Libero.id - Paulo Henrique Chagas de Lima bukan nama yang populer di sepakbola. Tapi, ketika menyebut nama Ganso, orang akan teringat pada pemain yang berkolaborasi dengan Neymar da Silva Santos Junior ketika berseragam Santos maupun tim nasional Brasil U-20 dan U-23.
Ganso pernah menjadi pemain muda yang diramalkan bersinar mengikuti jejak Ricardo Kaka dan Alexandre Pato. Tampil bagus saat bersama Santos dan Brasil Junior sepanjang 2009, dia menarik perhatian banyak klub kaya Eropa.
Pada masa itu, Ganso disebut di banyak media olahraga dunia saat transfer window dibuka di Benua Biru. Bersama Neymar, dia disebut menjadi target transfer banyak klub besar seperti AC Milan, Juventus, Inter Milan, Manchester United, Chelsea, Arsenal, Barcelona, hingga Real Madrid.
Kehebatan Ganso saat itu tidak bisa dilepaskan dari rekan satu tim sekaligus sahabat karibnya, Neymar. Ganso dan Neymar menjadi teman dekat ketika sama-sama meniti karier di Santos dan tim junior Brasil.
Sayang, takdir berkata lain. Peruntungan Ganso dan Neymar berbeda 180 derajat ketika masuk ke level yang lebih kompetitif. Dengan mentalitas juara yang dimiliki, Neymar menjelma menjadi megabintang. Auranya hanya kalah dari Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo.
Sebaliknya, Ganso memang moncer di kompetisi dalam negeri. Tapi, pemain yang kini menginjak usia 30 tahun itu seperti kehilangan taji ketika ingin mengembangkan sayap ke Benua Biru. Ganso tidak mampu memuaskan para pelatih tim Eropa ketika diundang trial. Dia tidak memiliki mental petarung layaknya Neymar.
Bukti lain adalah pilihan klub. Ketika Neymar hijrah ke Barcelona, Ganso justru lebih tertarik bermain di Sao Paolo. Selama lima musim di Estadio Morumbi, dia bermain 214 kali dan memproduksi 24 gol. Copa Sudamericana 2012 menjadi prestasi terbaik Ganso di Sao Paulo.
"Ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Sejak Sao Paulo menunjukkan minat untuk mengontrak saya, saya ingin menyelesaikan kesepakatan. Saya tidak sabar untuk segera ke lapangan," ucap Ganso saat itu, di situs resmi Sao Paulo.
Lalu, saat Neymar semakin berkibar di Eropa, Ganso memutuskan menyusul meninggalkan Negeri Samba. Dia mengikuti jejak sahabatnya itu ke Spanyol. Bedanya, dia bermain untuk Sevilla dengan fee 10 juta euro. Saat itu, muncul rumor Ganso iri pada Neymar.
"Rumor itu membuat saya kesal karena tidak pernah terjadi. Saya kesal karena orang-orang selalu bilang ada kecemburuan di antara kami. Padahal tidak. Sejujurnya, kita memiliki persahabatan sejati. Kami seperti saudara dan teman. Kita tidak pernah membiarkannya mengganggu apapun," kata Ganso pada 2012, dilansir Marca.
Awalnya, Los Rojiblancos berharap banyak pada talenta Ganso. Kedatangan Ganso disambut meriah suporter Sevilla yang sengaja datang ke Estadio Ramosn Sanchez Pizjuan dan markas latihan tim. Tapi, seiring waktu, pemain yang berposisi sebagai gelandang serang tersebut tampil mengecewakan.
Pada musim perdana bersama Sevilla (La Liga 2016/2017), Ganso hanya bermain 10 kali dan mencetak 2 gol. Pada musim kedua, dia merumput 11 kali dan mengemas 4 gol di semua pertandingan resmi yang dijalani.
Konon, ketidakmampuan beradaptasi dengan atmosfer sepakbola Spanyol dan kerinduan terhadap kampung halaman membuat Ganso loyo. Apalagi, pada saat itu Los Sevillistas punya pemain-pemain bagus yang membuat kesempatan Ganso masuk starting line-up sangat sedikit.
Hanya dua musim, Sevilla akhirnya meminjamkan Ganso ke klub asal Prancis, Amiens. Di klub papan bawah Ligue 1 tersebut, karier Ganso juga tidak kunjung membaik. Ganso yang berarti “angsa” dalam Bahasa Portugis itu hanya sanggup berlaga 12 kali pada Ligue 1 2018/2019.
Kecewa berat, Amiens tidak memperpanjang masa peminjaman Ganso dari Sevilla. Dia dipaksa pulang ke Brasil membela Fluminense pada 31 Januari 2019. Di klub asal Rio de Janeiro tersebut, Ganso dikontrak 5 tahun dan hanya bermain 8 kali sepanjang 2019.
Kegagalan berkarier di Eropa juga berdampak pada kesempatan memperkuat Brasil. Ganso tidak banyak mendapatkan panggilan membela tim Samba di level senior. Dia hanya bermain untuk Brasil selama 3 tahun pada 2010, 2011, 2012. Itu juga dengan jumlah yang sangat minim. Jika ditotal, Ganso memiliki 8 caps tanpa pernah menjebol jala lawan.
Ganso juga absen di banyak turnamen internasional. Dia hanya pernah masuk skuad Brasil di Copa America 2011 dan Copa America Centenario, serta Olimpiade 2012. Saat itu, Brasil meraih medali perak.
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini