Inggris, Mirror, sempat menulis sebuah artikel tentang wasit-wasit Liga Premier berdasarkan asal kota dan afiliasinya terhadap kontestan kompetisi. Berikut ini hasil penelusurannya:
1. Craig Pawson (Sheffield United)
Lahir pada 2 Maret 1979, Pawson merupakan wasit asal Inggris yang berasal dari Sheffield dan menjadi pendukung Sheffield United. Menjadi wasit Liga Premier sejak 2013, FA memiliki kebijakan yang ketat dengan tidak pernah menugaskan Pawson memimpin laga The Blades maupun klub asal Sheffield lainnya, Sheffield Wednesday.
Laga pertama yang dipimpin Pawson asalah Swansea City menjamu Newcastle United pada 2013. Dia juga pernah memimpin laga play-off League Two antara Crewe Alaxander dengan Cheltenham United. Ada juga Community Shield 2016, Leicester City vs Manchester United dan semifinal Piala FA 2017, Arsenal kontra Manchester City.
2. Martin Atkinson (Leeds United)
Lahir pada 31 Maret 1971, Atkinson menjadi wasit Liga Premier sejak 2005. Meski tinggal di Bradford, dia secara terbuka menyatakan sebagai pendukung Leeds United. Akibatnya, FA tidak pernah menugaskan Atkinson memimpin laga-laga Leeds maupun klub asal Bradford.
Menyandang status Elite FIFA Referee, Atkinson sudah banyak memimpin pertandingan akbar sepakbola internasional. Khusus di Inggris, dia pernah memimpin final Piala FA 2011 (Man City vs Stoke City), play-off Championship 2013 (Crystal Palace vs Watford), hingga final Piala Liga 2014 (Man City vs Sunderland).
3. Michael Oliver (Newcastle United)
Michael Oliver adalah salah satu wasit top Inggris yang punya reputasi internasional. lahir 20 Februari 1985, Oliver menjadi wasit Liga Premier sejak 2010. Tinggal di Ashington, dirinya ternyata menjadi pendukung Newcastle United. Saat berusia 25 tahun, dia sudah memimpin Birmingham City vs Blackburn Rovers. Itu menjadikan Oliver wasit termuda di Liga Premier.
Banyak laga besar yang dipimpin Oliver. Salah satu yang dikenang adalah leg II perempat final Liga Champions 2017/2018 antara Juventus dengan Real Madrid. Dia memberi Los Blancos penalti di injury time yang membuat para punggawa La Vecchia Signora mengamuk.
Oliver juga pernah memimpin final Piala FA 2018 (Manchester United vs Chelsea), final Piala Liga 2016 (Liverpool vs Man City), serta Community Shield 2014 (Man City vs Arsenal).
4. Jon Moss (Sunderland)
Lahir 18 Oktober 1970, Moss menjadi wasit Liga Premier sejak 2011. Tinggal di Sunderland, dia adalah penggemar The Black Cats. Sebelum menjadi wasit top, Moss menghabiskan 6 musim di Northern Counties and Northern Premier League. Itu adalah kompetisi amatir. Keunikan lainnya adalah Moss merupakan guru olahraga James Milner saat duduk di bangku sekolah.
5. Andre Marriner (Aston Villa)
Sebagai orang yang tinggal di Birmingham, wasit kelahiran 1 November 1971 itu adalah pendukung Aston Villa. Sejak menjadi wasit Liga Premier saat Charlton Athletic bertemu Norwich City pada 2005, dia tidak pernah ditugaskan melatih Villa dan Birmingham City. Tapi, Marriner pernah menjadi pemimpin laga final Piala FA 2013 (Wigan Athletic vs Man City) dan Community Shield 2010 (MU vs Chelsea). Dia juga sering memimpin laga Liga Eropa dan Liga Champions.
6. Anthony Taylor (Altrincham FC)
Tinggal di Manchester, wasit kelahiran 20 Oktober 1978 itu mengidentifikasikan dirinya sebagai pendukung Altrincham. Itu adalah klub kecil di Manchester yang bermain di National League North alias kompetisi level 6 di Inggris. Selama ini Taylor lebih sering menjadi wasit pertandingan klub-klub London. Contohnya, Arsenal vs Chelsea di final Piala FA 2017 atau Chelsea kontra Tottenham Hotspur di final Piala Liga 2015.
7. Mike Dean (Tranmere Rovers)
Mike Dean adalah salah satu wasit Liga Premier yang paling populer di dunia. Sebagai wasit senior yang sudah memimpin di kasta tertinggi Inggris sejak 2000, sosok kelahiran 2 Juni 1968 itu tinggal di Wirral dan merupakan penggemar Tranmere Rovers.
Tidak perlu diceritakan lagi kehebatan Dean di lapangan. Sudah banyak laga besar yang dipimpin. Bahkan, pada April 2019, Dean mencatatkan sejarah sebagai wasit pertama yang mengeluarkan 100 kartu merah di Premier League. Sosok yang kurang beruntung itu adalah Ashley Young ketika MU dikalahkan Wolverhampton Wanderers.
8. Kevin Friend (Bristol City dan Leicester City)
Tinggal tidak jauh dari kandang Tottenham Hotspur di London Utara, wasit kelahiran 6 Juli 1971 itu bergabung dengan Liga Premier sejak 2009. Sebagai pendukung sepakbola, Friend ternyata memiliki dua klub favorit, yaitu Bristol City dan Leicester City. Dalam catatan Mirror, Friend tidak pernah memimpin kedua klub itu. Tapi, dia pernah memimpin laga tim asal London seperti Chelsea dan Crystal Palace.
9. Lee Mason (Bolton Wanderers)
Lahir 29 Oktober 71, Mason termasuk wasit senior di Inggris. Sebagai orang yang tinggal di Bolton, dirinya menyatakan sebagai penggemar Bolton Wanderers. Dia juga pernah memimpin banyak pertandingan penting di kasta atas maupun bawah sepakbola Inggris. Contohnya final play-off Championship (QPR vs Derby County) atau final play-off League One (Barnsley vs Swansea).
10. Graham Scott (Swindon Town)
Menjadi wasit Liga Premier sejak 2015, Scott menetap di Oxford. Tapi, dia tidak mendukung klub asal kotanya, Oxford United. Scott justru menggemari Swindon Town. Itu adalah klub yang bermain di League One 2020/2021 setelah menjuarai League Two musim lalu.
11. Stuart Attwell (Luton Town)
Bergabung dengan Liga Premier pada 2016, Atwell bermukim di Nuneaton dan menjadi pendukung Luton Town. Itu adalah klub yang bermain di Championship Division 2020/2021.
Sebagai wasit, Attwell punya banyak kisah suka maupun duka. Dia pernah dihujat pendukung Watford karena memberikan "gol siluman" untuk Reading saat bertandingan pada 20 September 2008. Saat itu, asistennya, Nigel Bannister, salah melihat bola yang mengenai jaring. Akibatnya, Attwell dan Bannister dihukum 5 pekan olah FA.
Attwell juga sempat mendapatkan kesempatan untuk menjadi wasit di Liga Jepang 2010. Saat itu, FA dan J-League mengadakan kerjasama pertukaran wasit. Mereka memilih Attwell dan Anthony Taylor untuk menjadi wasit di Negeri Sakura selama beberapa pekan.
12. Paul Tierney (Wigan Athletic)
Meski lahir di Belfast, Irlandia Utara, Tierney sejak lama menetap di Inggris. Dia bermukim di Wigan dan menjadi wasit Premier League sejak 2018. Sebagai orang Wigan, Tierney adalah salah satu pendukung Wigan Athletic yang cukup terkenal. Tierney memiliki putra bernama Lewis Tierney, yang berstatus pemain rugby, yang membela Catalans Dragons di Super League. Itu adalah kompetisi yang diikuti tim dari Inggris dan Prancis.
13. Simon Hooper (Swindon Town)
Bergabung dengan Liga Premier sejak 2018, wasit kelahiran 15 Juli 1982 tersebut tinggal di Wiltshire dan menjadi penggemar Swindon Town. Debut sebagai wasit di kasta tertinggi sepakbola Inggris trejadi pada Januari 2018 saat memimpin Newcastle United versus Burnley di St James' Park. Setelah itu, dia rajin memimpin laga-laga Liga Premier.
Profil Frank Wormuth, Pria Jerman yang Akan Bantu Bima Sakti di Piala Dunia U-17 2023
Semoga berhasil menjalankan tugas.Lawan Pemuncak Klasemen, Persik Kediri Malah Kehilangan 3 Pemain Andalan
Pertandingan yang diramal akan menarik.Bertandang ke Markas Sendiri, Begini Persiapan Bali United Hadapi Arema FC
Pertandingan yang cukup unik bagi Bali United.Beda dengan Piala Dunia Pria, FIFA Sebut Piala Dunia Wanita Justru Rugi
Piala Dunia Wanita 2023 akan kick-off dalam hitungan hari.Unik! 5 Pemain Timnas Indonesia Bakal Dilatih Park Hang-seo Jika Gabung Persib Bandung
Semuanya baru sebatas rumor. Bisa benar, bisa salah.
Opini