Kredit: instagram.com/pssi
Libero.id - Janji Shin Tae-yong untuk memberi kesempatan pemain-pemain keturunan Indonesia di Eropa kembali dibuktikan. Setelah Jack Brown dan Elkan Baggot, nakhoda asal Korea Selatan itu memberi kesempatan kepada kakak beradik Kelana dan Luah Mahessa.
Dua orang pemain berdarah Jerman tersebut sudah tiba di Kroasia pada Minggu (18/10/2020) dan langsung mengikuti sesi latihan pada Senin (19/10/2020). Ketika tim nasional Indonesia U-19 menjalani uji coba melawan Hajduk Split U-19, Kelana bermain dan Luah masuk daftar pemain cadangan.
"Saya mengundang dua pemain ini untuk datang ke Kroasia karena saya ingin melihat langsung kualitas mereka. Pertimbangan mendatangkan dua pemain ini ke Kroasia karena jarak dari negara mereka (Jerman) tidak terlalu jauh," kata Tae-yong di di situs resmi PSSI.
"Ada sejumlah pemain keturunan yang saya ingin lihat langsung kemampuannya. Tapi, baru dua pemain ini yang bisa ke Kroasia. Mungkin saja kami akan panggil saat pemusatan latihan selanjutnya sambil menunggu perkembangan lebih lanjut," tambah pelatih asal Korea Selatan tersebut.
Keberadaan Kelana dan Noah membuat Garuda Muda kini memiliki 4 pemain keturunan. Sebelumnya, Tae-yong telah lebih dulu memberi kesempatan kepada dua pemain keturunan Inggris, Jack Brown dan Elkan Baggot. Brown maupun Baggot sudah sama-sama memperkuat timnas U-19 dalam pertandingan dan menuai pujian dari banyak pengamat.
"Saya sangat senang mendapat undangan dari pelatih (Shin Tae-yong) untuk mengikuti latihan bersama timnas U-19 di Kroasia. Saya ingin menjadi bagian dari tim ini. Ini tidak akan mudah. Tapi, saya akan berjuang sekuat tenaga (untuk masuk skuad utama)," ujar Kelana.
Berikut ini 4 fakta terkait Mahesa bersaudara yang baru saja mendapatkan kesempatan bergabung dengan Garuda Muda pada TC di Kroasia:
1. Memiliki orang tua yang berasal dari Sukabumi
Kelana dan Luah lahir di Koln. Kelana pada 30 Januari 2001 dan Luah 30 Juli 2002. Keduanya memiliki darah Indonesia dari sang ayah yang asal Sukabumi. Sesuai peraturan yang berlaku di Indonesia, Kelana dan Luah bisa memiliki menjadi WNI saat menginjak usia 18 tahun.
"Kebetulan dia dari Jerman. Sudah punya KTP Indonesia. Bapaknya orang Sukabumi," ujar Nil Maizar, pelatih asal Sumatera Barat yang saat ini membesut Persela Lamongan dan sempat memberi Kelana serta Luah kesempatan latihan di Stadion Surajaya, Lamongan, musim lalu, dilansir situs resmi Persela.
2. Membela Bonner SC di liga semiprofesional Jerman
Dalam situs resmi Bonner, Kelana tercatat sebagai pemain tengah. Pemilik nama lengkap Kelana Noah Mahessa tersebut diperkenalkan sebagai pemain yang mengenakan nomor punggung 14 di tim utama yang berkompetisi di Regionalliga West 2020/2021.
Dalam piramida kompetisi di Jerman, Regionalliga biasa disebut sebagai kompetisi semiprofesional dan ditempatkan di level IV setelah Bundesliga, Bundesliga 2, dan Liga 3. Musim lalu, Bonner menempati posisi 14 klasemen akhir Regionalliga West dan nyaris terdegradasi ke Oberliga (Divisi V).
Jika kelana bermain di tim utama klub asal Bonn tersebut, Luah ada di skuad U-19. Sama seperti sang kakak, pemilik nama lengkap Luah Fynn Jeremy Mahessa tersebut sempat memperkuat FC Rheinsud Koln. Itu adalah salah satu klub junior yang berbasis di Koln.
3. Gagal saat trial di Persela Lamongan
Pada 5 Agustus 2019 sesi latihan Persela di Stadion Surajaya dimeriahkan Kelana dan Luah. Keduanya datang dari Jerman dan sedang mencoba peruntungan untuk membela Laskar Joko Tingkir. Saat itu, Kelana berusia 17 tahun dan Luah 16 tahun. Mereka datang sebagai WNI sehingga akan mengisi slot pemain lokal jika terpilih di putaran II Liga 2 2019.
Namun, setelah mengikuti sesi latihan beberapa hari, Laskar Joko Tingkir memutuskan tidak mengontrak Mahesa bersaudara. Selain masih cukup muda, kualitas permainan Mahesa dan Luah sepertinya kurang cocok untuk sepakbola Indonesia yang keras.
"Dia mau sign kontrak. Dia di sana kalau dari junior ke akademi dikontrak selama 2 tahun. Tapi, kalau kita berminat dan cocok, dia mau bermain di sini. Kita lihat dulu. Dia ingin coba di sini dan kita coba saja. Mungkin hanya dua hari saja," kata Nil ketika itu.
4. Memiliki postur di atas 180 cm
Kelana dan Luah memiliki postur di atas 180 cm. Tinggi badan yang setara pemain-pemain Eropa itulah yang kemungkinan besar membuat Tae-yong tertarik mengajak bergabung. Pasalnya, sejak awal menukangi timnas, pelatih Korea Selatan di Piala Dunia 2018 tersebut mengaku sangat senang dengan pemain-pemain berpostur tinggi. Itu bisa terlihat dari lini depan dan lini belakang Garuda Muda yang dihuni banyak pemain tinggi.
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini