Libero.id - Sering kali ditemukan banyaknya pemain-pemain muda berbakat yang dibanding-bandingkan dengan para pemain legenda. Ada misalnya saja Carlos Fierro ataupun Yayo Sanogo, kemana mereka sekarang?
Sekarang bintang-bintang muda seperti Martin Odegaard dan Ruben Neves adalah wonderkid baru yang banyak muncul di game Sports Interactive seperti PES ataun FIFA dan juga sering di komparasi dengan para legenda.
Namun jika kita kilas balik lagi ke belakang, maka mungkin anda tidak asing dengan nama Freddy Adu, yang di dalam dunia game Sport Interactive ia dinobatkan sebagai pemain muda menjanjikan. Bukan tanpa alasan, pasalnya pemain Amerika Serikat itu muncul pada usia 14 tahun ketika ia mencetak empat gol selama Piala Dunia FIFA U17 pada tahun 2003 dan itu sangat berpengaruh terhadap kariernya setelah itu, salah satunya di dalam dunia game.
Dengan cepat, Adu menjadi orang Amerika termuda dalam sejarah yang menandatangani kontrak profesional liga utama dalam olahraga tim mana pun.
Dia dikontrak oleh DC United sebagai pick keseluruhan nomor satu di MLS SuperDraft 2004. Tiga bulan setelah wajib militer, pada April 2004, ia melakukan debut MLS melawan San Jose Earthquakes, menjadikannya individu termuda yang tampil di kancah olahraga profesional di Amerika Serikat.
Dua minggu kemudian, Adu mencetak gol MLS pertamanya melawan MetroStars dan secara mengejutkan menjadi pencetak gol termuda dalam sejarah kompetisi. Mencapai semua hal tersebut pada usia yang masih sangat belia, hal itu membuatnya disama-samakan oleh penduduk Amerika dengan legenda Brasil, Pele, seseorang yang kemudian muncul dalam sebuah iklan bersamanya.
Pada akhir musim MLS pertamanya, Adu mencetak lima gol, dan pada saat dia meninggalkan DC, ia telah memainkan 87 pertandingan liga bahkan sebelum menjadi dewasa. Adu meninggalkan klub pada tahun 2006 setelah uji coba dengan Manchester United, tetapi gagal dalam mengejar penandatanganan untuk tim Sir Alex Ferguson. Pada waktu itu ia menjadi debutan termuda untuk Amerika Serikat ketika ia turun ke lapangan di panggung internasional pada usia 16 tahun 234 hari.
Dia sempat bergabung dengan SL Benfica. Namun, setelah bermain hanya 11 kali untuk O Glorioso, ia kemudian dipinjamkan ke AS Monaco, Aris di Yunani, Belenenses di Portugal dan tim Turki Caykur Rizespor. Pada titik ini, 2011, kariernya mandek.
Adu mengaku pada usia 25 tahun, ia ingin bermain di Spanyol atau Inggris. "Saya 22 tahun ini (2011). Dalam waktu tiga tahun, saya melihat diri saya bermain di salah satu liga itu."
Sayangnya, keinginan itu tidak pernah menjadi kenyataan. Ia tidak berhasil masuk tim nasional dan kembali ke MLS. Remaja yang pernah terkenal itu mencetak delapan gol dalam 28 penampilan untuk Philadelphia Union sebelum kariernya jatuh.
Adu menandatangani kontrak dengan klub Brasil Bahia selama enam bulan pada 2013 dan sejak itu bermain untuk Jogadina di Serbia, KuPS dan KuFu-98 di Finlandia, Tampa Bay Rowdies dan Las Vegas Lights. Pernah muncul dalam iklan Nike dan menjadi sampul majalah TIME, Adu justru berhenti bermain sepak bola selama dua tahun setelah membela tim-tim semi-profesional tersebut.
Namun kini ia telah menemukan tim baru. Pemain yang sempat bekerja sebagai pekerja harian dan gelandangan itu menemukan rumah baru bersama tim divisi tiga Swedia, Osterlen FF. Adu mengatakan kepada followers Twitternya bahwa mengajari anak-anak bermain telah membangkitkan kembali kecintaannya pada si kulit bundar. "Saya melewatkan banyak langkah di masa lalu, tetapi sekarang saya mendapat kesempatan untuk melakukannya dengan benar," tulisnya di @FreddyAdu.
Pemain 31 tahun itu memang memiliki bakat tapi bisa dibilang ia mendapati orang yang tidak tepat di sekitarnya. Adu tidak seperti dulu lagi, tapi inilah saatnya untuk menemukan kembali dirinya, untuk menghidupkan kembali karier yang dijanjikan sebagai seorang pemain muda yang menjanjikan.
"(Saya) sangat merindukan olahraga ini dan senang memiliki kesempatan untuk bermain lagi. Selangkah demi selangkah,” ujarnya.
Secara kebetulan, Adu menghabiskan beberapa tahun terakhir melatih anak-anak berusia 14 tahun. Usia itu adalah usia yang sama ketika dia memulai perjalanan profesionalnya, tetapi tampaknya itulah yang membuatnya lebih menghargai hal-hal yang lebih baik dalam hidup.
Arnold Tarzy, orang yang menemukan bakat Adu ketika ia baru berusia delapan tahun, mengatakan kepada ESPN tahun lalu: "Dia tidak pernah harus berjuang. Segalanya selalu datang dengan mudah padanya.”
Berangkat dari pernyataan itu, kita tahu bahwa disitulah letak kegagalan seorang Freddy Adu, semuanya sudah tersedia tanpa perlu bekerja keras untuk mendapatkannya. Setelah tidak bermain secara profesional selama tujuh tahun, ia mungkin butuh waktu untuk melatih dirinya kembali di Swedia.
Selamat datang kembali Freddy Adu!
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini