Kredit: twitter.com/chelseafc dan instagram.com/denniswise11
Libero.id - Program pengiriman pemain muda ke Eropa dalam label Garuda Select dilanjutkan setelah sempat dihentikan akibat pandemi Covid-19. Langsung ditangani Dennis Wise dan Des Walker, seleksi ketat sedang dilakukan di Stadion Pakansari, Cibinong, pada 27 Oktober-4 November 2020.
Garuda Select merupakan program pengembangan pemain usia muda kerja sama PSSI dengan salah satu stasiun televisi berbayar, Mola TV. Ini merupakan jilid ketiga sejak pertama kali diluncurkan pada 2019.
Pada edisi perdana, 24 pemain muda berlatih di Inggris selama kurang lebih 5 bulan pada Januari-Mei. Mereka mendapat pelatihan dengan standar Eropa, baik di dalam dan luar lapangan selama di Inggris. Sementara edisi kedua dilaksanakan mulai Oktober 2020 dan harus terhenti pada Maret 2020 saat Inggris melaksanakan karantina wilayah pencegahan penyebaran Virus Corona.
"Para pemain ini berasal dari kompetisi yang dilakukan PSSI sebelum pandemi Covid-19. Kompetisi tersebut seperti Piala Soeratin U-15 dan rekomendasi klub-klub anggota Elite Pro Academy U-16. Selain itu ada hasil pantauan Dennis Wise dan tim pelatihnya," kata Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri, di situs resmi PSSI.
Sebelum menjalani seleksi, para pemain dikumpulkan untuk melakukan swab dan rapid test sebagai dasar protokol kesehatan. Setelah itu registrasi ulang dan diberikan pengarahan mengenai program ini.
"Kami mencari pemain-pemain muda dari seluruh Indonesia yang sumbernya dari kompetisi usia muda PSSI dan pantauan kami. Mereka kami seleksi untuk kami bawa ke Inggris mereka harus menampilkan kemampuan terbaiknya," kata Wise.
"Kami mencari pemain-pemain dengan standar kemampuan tinggi seperti David Maulana, Brylian Aldama, Braif Fatari, dan alumnus Garuda Select lainnya. Semakin banyak pemain-pemain Indonesia yang bisa merasakan atmosfer berlatih dan bertanding di Eropa, tentu akan semakin baik. Kami berharap sepak bola di sini semakin meningkat dan tumbuh pemain-pemain muda berbakat untuk tim nasional Indonesia," ungkap legenda Chelsea tersebut.
Sejak pertama kali Garuda Select digulirkan, Wise sudah terlibat aktif. Dia menjadi sosok kunci yang berperan sebagai pelatih kepala. Pengalamannya di sepakbola Inggris sangat bermanfaat. Selain pernah menjadi pemain tim nasional Inggris, Wise juga pernah melatih beberapa klub Championship Division.
Berikut ini 5 fakta menarik tentang mantan gelandang kelahiran Kensington, 16 Desember 1966, tersebut:
1. Anggota "The Crazy Gang" Wimbledon
The Crazy Gang adalah nama panggilan yang digunakan oleh media Inggris untuk menggambarkan Wimbledon selama 1980-an dan 19990-an. Nama tersebut aslinya adalah nama grup komedi Inggris terkenal yang populer di akhir 1930-an. Itu digunakan karena perilaku para pemain Wimbledon yang "nakal". Mereka memiliki kebiasaan sering memainkan lelucon praktis yang keterlaluan pada era kepelatihan Dave Bassett, Bobby Gould, hingga Joe Kinnear.
Namun, di lapangan, pendekatan umum mereka terhadap permainan sering dicemooh fans lawan sebagai tidak profesional. Gaya bermain mereka sering dituduh dasar dan tidak sportif. Itu karena Wimbledon bermain sangat mengandalkan fisik.
Meski dikritik, The Crazy Gang membantu Wimbledon memenangkan Piala FA 1987/1988 dan stabil di papan atas kompetisi sebelum Liga Premier, yaitu Football League. Di bawah Bassett, mereka naik dari Divisi IV ke Divisi I dalam empat musim jelang 1986, tanpa pernah mengubah gaya permainan mereka yang lugas.
2. Sempat menjadi pemain termahal Chelsea
Pada 3 Juli 1990, Chelsea membeli Wise dari Wimbledon dengan 1,6 juta pounds. Itu menjadi rekor pembelian The Blues. Angka tersebut naik sangat drastis jika dibandingkan pemain termahal Chelsea saat ini, Kepa Arrizabalaga. Kiper asal Spanyol itu ditransfer 71,6 juta pounds dari Athletic Bilbao pada 2018.
Di belakang Kepa terdapat Kai Havertz dengan 71 juta pounds pada 2020 dari Bayer Leverkusen. Ada lagi Alvaro Morata dan Christian Pulisic (58 juta pounds), Jorginho (57 juta pounds), Fernando Torres dan Ben Chilwell (50 juta pounds), Timo Werner (47,5 juta pounds), serta Tiemoue Bakayoko dan Mateo Kovacic (40 juta pounds).
3. Punya 7 trofi selama menjadi pemain
Pada musim pertamanya dengan Chelsea, Wise mencetak 12 gol dalam 41 pertandingan semua ajang. Wise juga mengantarkan The Blues finish di posisi 11 klasemen akhir dengan koleksi 49 poin dari 38 pertandingan.
Pada musim kedua, dia membujuk mantan rekan setim Wimbledon sesama anggota The Crazy Gang, Vinnie Jones, bergabung dengan Chelsea. Kehadiran pemain yang kini menjadi aktor itu benar-benar membuat Chelsea ditakuti. Contohnya saat mengalahkan Liverpool 2-1 di Anfield pada 1 Februari 1992. Itu kemenangan liga pertama Chelsea di Anfield sejak 1935.
Seiring kepergian Andy Townsend pada 1993, yang disusul kedatangan Glenn Hoddle, Wise ditunjuk menjadi kapten. Di bawah kepemimpinannya, The Blues mendapatkan sejumlah trofi bergengsi. Sebut saja Piala FA (1996/1997, 1999/2000), Piala Liga (1997/1998), Charity Shield (2000), Piala Winners (1997/1998), dan Piala Super Eropa (1998).
Selain Wimbledon dan Chelsea, Wise juga sempt bermain untuk Leicester City, Millwall, Southampton, dan Coventry City. Tapi, hanya di Wimbledon dan Chelsea dia memperoleh gelar. Bersama The Dons, Wise sukses di Piala FA 1987/1988.
4. Menjadi pemain merangkap pelatih Millwall
Wise menandatangani kontrak dengan Millwall pada 24 September 2002 dan menjadi pemain-pelatih pada 2003. Millwall adalah tim pertama dari luar papan atas yang mencapai final Piala FA sejak Sunderland melakukannya pada 1992. Pada final Piala FA 2003/2004, The Lions dikalahkan Manchester United 0-3.
Meski kalah, Millwall lolos ke Piala UEFA untuk pertama kalinya dalam sejarah karena MU menjadi wakil Inggris di Liga Champions. Sayang, mereka tersingkir di babak pertama dari juara Liga Hungaria, Ferencvaros. Akibatnya, Wise mengundurkan diri pada akhir musim 2004/2005 ketika manajemen baru datang.
5. Ditunjuk sebagai direktur eksekutif di Newcastle United
Pengalaman Wise di sepakbola membuat Newcastle United tertarik. Pada 29 Januari 2008, The Magpies mengumumkan Wise bergabung dengan klub sebagai Direktur Eksekutif Sepakbola. Tugasnya sebagai penasihat dewan direksi mengenai masalah sepakbola dan melapor langsung kepada Ketua klub, Chris Mort.
Posisi Wise digugat Kevin Keegan selaku pelatih kepala karena dianggap tumpang tindih dengan Tony Jimenez sebagai Wakil Presiden Perekrutan Pemain dan Jeff Vetere sebagai Koordinator Teknis. Tapi, atas bantuan sang owner, Mike Ashley, posisi Wise aman.
Bahkan, Wise mendapat tugas khusus membantu mengidentifikasi pemain-pemain muda dari seluruh Eropa untuk disetujui Keegan sebelum didatangkan ke St James' Park. Peran Wise berhubungan dengan pengembangan akademi.
Profil Frank Wormuth, Pria Jerman yang Akan Bantu Bima Sakti di Piala Dunia U-17 2023
Semoga berhasil menjalankan tugas.Lawan Pemuncak Klasemen, Persik Kediri Malah Kehilangan 3 Pemain Andalan
Pertandingan yang diramal akan menarik.Bertandang ke Markas Sendiri, Begini Persiapan Bali United Hadapi Arema FC
Pertandingan yang cukup unik bagi Bali United.Beda dengan Piala Dunia Pria, FIFA Sebut Piala Dunia Wanita Justru Rugi
Piala Dunia Wanita 2023 akan kick-off dalam hitungan hari.Unik! 5 Pemain Timnas Indonesia Bakal Dilatih Park Hang-seo Jika Gabung Persib Bandung
Semuanya baru sebatas rumor. Bisa benar, bisa salah.
Opini