Kredit: Wikipedia/Oglobo
Libero.id - Brasilia adalah Ibu Kota Brasil sejak 1960. Sebagai pusat pemerintahan Negeri Samba, Brasilia punya stadion megah yang menjadi salah satu venue Piala Dunia 2014, yaitu Estadio Nacional de Brasilia Mane Garrincha.
Pemberian nama itu sempat menimbulkan kontroversi karena Garrincha bukan pahlawan Brasil. Bukan pula mantan presiden, gubernur, walikota, atau pejabat publik yang memiliki jasa besar terhadap Brasil maupun Brasilia. Garrincha adalah mantan pesepakbola dengan gaya hidup yang tidak layak ditiru.
Pemilik nama Manuel Francisco dos Santos itu dikenal sebagai pesepakbola seangkatan Pele. Sosok yang namanya diabadikan menjadi nama stadion di Brasilia, Estadio Nacional Mane Garrincha, itu ikut menjadi saksi mata ketika menjuarai Piala Dunia 1958 dan 1962.
"Garrincha adalah pemain yang luar biasa, salah satu yang terbaik yang pernah ada. Dia bisa melakukan banyak hal dengan bola yang tidak bisa dilakukan oleh pemain lain," kata Pele dalam sebuah kesempatan di masa lalu, dilansir World Soccer.
Namun, di balik kehebatan di lapangan hijau, Garrincha bukan sosok yang pantas ditiru pesepakbola-pesepakbola muda dari Brasil maupun di seluruh dunia. Pria yang meninggal pada usia 49 tahun tersebut mempunyai catatan minor di kehidupan normalnya sebagai manusia.
Semasa hidup, Garrincha terjebak pada dua hal yang paling ditakuti para pesohor lapangan hijau, yaitu wanita dan alkohol. Bahkan, level ketergantungan mantan winger itu pada dua hal tersebut masuk kategori sangat parah dan mengkhawatirkan.
Ketika sedang tidak bermain, Garrincha kerap ditemui menenggak minuman beralkhol dan merokok. Dia sering terlihat berkeliaraan di klub-klub malam hingga subuh. Garincha juga sangat sering berkunjung ke lokalisasi untuk melampiaskan kegemarannya terhadap wanita cantik.
Kebiasaan buruk di luar lapangan sering membawa Garrincha dalam masalah besar. Dia beberapa kali terlibat kecelakaan karena mengemudi dalam kondisi mabuk. Salah satunya pada 1969 ketika kendaraan yang dikemudikannya menabrak truk. Kecelakaan itu ikut menewaskan ibu mertuanya.
Tingkah tidak terpujinya di luar lapangan membuat kehidupan rumah tangga Garrincha berantakan. Dia menikah dua kali. Yang pertama dengan Nair Marques pada 1952 dan bercerai pada 1965. Nair adalah pekerja di sebuah pabrik di Pau Grande. Hasil pernikahan ini menghadirkan delapan putri.
Berpisah dengan Nair, Garrincha menikah untuk kedua kalinya dengan seorang penyanyi samba, Elza Soares, pada 1966. Pada 1977, pasangan ini bercerai setelah Garrincha berselingkuh dengan Angelita Martinez. Bersama Angelita, dia memiliki seorang anak laki-laki.
Malang, setelah mengalami serangkaian masalah keluarga, Garrincha harus menghembuskan napas terakhir pada 20 Januari 1983. Dia koma di Rio de Janeiro akibat kebanyakan menenggak alkohol. Hasil pemeriksaan medis menunjukkan dirinya mengalami kerusakan hati permanen. Sepanjang hidupnya, Garrincha menghabiskan delapan kali dirawat di rumah sakit karena alkohol.
Meski kematiannya tragis dan hidupnya berantakan, Garrincha tetap dianggap pahlawan olah suporter tim Samba. Kepergian Garrincha ditangisi banyak orang Brasil yang terkenang dengan permainannya.
Tanpa diduga, ketika prosesi pemakaman Garrincha dilakukan, penggemar sepakbola di Brasil ternyata larut dalam duka cita mendalam. Jutaan orang menyemut di jalanan Rio de Janeiro dari tempat jasad Garrincha disemayamkan di Estadio do Maracana menuju ke pemakamannya di Pau Grande.
"Di sini beristirahat dalam damai orang yang pernah memberi kegembiraan pada jutaan rakyat Brasil. Dia adalah Mane Garrincha," bunyi tulisan di batu nisannya.
Bagi penggemar sepakbola, penghormatan yang didapat Garrincha sangat layak, terlepas dari kehidupan pribadinya. Semua orang dipaksa mengingat saat-saat bola ada di kaki Garrincha. Dia punya 50 caps dan 12 gol ketika mendapatkan kepercayaan membela Brasil di banyak pertarungan internasional.
Selain dua Piala Dunia yang dipersembahkan, Garrincha juga punya gaya main yang sangat menarik ditonton. Dia tipe pemain eksplosif, penuh dribel, dan memiliki liukan menawan. Dia dijuluki "Si Kaki Bengkok" karena penampilannya. Saat bermain fans selalu menunggu aksi-aksinya.
"Sepanjang sejarah sepakbola, tidak ada yang membuat lebih banyak orang bahagia selain dirinya. Ketika dia bermain, lapangannya adalah cincin sirkus, bola adalah binatang jinak, pertandingan itu undangan pesta," ungkap Wartawan olahraga ternama asal Uruguay, Eduardo Galeano, di situs FIFA pada 2013.
"Garrincha memelihara hewan peliharaannya, bola, dan bersama-sama mereka menciptakan kerusakan sedemikian rupa sehingga orang-orang hampir mati karena tertawa. Dia melompati benda itu, berjudi di sekelilingnya, bersembunyi, melompati dan membuatnya mengejarnya. Dan dalam perjalanan, lawan-lawannya bertemu satu sama lain," tambah Galeano.
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini