Kisah Alessandro Agostini dan Francesco Janich, 2 Pemain yang Enggan Cetak Gol

"Agostini bermain di 434 pertandingan kompetisi resmi. Untuk Serie A, jumlahnya 337 pertandingan. Tanpa bikin satu gol pun. Kenapa?"

Biografi | 28 November 2020, 09:00
Kisah Alessandro Agostini dan Francesco Janich, 2 Pemain yang Enggan Cetak Gol

Libero.id - Siapa bilang mencetak gol membuat pemain sepakbola bahagia? Jika pertanyaan itu ditujukan kepada Alessandro Agostini atau Francesco Janich, jawabannya akan mengejutkan semua orang. Baik Agostini maupun Janich sama-sama enggan mencetak gol saat aktif menjadi pemain profesional.

Lahir di Vinci, 23 Juli 1979, Agostini saat ini sudah pensiun dan menjadi pelatih Cagliari Primavera. Dia memulai karier profesional bersama Fiorentina pada 1996. Dia adalah produk akademi La Viola yang dibina sejak remaja dan tampil bagus ketika bermain di kompetisi Primavera.

Sayangnya Agostini matang pada waktu yang salah. Ketika dipromosikan ke tim utama, Fiorentina sedang memiliki generasi emas. Klub yang berbasis di Stadio Artemio Franchi itu memiliki sang maskot, Gabriel Batistuta. Ada lagi Francesco Toldo, Manuel Rui Costa, Stefan Schwarz, hingga Anselmo Robbiati sebagai tulang punggung.

Akibat banyaknya pemain kelas dunia, karier Agostini tidak terlalu bagus di Firenze. Dia hanya mendapatkan kesempatan bermain 12 kali selama 1996-2002 dan tanpa melahirkan gol. Ketika itu, dia lebih banyak menghabiskan waktu sebagai pemain pinjaman di Pistolese dan Ternana (2000-2001).

Dari Fiorentina, Empoli menjadi klub yang dibela Agostini selanjutnya. Tapi, nasibnya tidak jauh berbeda. Bersama Empoli, dia hanya bermain 11 kali dan tidak ada satupun gol yang dikemas. Dikontrak Empoli pada 2002-2004, Agostini kembali harus menjalani masa peminjaman ke Siena dan Cagliari.

Keberuntungan menyapa Agostini di Cagliari. Di klub asal Pulau Sardinia tersebut, Agostini mendapatkan kontrak sebagai pemain tetap pada 2004. Dia menunjukkan kualitasnya dengan terpilih menjadi pemain reguler. Selama 8  tahun, Agostini bermain 266 kali dan tanpa  gol yang berhasil disarangkan.

Kurang jelas apa yang melandasi keengganan Agostini mencetak gol. Tapi, fakta menunjukkan dia juga tidak berhasil menceploskan bola ke gawang lawan selepas meninggalkan Cagliari  untuk membela Torino dan Hellas Verona. Dengan 60 laga Serie A saat bermain untuk Verona, tidak ada gol yang mampu dihasilkan Agostini.

Jika ditotal, Agostini bermain pada 434 pertandingan di semua kompetisi resmi. Untuk Serie A, jumlahnya 337 pertandingan. Hasilnya, tidak ada satu bola pun yang berhasil dia sarangkan ke gawang lawan.

Aneh? Tentu saja! Sebagai pemain lapangan, statistik Agostini memunculkan tanda tanya besar. Meski bukan penyerang tengah atau gelandang serang, posisi Agostini di lapangan memungkinkan hadirnya gol. Sebagai fullback kiri, Agostini sangat mungkin menciptakan gol-gol berkelas dari jarak jauh, bola mati, maupun dari dalam arena penalti.

Catatan buku sejarah menunjukkan, banyak fullback yang rajin menghasilkan gol berkelas. Sebut saja Roberto Carlos, Gianluca Zambrotta, Maicon, Marcelo, Philipp Lahm, Jordi Alba, hingga Tren Alexander-Arnold.

Agostini bukan pemain Serie A pertama tanpa gol

Tapi, Agostini bukan orang pertama di Italia yang punya catatan aneh tersebut. Jauh sebelum dirinya lahir, Bologna pernah punya pemain bernama Janich. Lahir di Udine, 27 Maret 1937, Janich bermain pada 1956 hingga 1973. Selain Bologna, pemain yang berposisi sebagai sweeper itu juga membela Atalanta Bergamo, Lazio, serta Lucchese.

Beda dengan Agostini yang berstatus pemain medioker, Janich bukan pesepakbola sembarangan. Dia adalah anggota tim nasional Italia dengan 6 caps pada 1962-1966. Pria yang meninggal pada 2 Desember 2019 itu menjadi anggota Gli Azzurri di Piala Dunia 1962 dan 1966.

Kesamaan Agostini dan Janich adalah tidak pernah mau mencetak gol. Bahkan, ketika ada kesempatan menendang penalti, Janich menolak. Jika ditotal, dia bermain 448 kali untuk 4 klub dan 6 kali untuk Italia. Semuanya tanpa ada catatan gol ke gawang lawan. Janich juga punya reputasi tidak pernah mendapat kartu merah sepanjang kariernya.

Setelah pensiun, Janich beralih profesi menjadi pengurus klub. Pada 1972-1976 dan 1978-1980, dia diangkat menjadi Direktur Umum Napoli. Janich juga sempat menjadi Direktur Umum Lazio dan Bari.

Tapi, karier Janich berakhir saat dilarang aktif di sepakbola selama 6 bulan. Dia dinyatakan bersalah ikut dalam skandal pengaturan skor yang dikenal sebagai Totonero 1986. Itu adalah skandal yang terjadi pada 1984 hingga 1986 dan melibatkan banyak pertandingan Serie A, Serie B, Serie C1, hingga Serie C2.

Ada 9 klub yang dihukum pengurangan poin. Ada lagi 17 pelatih dan pengurus klub yang terkena skorsing. Begitu juga dengan 34 pemain dari berbagai klub. "Selamat jalan Janich, libero hebat Bologna dan direktur Napoli," tulis Corriere della Sera saat Janich menghembuskan napas terakhir, akhir tahun lalu.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network