The Two Escobars, Film Dokumenter yang Bercerita Kematian Andres Escobar

"Film itu mengisahkan keterkaitan kematian bek tim nasional Kolombia Andres Escobar, dengan gembong narkoba Amerika Selatan, Pablo Escobar."

Feature | 10 October 2020, 13:05
The Two Escobars, Film Dokumenter yang Bercerita Kematian Andres Escobar

Libero.id - Pada 22 Juni 2010, ESPN merilis sebuah film dokumenter berjudul The Two Escobars. Film itu mengisahkan keterkaitan antara kematian bek tim nasional Kolombia di Piala Dunia 1994, Andres Escobar, dengan gembong kartel narkoba terkenal di Amerika Selatan, Pablo Escobar.

Film karya Jeff dan Michael Zimbalist itu dinominasikan serta diputar di banyak festival film bergengsi dunia seperti Cannes Film Festival, Tribeca Film Festival, Los Angeles Film Festival, hingga IDFA International Film Festival.

Pada 2011, naskah The Two Escobars dinominasikan untuk naskah terbaik oleh Writers Guild of America. Film tersebut juga dinobatkan sebagai Documentary of The Year bersama The Tillman Story dari Sports Illustrated. Lalu, The Hollywood Reporter menempatkan The Two Escobars di posisi kelima sebagai acara televisi terbaik di belakang Breaking Bad, Madmen, Rectify, dan Parks and Recreation.

Tentu saja, sejumlah penghargaan yang didapat didasarkan pada fakta The Two Escobars merupakan film dokumenter yang sangat menyentuh. Itu bercerita tentang kematian Escobar. Dia adalah pesepakbola asal Kolombia yang meninggal dibunuh seusai Piala Dunia. Kematiannya hingga kini dikenang sebagai salah satu insiden terburuk di sepakbola.

Sebelum menghembuskan napas terakhir pada pada 2 Juli 1994, Escobar adalah salah satu pemain Los Cafeteros saat tampil di Amerika Serikat (AS). Dia merupakan bek sekaligus kapten Kolombia.

Sayang, pada 22 Juni 1994 saat menghadapi AS di pertandingan kedua penyisihan grup, Escobar salah mengantisipasi umpan silang John Harkes. Berniat melakukan sapuan ke luar lapangan, bola liar justru berujung gol bunuh diri. Gol tersebut membuat Kolombia kalah 1-2 sekaligus tersisih sebagai juru kunci.

Setelah kegagalan menyakitkan itu, para pemain Kolombia pulang kampung, termasuk Escobar. Mereka kembali ke Bogota dengan disambut headline sinis sejumlah surat kabar olahraga papan atas di Kolombia.

Escobar sebenarnya dijadwalkan mengunjungi kerabatnya di Las Vegas. Tapi, entah mengapa, dia membatalkannnya. Pemain Atletico Nacional tersebut justru memilih pulang ke kampung halamanya di Medellin setelah kontingen Los Cafeteros mendarat di Bogota. Di kota itu, Escobar lahir, tumbuh besar, dan bermain sepakbola untuk Atletico Nacionel de Medellin.  

Pada malam 1 Juli 1994 atau lima hari setelah eliminasi Kolombia dari Piala Dunia, Escobar memanggil teman-temannya. Mereka pergi ke sebuah bar di salah satu wilayah di Medellin yang disebut El Poblado. Selanjutnya, mereka pergi ke toko minuman keras. Tak lama kemudian, mereka tiba di klub malam El Indio.

Setelah berpisah dari klub malam dengan rekan-rekannya Escobar sendirian di tempat parkir. Sekitar pukul 03.00 dini hari, tiga pria tiba-tiba muncul dan berdebat dengan Escobar. Dua pria diantaranya langsung mengeluarkan pistol kemudian menembak Escobar enam kali.

Menurut laporan saksi mata yang melintas di tempat kejadian perkara, para pembunuh Escobar sangat dingin dan trelatih. Bahkan, mereka menyempatkan diri berteriak "gol!" sebelum pergi meninggalkan sang korban. Escobar sempat dilarikan ke rumah sakit. Sayang, nyawanya tidak dapat diselamatkan.

Kematian Escobar langsung menjadi berita besar di Kolombia, Amerika Selatan, dan seluruh dunia. Sekitar 120 ribu orang menghadiri pemakamannya. Mereka bersedih dan mengutuk kejadian tragis tersebut.

Hingga hari ini, setiap tahun orang menghormati Escobar dengan membawa foto-fotonya ke pertandingan klub maupun timnas. Sebuah patung untuk mengenang Escobar didirikan Pemerintah Kota Medellin. Atletico mengistirahatkan nomor punggungnya, 2. Nomor itu diberi atribut "El Caballero del Futbol (The Gentleman of Football).

Setelah masa berkabung, Polisi akhirnya menangkap Humberto Castro Munoz pada 3 Juli 1994. Dia adalah tersangka pembunuhan Escobar. Munoz adalah anggota Kartel Medellin pimpinan Escobar lainnya (Pablo Escobar). Dia mengaku telah melakukan pembunuhan.

Munoz juga bekerja sebagai sopir untuk Santiago Gallon, yang diduga kalah bertaruh pada hasil pertandingan. Dia dinyatakan bersalah atas pembunuhan Escobar. Munoz dijatuhi hukuman 43 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Medellin yang dikuatkan dengan putusan Mahkamah Agung Kolombia setahun kemudian.

Hukuman tersebut kemudian dikurangi menjadi 26 tahun karena Munoz mengajukan peninjauan kembali pada 2001. Dia akhirnya dibebaskan karena perilaku yang baik setelah menjalani hukuman 11 tahun. Seusai menghirup udara segar, Munoz disebut sempat mengunjungi keluarga Escobar untuk meminta maaf dengan air mata yang bercucuran.

"Saya tidak percaya jika kematian Andres dikaitkan dengan kartel. Dia hanya berada di waktu dan tempat yang salah," kata nakhoda Kolombia saat itu, Francisco Maturana, di situs resmi FIFA.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network