13 Bintang Dunia yang Terlalu Tua Saat Datang ke Liga Premier

"Banyak yang menyesalkan mengapa mereka datang ke Negeri Ratu Elizabeth II setelah tidak dibutuhkan di Spanyol atau Italia."

Feature | 12 November 2020, 15:26
13 Bintang Dunia yang Terlalu Tua Saat Datang ke Liga Premier

Libero.id - Sebagai salah satu kompetisi terbaik di dunia, Liga Premier memilik banyak pesepakbola berlabel bintang. Ada yang bersinar sejak muda, tapi banyak juga yang baru datang ke Inggris di penghujung karier.

Meski terlambat datang ke Liga Premier, bintang-bintang dengan kategori itu tetap mampu menampilkan permainan yang bagus. Mereka bermain bagus menunjukkan kelasnya sebagai pesepakbola dengan bayaran selangit. Bahkan, ada beberapa pemain yang masih sanggup menghadirkan piala untuk klub yang dibelanya di Inggris.

Banyak yang menyesalkan mengapa pemain-pemain itu baru datang ke Negeri Ratu Elizabeth II setelah tidak dibutuhkan klub lama di Spanyol atau Italia. Padahal, jika bintang-bintang itu mau datang lebih awal, fans sepakbola Inggris akan menikmati kehebatan mereka lebih lama.

Berikut ini 13 bintang sepakbola dunia yang dianggap terlambat datang ke Liga Premier:


1. George Weah

Libero.id

Kredit: acmilan.com

Bayangkan jika gol George Weah ke jala Hellas Verona pada laga Serie A di Stadio San Siro, 8 September 1995, terjadi di Liga Premier. Gol solorun sejauh 100 meter menjadi gol terbaik dari karier Presiden Liberia tersebut di sepakbola Italia. Bermain untuk Milan menjadi saat terbaik Weah di lapangan hijau. Dia sempat mencicipi Ballon d'Or.

Pada 2000, di usia 34 tahun, Milan meminjamkan Weah ke Chelsea. Pada tahun yang sama dia dikontrak Manchester City. Tapi, era Weah memang sudah berakhir. Dia hanya bermain 18 kali di Liga Premier untuk kedua klub dan hanya berhasil memproduksi 4 gol.


2. Patrick Kluivert

Pemikiran tentang kemitraan Patrick Kluivert-Alan Shearer pada 1990-an menjadi impian banyak pendukung Newcastle United. Saat itu, mereka adalah dua penyerang terbaik di Eropa. Kluivert sukses bersama Ajax Amsterdam dan Shearer sempat membawa Blackburn Rovers juara Liga Premier.

Sayang, keduanya baru bergabung pada 2004/2005. Itu terlambat karena The Magpies finish di posisi 14. Kluivert dianggap gagal dan akhirnya pergi pada akhir musim.


3. Davor Suker

Pencetak gol terbanyak Kroasia sepanjang masa dan bintang Piala Dunia 1998, Davor Suker, bersinar di La Liga untuk Sevilla dan Real Madrid sebelum bergabung dengan Arsenal pada 1999. Tiba di Liga Premier di waktu yang salah. Di usia yang tidak muda, Suker hanya bertahan satu musim di Highbury sebelum tugas yang sama singkatnya di West Ham United.


4. Jari Litmanen

Libero.id

Kredit: liverpoolfc.com

Salah satu bintang Ajax Amsterdam yang memenangi Liga Champions, Jari Litamanen tercatat sempat bermukim di Liverpool. Tapi, berhubung pindah ke Inggris di usia 30 tahun, pemain asal Finlandia itu tidak cukup membantu The Reds di lini tengah. Cedera membuat Litmanen melewatkan semua tiga pertandingan final Liverpool pada 2000/2001.

Sempat meninggalkan Liverpool, Litmanen kembali ke Inggris untuk membela Fulham pada 2008. Tapi, dia tidak berhasil mencapai lapangan setelah menderita masalah jantung yang berdebar-debar saat latihan.


5. Ruud Gullit

Libero.id

Kredit: fifa.com

Ruud Gullit menjadi salah satu bintang AC Milan. Setekah tidak terpakai di Italia, dia bergabung dengan Chelsea pada usia 32 tahun. Dia bermain bagus dan memberi Chelsea piala. Banyak yang menyayangkan mengapa legenda Belanda itu tidak datang ke London Barat saat berusia 25 tahun.

"Setiap kali saya bermain untuk Chelsea, saya berpikir sebuah pertandingan yang bagus dengan stadion yang indah, penonton yang hebat, sehingga saya bisa bermain dengan baik. Itu adalah satu-satunya saat saya benar-benar bersenang-senang," kata Gullit.


6. Fernando Hierro

Salah satu bek hebat yang mencetak gol, Hierro bergabung dengan Youri Djorkaeff dan Jay-Jay Okocha di Bolton Wanderers. Itu menjadikan skuad Sam Allardyce bertabur bintang tua. Sayang, era pemain asal Spanyol itu memang sudah berlalu. Jika dia datang 5-6 tahun sebelumnya, Bolton bisa menjadi tim yang bertarung untuk gelar juara Liga Premier.


7. Henrik Larsson

Libero.id

Kredit: manutd.com

Henrik Larsson hanya menghabiskan 10 minggu di Manchester United, pada usia 35 tahun. Tapi, dia membuat kesan dalam waktu singkatnya di Old Trafford bahwa dia menerima tepuk tangan meriah di ruang ganti setelah penampilan terakhirnya. Bayangkan, jika dia bermain di sana saat puncak kariernya tentu saja hasilnya akan lebih membanggakan.

"Saat tiba di MU, dia tampak seperti sosok yang dikultuskan oleh para pemain kami. Mereka akan menyebut namanya dengan nada terpesona," ucap Sir Alex Ferguson dalam sebuah kesempatan.


8. Zlatan Ibrahimovic

Zlatan Ibrahimovic tidak pindah ke Liga Premier sampai berusia 34 tahun. Tapi, dia masih sanggup mencetak 28 gol di musim perdananya di Old Trafford yang diakhiri lebih awal karena cedera. Itu membuatnya hanya membuat beberapa penampilan di musim berikutnya sebelum dikembalikan ke LA Galaxy dengan status bebas transfer.


9. Edgar Davids

Edgar Davids adalah salah satu tokoh paling dikenal di sepakbola. The Pitbull bergabung dengan Tottenham Hotspur pada 2005 setelah lebih dari satu dekade mendominasi lini tengah di seluruh Eropa.

Di London Utara, dia bermain seperti saat muda. Dia membantu Spurs finish di posisi 5 sebelum kembali ke Ajax dan kemudian menjadi lebih buruk dari Shaun Derry di Crystal Palace. Banyak yang menyesalkan kenapa Davids tidak datang ke Liga Premier pada usia 23 atau 24 tahun.


10. Esteban Cambiasso

Libero.id

Kredit: lcfc.com

Ketika Leicester City merekrut Cambiasso setelah dibebaskan dari Inter Milan pada 2014, satu-satunya penjelasan logis adalah bahwa kakinya pasti sudah hilang. Uang Liga Premier tidak akan merugikan. Tapi, masih cukup sulit dipercaya bahwa sebuah tim yang baru saja promosi berhasil mendapatkan pemain dari sekelas Cambiasso.

Gelandang Argentina itu menyelesaikan satu-satunya musim di Inggris sebagai Pemain Terbaik Leicester 2014 sebelum menolak kontrak baru untuk bergabung dengan Olympiakos Piraeus. Seharusnya dia  menyesal setahun kemudian ketika The Foxes dimahkotai sebagai juara Inggris.


11. Douglas Maicon

Memenangkan 76 caps untuk Brasil pada saat bersaing dengan Dani Alves, Douglas Maicon adalah fullback modern yang sempurna dan bagian integral dari Inter Milan asuhan Jose Mourinho yang memenangkan treble winners 2009/2010.

Sayang, setelah bergabung dengan Manchester City pada usia 31 tahun, cedera merampas kesempatan Maicon untuk menggantikan Pablo Zabaleta atau Micah Richards di starting line-up Roberto Mancini. Dia hanya membuat empat starter sebelum kembali ke Serie A.


12. Youri Djorkaeff

Libero.id

Kredit: premierleague.com

Youri Djorkaeff memenangkan Piala Dunia 1998 dan Euro 2000. Dia juga memenangkan Piala UEFA bersama Inter Milan. Dia pernah masuk dalam Tim Terbaik FIFA Tahun Ini. Dan, pada usia 33 tahun, dia bergabung dengan Bolton Wanderers.

Dia bermain sangat bagus. Bahkan, mencetak gol tendangan salto untuk menyaingi yang dia cetak untuk Inter bertahun-tahun sebelumnya. Tapi, itu terjadi setelah delapan pertandingan tanpa gol dan untuk tim yang berjuang dari degradasi. Bayangkan jika Djourkaeff datang ke Reebook Stadium di usia emas?

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network