Libero.id - Menjadi pelatih tim nasional sekelas Jerman adalah mimpi bagi mayoritas nakhoda klub Bundesliga. Tapi, hal itu ternyata tidak berlaku bagi salah satu pelatih hebat Bayern Muenchen, Ottmar Hitzfeld. Dia justru lebih bangga melatih Swiss. Dia juga lebih bangga dianggap sebagai orang Swiss daripada Jerman.
Hitzfeld lahir di Loerrach, 12 Januari 1949. Itu adalah kota di Lembah Wiese yang terletak di perbatasan Jerman-Swiss. Berhubung pergi ke Basel di Swiss lebih dekat daripada Ibu Kota Jerman, Hitzfeld lebih memahami budaya Swiss dibanding negara asalnya.
Karena itu, setelah membela TuS Stetten dan FV Loerrach di level junior, Hitzfeld pergi ke Basel untuk menjalani trial di FC Basel. Dia diterima dan disodori kontrak sebagai penyerang. Dia bermain untuk Basel pada 1971-1975 sebelum menyempatkan diri membela VfB Stuttgart pada 1975.
Hanya bertahan 3 musim di Bundesliga, Hitzfeld kembali ke Swiss pada 1978 untuk bermain bersama FC Lugano. Selanjutnya, dia bermain FC Luzern pada 1980 hingga gantung sepatu pada 1983.
Selepas pensiun, Hitzfeld memulai karier kepelatihan dengan menangani klub-klub Swiss seperti FC Zug, FC Aarau, dan Grasshoppers Zurich. Sama seperti karier sebagai pemain, Hitzfeld pada akhirnya juga merasa tertantang untuk menukangi salah satu tim Bundesliga. Pilihan pertamanya jatuh kepada Dortmund.
Namun, berbeda dengan Stuttgart, karier Hitzfeld di Signal Iduna Park sukses besar. Hitzfeld membawa gelar juara Bundesliga untuk klub berseragam kuning itu pada 1994/1995 dan 1995/1996.
Puncak karier Hitzfeld di Dortmund terjadi pada 1996/1997 saat mengalahkan Juventus pada laga pamungkas Liga Champions. Hebatnya, kemenangan Dortmund tercipta di stadion lama Bayern, Olympiastadion Muenchen. Itu adalah gelar Liga Champions pertama dan satu-satunya milik Dortmund.
Sukses bersama Dortmund membuat Bayern datang dengan proposal menggiurkan. Dia setuju dan tidak butuh waktu lama untuk membuat FC Hollywood sukses besar. Hitzfeld membawa Bayern menjuarai Bundesliga 1998/1999, 1999/2000, 2000/2001, 2002/2003, 2007/2008 serta Liga Champions 1999/2000 dengan mengalahkan Valencia di final melalui adu penalti.
Sempat meletakkan jabatan pada 2004, Der General kembali ke Alianz Arena pada 2007/2008. Hasilnya, Bayern meraih gelar ganda (Bundesliga dan DFB-Pokal). Setelah itu, dia tidak tertarik melanjutkan kontraknya. "Hitzfeld salah satu pelatih hebat yang saya temui. Saya beruntung pernah dilatih dirinya," kata Luca Toni, dilansir Calciomercato.
Bukan hanya otaknya yang jenius. Kehebatan dalam menyatukan ego pemain bintang membuat Hitzfeld disegani. Dia juga dihormati karena keberaniannya menolak tawaran melatih Der Panzer yang akan bermain di Piala Dunia 2006. Saat itu, dia diminta menggantikan Rudi Voeller yang mundur setelah Euro 2004.
"Jabatan pelatih nasional adalah suatu kehormatan dan Piala Dunia di rumah adalah impian. Tapi, saya tidak dalam kondisi yang tepat untuk melakukan apa yang dibutuhkan tim nasional menjelang Piala Dunia 2006," ujar Hitzfeld pada 2004, dikutip The Guardian.
Penolakan Hitzfeld membuat Juergen Klinsmann ditunjuk menjadi pelatih dengan bantuan Joachim Loew. Setelah Klinsi mundur, Loew mengambil alih tongkat estafet dan berhasil mempersembahkan Piala Dunia 2014.
Uniknya, penolakan melatih Jerman bukan berarti Hitzfeld tidak memiliki hasrat menukangi timnas. Pada musim panas 2008, dia justru memilih Swiss. Tangan dingin Hitzfeld terbukti bersama Swiss. Kegagalan di Euro 2008 diobati dengan keberhasilan Hitzfeld membawa Die Nati lolos ke Piala Dunia 2010.
Saat turnamen digelar di Afrika Selatan, Swiss juga mengejutkan. Mereka sempat mengalahkan juara Euro 2008, Spanyol, di fase grup. Sayang, akibat kurang pengalaman, Swiss gagal ke fase knock-out. Hitzfeld bertahan enam tahun di Swiss dan mengundurkan diri setelah pada Piala Dunia 2014 dikalahkan Argentina pada babak 16 besar.
"Dia membawa banyak perubahan pada gaya bermain kami. Dia juga mampu membangkitkan semangat juang para pemain saat bermain melawan tim-tim yang lebih besar," ujar mantan bek timnas yang sempat membela Arsenal, Philippe Sanderos, di situs resmi Die Nati ketika itu.
Hitzfeld mengumumkan pengunduran dirinya dari kepelatihan setelah Piala Dunia. Posisi pelatih Swiss diberikan kepada Vladimir Petkovic pada 1 Juli 2014. Lalu, muncul rumor Guangzhou Evergrande menawari Hitzfeld kontrak 18 bulan dengan nilai 24 juta euro. Tapi, dia menolaknya.
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini