Kisah Inspiratif Perjuangan Nwankwo Kanu Sembuh dari Masalah Jantung

"Bagaimana rasanya terpuruk ketika sedang berada di puncak karier? Tanyakan pada Nwankwo Kanu. Seperti petir di siang bolong."

Biografi | 18 October 2020, 19:48
Kisah Inspiratif Perjuangan Nwankwo Kanu Sembuh dari Masalah Jantung

Libero.id - Bagaimana rasanya terpuruk ketika sedang berada di puncak karier? Tanyakan jawaban itu kepada penyerang legendaris Nigeria, Nwankwo Kanu. Dia sempat divonis gagal jantung ketika baru saja memasuki era keemasan.

Pada 1996, Kanu sempat berada di titik terendah. Saat itu, kabar buruk datang ketika baru saja menandatangani kesepakatan transfer USD4,7 juta dari Ajax Amsterdam ke Inter Milan. Beberapa pekan sebelumnya, dia baru memimpin Nigeria meraih medali emas Olimpaide Atalanta. Kanu juga mengakhiri 1996 dengan predikat Pemain Terbaik Afrika.

Semua kegembiraan berubah menjadi duka ketika tim medis I Nerazzurri yang memeriksa kesehatan Kanu menemukan masalah serius di jantung. Layaknya petir yang menyambar di siang hari, berita itu membuat Kanu down.

Dia harus menepi dari lapangan hijau sejak kembali dari Olimpiade untuk berurusan dengan tim medis secara reguler. Pada November 1996, dia menjalani operasi cangkok jantung di rumah sakit. Operasi dinyatakan sukses dan Kanu harus menjalani pemulihan yang sangat panjang. Dia baru dinyatakan sehat pada April 1997.

Namun, cobaan yang diterima saat sedang berada dalam puncak karier benar-benar merubah pemikirannya dalam memandang kehidupan. Kanu menjadi lebih religius. Dia menghabiskan hari-hari pemulihan dengan berdoa dan mengunjungi gereja setiap Minggu.

Merasakan sulitnya menjalani sebuah operasi serta merasakan bermalam berhari-hari di rumah sakit membuat Kanu mengerti bahwa ada banyak nyawa yang harus diselamatkan. Ditambah asal-usulnya dari Afrika, yang tingkat kesadaran masyarakat terhadap kesehatan masih rendah akibat mahalnya biaya perawatan, Kanu memutuskan untuk aktif di kegiatan sosial.

Kanu mendirikan The Kanu Heart Foundation di sebuah tempat bernama Rowlandson House, yang berlokasi di London, dan di Ikeja, Nigeria. Tujuannya, membantu anak-anak kurang beruntung yang mengalami gangguan jantung.

"Inter menyatakan saya memiliki masalah jantung. Mereka menyebut saya tidak akan dapat bermain sepakbola lagi. Kabar tersebut tersebar di media Italia. Saya mengetahuinya lewat berita hingga pihak Inter datang dan memberitahu saya kondisi aslinya," ujar Kanu, dilansir The Guardian.

Kanu kecewa kepada Inter. Bukan karena pengumuman kepada publik yang disampaikan terlebih dulu, melainkan juga perhatian yang minim. Bahkan, dia harus mengeluarkan uang sendiri untuk menyembuhkan masalah tersebut.

"Apa yang saya alami membuat saya lebih kuat. Tak ada ujian yang lebih besar daripada ketika anda berada dalam situasi antara hidup dan mati. Jika anda terbebas darinya, anda bisa menyelesaikan masalah apapun. Saya tahu rasa sakitnya. Jadi, bayangkan bagaimana rasanya ketika itu dialami anak-anak. Sulit bagi mereka untuk menerimanya," tambah Kanu.

Pada era tersebut, Kanu dinilai sebagai salah satu talenta muda terbaik Benua Hitam yang berkibar di Eropa. Dia sukses bersama Ajax dengan menjuarai Eredivisie (1993/1994, 1994/1995, 1995/1996), Liga Champions (1994/1995), Piala super Eropa (1995), dan Piala Intercontinental (1995). Akibatnya, tawaran datang dari banyak klub dan Kanu memilih Inter.

Sayangnya, gangguan jantung yang tiba-tiba diderita membalikan semua prediksi pengamat. Tiga musim bersama I Nerazzurri, Kanu hanya bermain 17 kali dan mencetak 1 gol. Bahkan, pada musim perdana, dia sama sekali tidak bermain.

Dibuang Inter tidak membuat Kanu patah arang. Dia hijrah ke Inggris setelah dihubungi Arsene Wenger. Le Professeur bersimpati dengan Kanu sehingga mendesak manajemen The Gunners membayar 4,15 juta pounds kepada Inter untuk tanda tangan sang penyerang.

Dibawah kendali Wenger, Kanu seperti terlahir kembali. Dia menjadi pemain reguler Pria berportur 197 cm itu turut membantu The Gunners menjuarai banyak kompetisi. Sebut saja Premier League (2001/2002, 2003/2004). Ada lagi Piala FA (2001/2002, 2002/2003). Begitu pula Community Shield (1999).

Dari Arsenal, Kanu pindah ke West Bromwich Albion pada 2004. Setelah bermain 2 musim, dia menyeberang ke Portsmouth. Bersama The Pompey, Kanu bermain bagus dengan mempersembahkan Piala FA 2007/2008. Saat Portsmouth terdegradasi, Kanu tetap setia bermain di Championship Division. Justru, dia gantung sepatu dengan jersey biru-putih-merah.

Sebagai pesepakbola yang mengalaminya langsung masalah di jantungnya, Kanu cukup aktif berbicara tentang kesehatan pemain. Kanu banyak memberikan saran untuk klub-klub sepakbola profesional di seluruh dunia agar tidak ada lagi kejadian pemain yang meninggal saat bertanding karena gagal jantung.

"Kita ingat Marc Vivien-Foe yang meninggal saat bermain. Klub-klub dan asosiasi harus serius melakukan tes medis kepada para pemain. Ini selalu saya ucapkan karena bisa saja saya salah satu dari mereka jika masalah saya tidak diketahui saat tes medis di Inter," beber Kanu.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network