Libero.id - Sebuah serial dokumenter, 'Hanging up wings', berhasil menggambarkan jejak perjuangan mantan kiper Real Madrid Iker Casillas dengan brilian. Dokumenter itu ditayangkan perdana di Spanyol setelah lebih dari satu setengah tahun pembuatan film yang mencakup 300 jam rekaman, 30 wawancara dan 150 adegan berbeda.
Serial ini dibagi menjadi enam episode, dengan dua episode pertama, 'Serangan jantung' dan 'Memulai lagi', telah dirilis.
Di episode pertama, Iker mengenang kembali serangan jantung yang dideritanya di Porto pada 1 Mei 2019, yang kemudian membuatnya pensiun.
Situasi saat Casillas terkena serangan jantung digambarkan jelas. Kepala keamanan klub yang membawanya ke rumah sakit, pelatih penjaga gawang yang membunyikan alarm di lapangan latihan, para dokter yang merawatnya dan istrinya, Sara Carbonero, yang sedang dalam perjalanan kembali ke Portugal dari Madrid.
"Ada perasaan selama setengah detik, bahkan tidak sampai, bahwa Anda mengambil napas dan rasanya berbeda, ketika saya pergi dengan tim saya menyadari bahwa saya merasa berat, bahwa saya kurang napas, saya mulai berpikir mungkin itu alergi,” Casillas mengingat momen itu.
"Ketika saya pergi ke pelatih penjaga gawang, saya perhatikan dada saya mulai tak enak, saya sesak napas.”
"Aku berkata 'Roberto, beri aku gula atau sesuatu, aku merasa buruk dan aku tidak tahu apa yang terjadi padaku' ... Aku jatuh ke tanah, aku tidak bisa [tetap berdiri], aku tahu sesuatu serius terjadi.”
"Ini seperti jika Anda berada di kolam renang dan tiba-tiba Anda ingin keluar dan Anda tidak keluar ... Itu sangat mencemaskan ... Saya semakin sesak napas.
“’Rober, hubungi dokter, aku tak kuat’.”
Dia juga mengingat dokter Porto, Nelson Puga, dan perawatan pertamanya di lapangan.
"Dia berputar, dia tidak nyaman, dia duduk, dia tidak berhenti menyentuh tubuhnya, 'Saya harus membawanya ke kantor dan memeriksanya dengan lebih tenang'," kenang Casillas.
Dia juga merenungkan perjalanan ke rumah sakit.
"Saya masuk ke kursi penumpang, tapi saya tidak bisa menopang diri saya sendiri, mereka memasang sabuk pengaman untuk saya dan saya pingsan, saya pergi dengan petugas keamanan, Sandro, dan dokter masuk ke mobil lain di depan," dia menjelaskan.
"Aku tidak pernah mengira itu serangan jantung."
Hanya saja, seorang dokter, Isabel Quelhas, memberitahunya setelah menjalani elektrokardiogram.
"Saya berkata 'tetapi apakah Anda akan membuka dada saya?'," ujar Casillas. “Saya sangat cemas ditambah lagi tidak bisa bicara."
Istrinya, Sara, juga ingat bagaimana dia diberitahu berita itu.
"[Teman saya] Ana memberi tahu saya, 'Sara, tetap tenang, Iker mengalami serangan jantung', saya mengangkat telepon dan meneleponnya, saya tidak tahu mengapa saya melakukannya karena sangat mungkin dia tidak akan mengangkat telepon itu,” Sara merenung.
"Baik dokter maupun Sandro juga saya telepon, dan itu aneh karena Sandro selalu mengangkatnya, saat aku naik pesawat, Iker menelponku dengan suara yang rapuh, tapi dia menenangkanku, aku tidak tahu apa lagi yang dia katakan."
Kemudian tes dimulai, dengan kateter.
"Ada titik di mana saya merasakannya dekat dengan hati saya dan ketika mereka harus memasukkan cairan ke dalam saya mengalami waktu yang buruk untuk melihat di mana arteri tersumbat, saya merasakan banyak panas di tubuh saya," kata legenda tim nasional Spanyol itu.
"'Dokter, saya tidak tahan, ini luka bakar', tetapi dokter mengatakan kepada saya bahwa itu normal, saya harus mengatasinya selama 30 detik, saya merasa semuanya keluar dan saya bisa bernapas bersih lagi.”
"Jika itu terjadi sehari sebelum itu terjadi di rumah, jika saya tidak bisa mengatasinya, Anda tidak akan mengambil keputusan, pasti saya sudah akan meninggal.”
"Aku tidak pernah tidur telungkup lagi, aku menghabiskan malam dengan kecemasan dan bahkan bersin adalah drama.”
Orang lain yang diwawancarai adalah Luis Serratosa, yang dulunya adalah seorang dokter di Real Madrid dan sekarang menjadi Kepala Rehabilitasi Olahraga dan Kedokteran di Rumah Sakit Quiron de Madrid Pozuelo.
"Dia menelepon saya karena dia akan berada di Madrid dan ingin bertemu saya, saya katakan dia melakukan penyelamatan terbaik, bahwa dia selalu beruntung sepanjang hidupnya, bahkan untuk serangan jantung," katanya.
Setelah kembali pulih meninggalkan rumah sakit berarti memulai hidup baru dan menerima kenyataan baru.
"Itu adalah pertama kalinya dalam 22 tahun saya tidak melakukan pramusim dengan tim, dan itu aneh," akunya dalam film dokumenter itu.
“Kadang-kadang saya ingin lari untuk memberikan bola kepada rekan satu tim dan Anda melihat bahwa tubuh Anda tidak sama dengan dua setengah bulan yang lalu.”
PENSIUN
Legenda Real Madrid dan timnas Spanyol, Iker Casillas akhirnya resmi pensiun dari dunia sepakbola setelah 21 tahun menjalani karirnya yang panjang dan penuh dengan kisah unik dan inspiratif, salah satunya bermain bersama los Blancos sejak usia masih sangat belia.
Casillas memutuskan gantung sepatu karena alasan kesehatan, ia sempat mendapat serangan jantung pada bulan Mei 2019 silam saat sesi latihan bersama FC Porto.
Kabar pensiunnya Casillas diumumkannya langsung dalam sebuah postingan di akun Twitter pribadi miliknya pada Selasa (4/8/2020), ia mengumumkan pengunduran dirinya dalam surat dan menulis pesan emosional.
"Yang penting adalah jalan yang Anda tempuh dan orang-orang yang menemani Anda, bukan tujuan yang ingin Anda capai," tulis Casillas.
"Karena itu diraih dengan kerja keras dan usaha, saya pikir saya bisa mengatakan, tanpa ragu, itu telah menjadi jalan dan tujuan dari sebuah impian," lanjut peraih trofi Piala Dunia 2010 ini.
Keputusan kiper berusia 39 ini untuk pensiun tentunya membawa kabar sedih bagi seluruh insan sepakbola terutama bagi publik Madrid.
Meski Casillas tidak mengakhiri karir sepakbolanya di Madrid, namun ia sangat identik dengan klub asal ibu kota Spanyol itu, pasalnya Casillas sudah memperkuat los Blancos selama 16 tahun dengan banyak sekali raihan trofi.
Dia membantu Madrid memenangi lima gelar Liga Spanyol, dua trofi Copa del Rey, empat titel Piala Super Spanyol, dua gelar Piala Super Eropa, tiga mahkota Liga Champions, dua Piala Interkontinental, dan satu Piala Dunia Klub.
Perlu diketahui bahwa Casillas yang telah diberikan kesempatan membela Real Madrid sejak usia 16 tahun memiliki kisah yang sangat unik dan inspiratif.
Saat itu Casillas yang masih mengikuti pelajaran seni di sekolahnya tiba-tiba ditelpon oleh Real Madrid melalui ibunya agar segera berkemas pulang dan pergi ke Norwegia bersama el Real.
"Casillas, sekarang kamu harus cepat-cepat naik taksi untuk berangkat ke bandara karena pihak Real Madrid baru saja menelpon ibumu dan ibumu baru saja menelpon saya kalau kamu diminta ikut dengan tim senior Real Madrid untuk menjalani pertandingan UCL di Norwegia," ungkap guru seni Casillas.
Peristiwa itu hingga saat ini masih sangat dikenang oleh Casillas karena ia sangat tak menyangka mendapatkan kesempatan yang sangat besar di usianya yang masih belia.
"Saya ingat sekali dengan momen itu, saya masih berusia 16 tahun. Saya langsung bergegas pulang menuju rumah dan berangkat ke bandara, di sana saya dapat bertemu dengan para pemain bintang (Real Madrid).
"Pagi harinya saya duduk bersama teman sebangku saya, Julio. Sorenya saya dapat satu meja dengan Clerence Seedorf, Fernando Morientes, Davor Suker, Raul Gonzalez, dll. Itu sangat luar biasa," kenang Casillas.
Kontribusinya bersama Real Madrid sejak awal karirnya hingga di musim terakhirnya tentu mendapat atensi khusus dari pihak klub yang sangat mengapresiasi jasa Casillas selama membela panji putih kebanggaan kota Madrid.
"Real Madrid ingin menunjukkan penghargaan, kekaguman dan cintanya kepada salah satu legenda terbesar klub kami dan sepak bola dunia," tulis Real Madrid dalam laman resminya.
"Hari ini, salah satu pemain paling penting dalam sejarah 118 tahun kami, seorang pemain yang kami cintai dan kagumi, seorang penjaga gawang yang telah memperbesar legenda Real Madrid dengan pekerjaannya dan dengan perilaku yang patut dicontoh baik di dalam maupun di luar, telah berucap selamat tinggal sebagai pemain profesional," tulis Real Madrid.
Tidak hanya mampu menorehkan prestasi yang luar biasa di level klub bersama Madrid, di level internasional pun Casillas mampu memberikan yang terbaik dengan mempersembahkan 2 trofi EURO dan 1 Piala Dunia.
Casillas mendapat trofi pertamanya bersama timnas Spanyol pada ajang EURO 2008 setelah mengakhiri perlawanan Jerman di partai puncak dengan skor 1-0.
Piala Dunia 2010 menjadi puncak kejayaannya di level timnas setelah mampu membawa La Furia Roja menjadi yang terbaik di dunia setelah mampu mengalahkan Belanda di final dengan kedudukan 1-0.
EURO 2012 menjadi persembahan terakhir Casillas di level internasional bersama timnas Spanyol setelah mampu memastikan gelar kala menghadapi Italia di partai final.
Kini Casillas telah pensiun, namun ia akan selalu dikenang tidak hanya oleh publik Madrid maupun Spanyol, namun juga di seluruh dunia.
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini