Libero.id - Luciano Figueroa pernah menjadi pemain yang dibicarakan banyak media olahraga di seluruh dunia. Mulai dikenal publik saat membela Villarreal dan Genoa, penyerang berkepala plontos tersebut sempat mencicipi sukses bersama tim nasional Argentina di Olimpiade 2004.
Lahir di Santa Fe, 19 Mei 1981, Figueroa memulai karier profesional di Rosario Central. Di tempat itu, dia berkolaborasi dengan Cesar Delgado ketika menjuarai Liga Argentina Clausura 2003. Saat itu Figueroa menjadi pencetak gol terbanyak dengan 17 gol, termasuk mencetak 5 gol di pertandingan terakhir melawan Boca Juniors.
Sukses itu membuat Figueroa dan Delgado ditransfer ke luar negeri pada musim panas 2003. Dia bergabung dengan Birmingham City untuk fee 2,5 juta pounds. Kepindahan Figueroa ke Inggris sempat memicu kontroversi ketika Osasuna mengklaim telah menandatangani kontrak dengan Figueroa sebelum pindah ke Birmingham.
Meski pada akhirnya FIFA mengesahkan status Figueroa di Birmingham, kariernya tidak mulus. Steve Bruce selaku nakhoda The Blues menilai Figueroa tidak memiliki fisik yang siap bersaing di Liga Premier. Kontrak Figuero dibatalkan dan harus hijrah ke Cruz Azul di Liga Meksiko.
Setelah awal yang lambat, Figueroa kembali ke performa lamanya bersama Cruz Azul. Dia mencetak 9 gol dalam 7 pertandingan terakhir di Liga Meksiko Clausura 2004. Dia mempertahankan performanya di Apertura 2004 dengan mencetak 10 gol dalam 14 pertandingan.
Dari Meksiko, Figueroa kembali ke Eropa. Bermain untuk Villarreal dan Genoa menjadi puncak performa Figueroa di Benua Biru. Bersama Villarreal, dia bermain 26 kali di La Liga dengan 5 gol. Sementara di Genoa, dirinya menghasilkan 3 gol dari 23 penampilan.
Sukses di klub berlanjut ke level timnas. Figueroa tampil mengesankan di Copa America 2004 dan Piala Konfederasi 2005. Dia juga menjadi bagian La Albiceleste saat meraih medali emas Olimpiade 2004. Sayang, cedera parah membuatnya kehilangan kesempatan membela Argentina di Piala Dunia 2006.
Namun, bukan berarti karier gemilang hanya ditunjukkan pemilik nama lengkap Luciano Gabriel Figueroa Herrera itu ketika berjibaku di Benua Biru muapun timnas. Saat berada di ujung karier, dia memutuskan bermain di Malaysia bersama Johor Darul Ta'zim. Hasilnya, Figueroa menancapkan status sebagai legenda Harimau Selatan.
Petualangan Figueroa bersama JDT cukup unik karena sempat dua kali memutuskan pensiun. Figueroa sebelumnya menandatangani kontrak berdurasi 3 tahun dengan penghasilan USD 1,5 juta sejak 1 Desember 2013.
Pada debut bersama JDT, Figueroa langsung mencetak gol saat melawan Perak FA. Tapi, baru satu musim kemudian, Figueroa membantu JDT memenangkan Liga Super Malaysia. Dia berkontribusi dengan 11 gol di liga. Figueroa kembali mengangkat trofi Liga Super Malaysia pada 2015 dan 2018.
Namun, yang paling membanggakan dari kiprah Figueroa bersama JDT adalah kesuksesan di kompetisi Asia. Pada 2015, Harimau Selatan mencatatkan sejarah juara Piala AFC setelah mengalahkan klub Tajikistan, Istiklol, 1-0. JDT menjadi klub kedua Malaysia yang tampil di final kejuaran Asia setelah Selangor FA pada Liga Champions 1967 dan klub pertama di Asia Tenggara yang menjuarai Piala AFC.
Saat itu, JDT ditangani Roberto Carlos Mario Gomez, yang sekarang melatih Borneo FC di Liga 1. Selain Figueroa, mereka juga diperkuat beberapa bintang tim nasional Malaysia seperti Safiq Rahim, Safee Sali, hingga Subramaniam Kunanlan.
Setelah kontrak kerja bersama JDT berakhir pada 2015, Figueroa memutuskan pensiun. Dia ditunjuk sebagai duta Harimau Selatan. Tapi, Figueroa justru memutuskan bermain kembali pada 20 November 2017. Dia bermain untuk JDT di Liga Super Malaysia 2018, meski pensiun lagi setelah mencetak 2 gol dari 4 laga.
Pada Mei 2018, Figueroa kembali memutuskan pensiun. Keputusan itu tidak lepas dari kebijakan bos besar JDT yang juga Putra Mahkota Kesultanan Johor, Tunku Ismail Sultan Ibrahim, yang menunjuk Figueroa sebagai manajer. Figueroa dibantu Benjamin Mora sebagai pelatih tim utama (JDT menggunakan sistem kepelatihan ala Inggris dengan manajer dan first team coach).
Untuk menghormati jasa Figueroa di JDT, manajemen mengabadikan namanya menjadi nama tribune di Stadion Sultan Ibrahim, Johor Bahru. Luciano Figueroa Stand terletak di belakang gawang yang biasanya digunakan suporter fanatik JDT, Boys on Streat (BOS).
JDT Perkenalkan 'Luciano Figueroa Stand' Di Stadium Sultan Ibrahim https://t.co/K6tYLcIxiH pic.twitter.com/H746MCYR1P
— Semuanya BOLA (@mysemuanyabola) September 22, 2020
"Kami menghormati jasa pemain yang kini menjadi manajer kami Luciano Figueroa yang pernah meraih berbagai trofi, termasuk sejarah Piala AFC. Namanya akan terpahat selamanya di stadion ini," kata Pemilik JDT, Tunku Mahkota Johor Tunku Ismail Sultan Ibrahim, dilansir Berita Harian beberapa pekan lalu.
"JDT adalah klub yang akan sentiasa memberi penghargaan kepada orang yang berjasa dan menciptakan sejarah kepada sepakbola Johor di masa lalu, masa kini, dan masa depan. Kami selalu menghargai pemain, pelatih, dan pengurus yang telah menciptakan sejarah untuk JDT," tambah sang putra mahkota Johor itu.
Profil Frank Wormuth, Pria Jerman yang Akan Bantu Bima Sakti di Piala Dunia U-17 2023
Semoga berhasil menjalankan tugas.Lawan Pemuncak Klasemen, Persik Kediri Malah Kehilangan 3 Pemain Andalan
Pertandingan yang diramal akan menarik.Bertandang ke Markas Sendiri, Begini Persiapan Bali United Hadapi Arema FC
Pertandingan yang cukup unik bagi Bali United.Beda dengan Piala Dunia Pria, FIFA Sebut Piala Dunia Wanita Justru Rugi
Piala Dunia Wanita 2023 akan kick-off dalam hitungan hari.Unik! 5 Pemain Timnas Indonesia Bakal Dilatih Park Hang-seo Jika Gabung Persib Bandung
Semuanya baru sebatas rumor. Bisa benar, bisa salah.
Opini