10 Tim yang Copy Paste dari Nama Klub Top Eropa

"Nama Arsenal ada di mana-mana. Dari Afrika sampai Amerika Latin. Jadi ingat di Indonesia pernah ada klub Real Mataram."

Feature | 22 October 2020, 10:44
10 Tim yang Copy Paste dari Nama Klub Top Eropa

Libero.id - Sepakbola Eropa yang telah berlangsung sangat lama dan menyebar ke seluruh dunia menjadi inspirasi bagi banyak tim. Beberapa klub di Eropa maupun luar benua ternyata memilih menggunakan nama yang sama. Ada yang kebetulan. Tapi, banyak juga yang terinspirasi.

Eropa menjadi kiblat sepakbola sejak lama. Benua Biru memiliki organisasi yang tertata rapi dan modern. Mereka juga memiliki klub yang menjadi panduan bagi para pelaku sepakbola di seluruh dunia.

Situasi itu membuat sejumlah klub sepakbola di Benua Biru memiliki "kembaran" di luar negeri. Beberapa tim memiliki copy paste nama, logo, maupun warna seragamnya. Dengan nama yang sama, prestasi mereka ternyata juga bagus. Beberapa tim mampu menjadi raja di kompetisi domestik masing-masing.

Berikut ini 10 klub sepakbola yang namanya copy paste dari nama tim terkenal Eropa:


1. Crystal Palace Baltimore (Amerika Serikat)

Meskipun sekarang sudah tidak aktif, Crystal Palace Baltimore adalah tim yang dibentuk di Amerika Serikat oleh mantan petinggi Crystal Palace yang ada di London, Simon Jordan, pada 2006 dengan nama Crystal Palace USA. Tujuan awalnya membuat The Eagles memiliki basis penggemar di Negeri Paman Sam. Karena itu, nama, warna, hingga lambang sama persis.

Klub ini bermain di United Soccer Leagues (USL) sejak kelahirannya hingga dibubarkan pada 2010. Pada tahun terakhirnya, Crystal Palace Baltimore bergabung dengan North America Soccer League (NASL). Setelah bubar, Crystal Palace Baltimore sebenarnya ingin bangun lagi pada 2011. Tapi, hingga 2020 keinginan itu belum terwujud.


2. Everton de Vina del Mar (Chile)

Libero.id

Kredit: instagram.com/evertonvina

Berasal dari kota pantai indah Vina del Mar, Everton di Chile dibentuk pada 24 Juni 1909. Dinamai "Everton" karena Everton didirikan oleh sekelompok imigran asal Meseyside yang dipimpin David Foxley.

Menurut cerita, Foxley adalah pendukung Everton di Inggris. Karena itu, saat hijrah ke Amerika Selatan, dia dan teman-temannya tetap mendukung The Toffees. Kebetulan, ketika Everton didirikan, The Toffees sedang mengadakan tur di Argentina untuk melakukan sejumlah pertandingan persahabatan dengan sejumlah klub lokal Amerika Selatan.

Ketika tahu ada klub dengan nama sama berdiri di Chile, Everton yang ada di Inggris sempat mengirimkan telegram dan ucapan selamat. Mereka tidak meminta royalti, melainkan justru memberi dukungan finansial di masa-masa awal berdirinya Everton Chile. Kedua tim sempat bertemu pada laga uji coba Goodison Park pada 2010.


3. Berekum Chelsea (Ghana)

Libero.id

Kredit: instagram.com/barekumchelseafc

Saat ini, Berekum Chelsea berkompetisi di Ghana Premier League. Klub dari Berekum di bagian barat negara itu berdiri pada 2004 setelah Roman Abramovich berkuasa di London Barat. Sang pemilik, Obed Nana Nketiah, benar-benar terinspirasi dengan taipan asal Rusia tersebut.

Sebagai penggemar Abramovich dan Chelsea, Nketiah benar-benar menjadikan klub miliknya seperti The Blues. Selain nama, warna jersey dan bentuk logo juga sama. Yang membedakan hanya gambar di dalam lingkaran bertuliskan Chelsea Football Club. Dia memilih elang yang sedang terbang.


4. Berekum Arsenal (Ghana)

Libero.id

Kredit: facebook.com/barekumarsenalfc

Selain Chelsea, di Berekum juga ada klub bernama Arsenal. Warna jersey, motif, sponsor apparel, maupun logonya sama persis The Gunners yang ada di London Utara. Bedanya hanya tulisan Berekum di atas tulisan Arsenal. Selain itu, gambar meriamnya juga ada dua. Satu besar, lainnya kecil. Saat ini, Arsenal main di Division One. Itu adalah kompetisi kasta kedua di Ghana.


5. Arsenal de Sarandi (Argentina)

Satu teori tentang bagaimana klub yang berbasis di Greater Buenos Aires ini menggunakan label Arsenal de Sarandi adalah sama-sama berhubungan dengan peralatan militer. Baik Arsenal yang di Argentina maupun Inggris berdiri di wilayah yang menjadi basis militer pada masa lalu.

Arsenal didirikan pada 11 Januari 1957 oleh kakak-beradik Hector dan Julio Humberto Grondona. Lokasi tempat Arsenal berdiri, yaitu di Sarandi, merupakan pangkalan militer Argentina. Selain itu, mereka juga mengakui bahwa penggunakan nama Arsenal adalah bentuk penghormatan terhadap Arsenal yang ada di London


6. Arsenal Kyiv (Ukraina)

Libero.id

Kredit: instagram.co,m/arsenalkyiv

Seperti Arsenal di Inggris dan Argentina, Arsenal Kyiv menggunakan nama yang sama karena lokasi klub tersebut bermula. Didirikan pada 14 Juli 1925, Arsenal merupakan klub olahraga milik BUMN produsen senjata di era Uni Soviet yang bertahan hingga Ukraina merdeka, yaitu Kazenne Pidpryiemstvo Spetsialnoho Aryladobuduvannya Arsenal atau yang biasa dikenal sebagai Arsenal Factory.

Namun, Arsenal saat ini tidak lagi memiliki hubungan dengan Arsenal Factory karena sudah menjadi milik swasta murni. Arsenal sempat berganti nama beberapa kali menyesuaikan sponsor dan pemilik klub. Mereka juga sempat merger dengan sejumlah klub. Arsenal juga pernah dinyatakan bangkrut pada 2013.

Pada 2014, Arsenal kembali dibentuk dengan bantuan mantan pemain, suporter, dan pereli terkenal Ukraina, Oleksiy Kikireshko. Menggunakan nama saat didirikan, Arsenal Kyiv kini berkompetisi di Liga Premier Ukraina.


7. Liverpool de Montevideo (Uruguay)

Seperti Everton de Vina del Mar, Liverpool de Montevideo lahir dari para imigran Inggris yang berasal dari Merseyside. Saat itu, pada 1909, para imigran itu menimba ilmu di Catholic Capuchin Dchool, Nuevo Paris. Lalu, pada 15 Februari 1915, mereka sepakat membentuk klub sepakbola yang mengingatkan pada kampung halaman di Inggris. Nama yang dipilih adalah Liverpool.

Namun, cerita lain menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada hubungan antara Liverpool dengan Inggris. Konon, nama "Liverpool" muncul ketika seorang siswa melihat kota itu di peta Inggris. Dia teringat kata salah satu guru yang menyatakan kota itu sebagai pelabuhan batubara terpenting di Inggris.

Cerita itu bisa benar, bisa juga salah. Pasalnya, mayoritas kapal asal Inggris yang berlabuh di Montevideo pada saat itu, berasal dari Liverpool. Jadi, wajar jika orang-orang di Uruguay sangat akrab dengan "Liverpool".


8.  Manchester United (Gibraltar)

Pada 1962, sekelompok pendukung Manchester United di Gibraltar mendirikan klub sepakbola dengan nama, jersey, dan logo yang sama persis dengan The Red Devils. Untuk mewujudkan ambisinya, mereka secara langsung menghubungi Matt Busby, yang ketika itu masih menjadi nakhoda, dan mendapatkan izin.

Dengan nama mentereng tersebut, MU merajai kompetisi Gibraltar. Mereka juara Liga Gibraltar (1975, 1977, 1979, 1980, 1984, 1995, 1999) dan Piala Gibraltar (1977, 1980, 1997, 2003).

Ketika Gibraltar diterima menjadi anggota UEFA pada 2013, klub-klub anggotanya mendapatkan kesempatan bermain di kompetisi Benua Biru. Masalah muncul karena UEFA tidak mengizinkan klub dengan nama sama bermain. Akibatnya, mereka mengubah nama klub menjadi Manchester 62. Sialnya, sejak pergantian nama, mereka tidak pernah juara liga lagi.


9. Barcelona de Guayaquil (Ekuador)

Libero.id

Kredit: instagram.com/barcelonaecua

Barcelona Sporting Club didirikan pada 1 Mei 1925 oleh Eutimio Perez. Dia adalah imigran Spanyol yang menetap untuk berbisnis di Ekuador dan merupakan pendukung Barcelona. Tim ini diberi nama Barcelona setelah Perez kembali ke Ekuador.

Perez menggunakan lambang El Barca yang sama persis. Bedanya, hanya pada tulisan FCB menjadi BSC. Selain itu, jersey Barcelona de Guayaquil juga berbeda. Awlanya, Perez memilih warna hitam. lalu, diganti merah-kuning layaknya bendera Katalunya. Sempat berubah merah-biru, klub itu kini menggunakan kaus kuning dan celana hitam.

Pada 1940-an, popularitas Barcelona tumbuh pesat karena ketenarannya dalam memainkan pertandingan melawan tim-tim penting di Kolombia, seperti Deportivo Cali dan Millionarios. Itu adalah dua tim terbaik dari era keemasan sepakbola Kolombia.

Hingga hari ini Barcelona de Guayaquil menjelma menjadi salah satu tim terbaik di Ekuador selain LDU Quito. Mereka punya 15 gelar juara Liga Ekuador dan pernah 2 kali menjadi runner-up Copa Libertadores.


10. Ajax Cape Town (Afrika Selatan)

Sebelum 1 Oktober 2020, Ajax Cape Town memiliki hubungan dengan Ajax Amsterdam. Klub asal Afrika Selatan itu didirikan oleh Ajax yang di Belanda pada 1999 dan digunakan sebagai klub satelit. Sejumlah bintang Ajax asal Benua Hitam merupakan jebolan Cape Town. Contohnya, Steven Pienaar, Eyong Enoh, Daylon Claasen, hingga Thulani Serero.

Sayang, setelah bekerjasama selama 21 tahun, Ajax harus menjual 51% sahamnya di Cape Town. "Ajax menyimpulkan bahwa ambisi dan hasil yang didapatkan dari klub yang ada di Amsterdam sangat kontras dengan Cape Town. Dalam beberapa tahun terakhir pasar sepakbola Afrika Selatan belum menghasilkan cukup bakat di level yang diperjuangkan Ajax," bunyi pernyataan Ajax di situs resminya.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network