5 Momen Ganjil Selama Karier Kepelatihan Jose Mourinho

"Dia sosok unik sehingga berjuluk The Special One. Paling diingat adalah mencolok mata pelatih Barcelona."

Feature | 03 October 2020, 09:45
5 Momen Ganjil Selama Karier Kepelatihan Jose Mourinho

Libero.id - Karier Jose Mourinho penuh dengan momen-momen ganjil, terakhir dapat kita saksikan pada laga Piala Carabao saat timnya Tottenham Hotspur berhasil mengalahkan Chelsea dalam adu penalti 5-4.

Pada satu titik selama pertandingan itu, tepatnya menit 70, saat itu Tottenham Hotspur masih tertinggal 0-1, dan sekonyong-konyong Eric Dier keluar dari permainan dan ia lantas meninggalkan lapangan dan langsung turun ke terowongan stadion dan pergi dengan niat ke toilet di ruang ganti.

Tentu saja Mourinho kebingungan dan ia langsung meminta Eric Dier untuk kembali ke lapangan sesegera mungkin.

"Saya harus menekan dia untuk kembali," ucap Mourinho usai laga berkahir.

Namun, itu bukan satu-satunya momen aneh yang disorot media, pelatih asal Portugal itu kerap melakukan hal-hal tak terduga sebagai juru taktik. Mari kita lihat beberapa momen aneh atau ganjil yang menandai karier Jose Mourinho.

1. Solidaritas di tengah pandemi

Jose Mourinho tidak selalu tentang kontroversi, ia tetaplah seorang manusia yang punya empati mendalam terhadap sesama, misalnya saja ketika orang-orang kelimpungan akibat Pandemi Covid-19, bertepatan pada bulan Maret yang lewat, diketahui Mourinho ikut membantu warga London Utara yang terdampak, terutama dari kalangan lanjut usia.

2. Medali dan fans Manchester United

Ketika itu, dalam ajang final Piala Super UEFA, tepatnya Rabu (9/8/2017), Manchester United  harus mengakui keunggulan Real Madrid 1-2 di Philip II Arena, Skopje.

Setelah kekalahan dari mantan klub yang pernah dilatihnya itu, di tribun Mourinho mendekati seorang fans Setan Merah, lalu sekonyong-konyong memberinya medali Runner-up.

Seusai pertandingan yang melelahkan itu, Mourinho lantas berkata,

"Bagi saya, medali itu tidak begitu berarti. Bahkan andaikata menang saya juga tidak akan sampai menyimpannya. Jadi,  bayangkan makna dari medali itu ketika saya kalah!" kata Mourinho, dikutip dari situs resmi klub. Sebentar kemudian, ia melanjutkan, "Berbeda dengan seorang fans. Saya melihat seorang anak berseragam MU, lalu menghampirinya dan menghibahkan medali itu kepadanya. Saya tidak tahu dia datang dari mana. Tapi, yang saya tahu anak itu akan selalu mengingat laga tadi."

3. Mencolok Mata Vilanova, sampai Tudingan Konspirasi

Terkadang Mourinho  sulit untuk mengendalikan emosinya, seperti yang ditunjukkan dalam laga El Clasico, di leg kedua Piala Super Spanyol yang berlangsung di Camp Nou, 17 Agustus 2011 silam.

Di tengah laga yang memanas, terjadilah perkelahian di sela-sela itu, dan ia menyodok mata Tito Vilanova yang saat itu masih sebagai asisten pelatih Barca.

Kejadian itu tak serta merta,  berawal ketika Marcelo dikeluarkan oleh wasit karena kedapatan menekel Cesc Fabregas. Mou pun merasa geram dengan keputusan wasit itu, situasi memanas dan terjadilah apa yang tidak seharusnya terjadi.

Mou sadar ia salah, dan lantas meminta maaf, Tito Vilanova pun berbesar hati dan hubungan mereka sesuai pengakuan masing-masing, baik-baik saja.

Kali lain, masih berkenaan dengan sisi emosional dan betapa atraktifnya Mou dalam merespon kejadian di atas lapangan, terutama saat berhadapan dengan Barcelona.

Kesal timnya hampir selalu kalah saat berhadapan dengan rival abadi itu, Mou dalam sebuah laga Liga Champions babak semifinal leg pertama, yang digelar pada Rabu (27/4/2011) di Santiago Bernabeu. Ia mencak-mencak tak terima lalu dengan gaya nya yang khas berkata di konferensi pers.

"Mengapa? Mengapa? Obrevo, Bussaca, Frisk, De Becklere, Stark," katanya mengingat nama-nama wasit yang memimpin beberapa semifinal Liga Champions Barcelona.

"Mengapa hal yang sama terjadi di setiap semifinal. Barcelona memang adalah tim yang fantastis, tetapi mengapa mereka selalu menang setiap tahun? "Saya tidak tahu apakah itu karena mereka disponsori oleh UNICEF, atau karena presiden Federasi Sepak Bola Spanyol  (saat itu Angel Maria)  sangat akrab dengan UEFA dan karena itu mereka jadi sangat baik," kata Mou dengan nada curiga setengah menuding.

“Selamat atas semua yang telah mereka capai, dan yang lain tidak punya kesempatan."

4. Mourinho dan beberapa pemain yang pernah dilatihnya

Libero.id

Mourinho dan beberapa pemain yang pernah dilatihnya

Mourinho menguasai dan fasih berbicara dalam enam bahasa, di antaranya Portugis, Spanyol, Catalan, Inggris, Prancis, dan Italia. Mou memang seorang pembelajar yang cepat, ia bahkan juga belajar bahasa Korea agar bisa lebih memahami  dan dekat dengan salah satu anak asuhnya di Tottenham Hotspur yakni Son Heung-min.

"Komunikasi sangat penting ketika saya bersama grup," kata Mou. "Ini merupakan budaya klub yang bagus, saya berusaha untuk bisa  berbicara dengan bahasa ibu setiap pemain Hotspur," jelasnya.

Usaha Mou untuk mendekatkan diri dengan pemain sudah jauh-jauh hari terlihat, itu terbukti ketika Jose Callejon mencetak gol pamungkas dan penentu untuk Real Madrid dalam kemenangan 3-2 atas Valencia di Mestalla, Mourinho berlari dan menaiki punggung salah satu pemainnya itu, tentu saja itu merupakan bentuk perayaan gol yang agak menggelikan. Mengingat Mou pelatih dan seharusnya hanya berdiri di pinggir lapangan.

5. Mourinho dan Jurnalis Sepakbola

Momen emosional terjadi dalam konferensi pers sebelum pertandingan Tottenham, ketika seorang jurnalis Makedonia Utara meminta permintaan khusus kepada Mourinho.

"Saya harus menanyakan sesuatu atas nama ayah saya, tapi dia sekarang di surga," kata jurnalis itu.

"Ketika ayah sedang sakit, dia mengatakan kepada saya jika saya memiliki kesempatan untuk melihat Anda (Mourinho), saya harus meminta sesi foto bersama, ini untuk ayah  yang membesarkan saya, sama halnya ketika Anda menjadi pelatih dan membesarkan tim itu," ujar jurnalis itu.

Lalu Jurnalis itu berkata, "Jika Anda mengizinkan saya berfoto, saya akan membingkainya dan meletakkannya di tempat peristirahatan ayah yang abadi."

Tanpa panjang berpikir, Mourinho langsung menerima permintaan si Jurnalis itu,  "Kita akan melakukannya," kata Mou. "Senang sekali bisa berfoto dengan Anda dan hormat saya untuk ayah Anda," ucap Mou kepada Jurnalis itu.

Namun tak selalu hubungan Mourinho dengan jurnalis berjalan dengan harmonis seperti cerita di atas. Suatu kali, dia meminta jurnalis MARCA, Anton Meana, untuk menemuinya di rumah dan Mou menanyakan tentang siapa yang membocorkan informasi dari ruang ganti Real Madrid.

"Pembicaraan berlangsung antara 20 dan 25 menit dan Mourinho kehilangan akal sedikit dan mengatakan bahwa 'di dunia sepak bola, saya dan orang-orang saya adalah segalanya dan Anda adalah jurnalis yang menyebalkan,'" ungkap Meana kepada situs Carrusel Deportivo.

Tak sampai disitu, bahkan Mou mengolok-olok profesi jurnalis MARCA itu,

"Dia menggunakan kusen pintu untuk menjelaskan seberapa tinggi dia dalam sepakbola dan seberapa tinggi saya dalam jurnalisme olahraga."

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network