Kredit: persija.id
Libero.id - Hanya ada 7 klub sepakbola di Liga 1 2020/2021 yang memiliki hak untuk mewakili Indonesia di kompetisi Asia sekelas Liga Champions Asia (LCA) maupun Piala AFC. Tujuh klub inilah yang memenuhi syarat Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) melalui PSSI.
Sebelum banding Persija Jakarta dikabulkan, 6 klub sempat ditetapkan mendapatkan lisensi AFC. Saat itu Macan Kemayoran dinyatakan tidak memenuhi syarat untuk mendapat lisensi AFC beserta 12 klub Liga 1 lainnya. Salah satu faktornya keberadaan pelatih yang belum memiliki lisensi sesuai standar AFC.
Selain pelatih bersertifikat AFC Pro atau sejenisnya, ada beberapa faktor lain yang menjadi kriteria yang menjadi penilaian AFC Club Licensing. Kriteria itu mencakup aspek olahraga, infrastruktur, personel dan administration, hukum, serta keuangan.
"Kini, semua sudah lengkap dan sudah disetujui. Kita merupakan klub yang ketujuh lolos lisensi AFC. Kegagalan kita di periode pertama merupakan petaka besar. Tapi, kami terus mengejar kekurangan itu dengan melengkapinya," kata Direktur Persija Ferry Paulus di situs resmi Macan Kemayoran.
Meski mendapatkan lisensi AFC, klub-klub Liga 1 tidak akan bisa tampil di LCA. Pasalnya, peringkat Liga 1 jauh di belakang sejumlah negara Asia Tenggara seperti Thailand, Vietnam Malaysia, dan Singapura. Klub Indonesia juga berada di bawah Filipina dan Myanmar. Akibatnya, Indonesia hanya akan mengirimkan wakil di Piala AFC 2021.
Selain itu, penentuan tim ke Piala AFC tahun depan juga membingungkan. Pasalnya, Liga 1 2020 baru berjalan 3 pekan sementara Piala Indonesia 2020 tidak berjalan. Kompetisi baru akan dimulai lagi pada 2021. Itu juga dengan syarat mendapatkan izin Kepolisi Negara Republik Indonesia (Polri).
"AFC Club Licensing Cycle 2020 telah selesai. Di masa pandemi akibat Covid-19, AFC memperpanjang masa pengumpulan dokumen hingga 13 November 2020. Dari 18 klub Liga 1 yang terlibat, 7 klub mendapatkan Lisensi Klub Profesional. Selamat!" tulis PSSI di Twitter resminya.
Berikut ini 6 klub Liga 1 selain Persija yang dinyatakan memenuhi syarat mengikuti kompetisi Asia mudim depan:
1. Arema FC
Meski masih dibayangi dualisme dengan Arema Indonesia, Singo Edan menjadi salah satu klub yang dinyatakan memenuhi standar AFC. Arema yang sekarang dikelola oleh PT. Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia (AABBI) dengan Agus Soerjanto sebagai CEO dan Ruddy Widodo selaku manajer.
Musim ini, Arema dilatih Carlos Oliveira setelah musim lalu ditukangi Milomir Seslija dan Roberto Carlos Mario Gomez sebelum pendemi Covid-19. Bermarkas di Stadion Kanjuruhan, Malang, Singo Edan dianggap memenuhi standar yang ditetapkan dari sejumlah aspek penilaian.
2. Bali United
Keberadaan Bali United di daftar ini tidak terlalu mengejutkan. Pasalnya, sejak dimiliki PT Bali Bintang Sejahtera Tbk dan berpindah kandang dari Samarinda ke Gianyar plus pergantian nama dari Putra Samarinda menjadi Bali United, Serdadu Tridatu sangat serius untuk menjadi klub profesional.
Bali menjadi klub sepakbola pertama mencatatkan sejarah dengan menjual saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Mereka juga klub sepakbola profesional pertama di Asia Tenggara yang melakukannya atau yang kedua di Asia setelah Guangzhou Evergrande.
Saat itu, pada 17 Juni 2019, PT Bali Bintang Sejahtera Tbk melepas 2 miliar saham dari total modal ditempatkan dan disetor setelah penawaran umum perdana (IPO). Tidak semua saham dilepas ke pasar, melainkan hanya 33,3%. Sementara sisanya, 66,7% masih tetap menjadi milik keluarga besar Pieter Tanuri.
Keseriusan Bali juga dibuktikan dengan perombakan manajemen maupun infrastruktur klub. Stadion Kapten I Wayan Dipta mereka sewa dari Pemerintah Kabupaten Gianyar untuk dilakukan renovasi besar-besar. Mereka meniru manajemen klub-klub Eropa dengan menjadikan brand "Bali United" sebagai penghasil uang.
Bali punya restoran di stadion. Mereka memiliki "stadium tour" layaknya di Old Trafford atau stadion-stadion lainnya di Benua Biru. Bali juga memiliki stasiun televisi yang bersiaran melalui Youtube.
3. Bhayangkara FC
Lolosnya Bhayangkara FC benar-benar menimbulkan tanda tanya besar. Dari beberapa aspek, The Guardian memang memenuhi syarat. Mereka punya manajemen yang tertip dan rapi. Mereka juga punya pemain-pemain serta pelatih berkualitas.
Salah satu minus Bhayangkara adalah infrastruktur. Mereka hanya memiliki Stadion PTIK di Jakarta Selatan yang ruang gantinya terbuat dari kontainer. Stadion itu juga sangat kecil dan jauh dari standar AFC.
Namun, tiba-tiba Bhayangkara dinyatakan lolos. Ternyata, mereka mendaftarkan Stadion Manahan, Solo, sebagai kandang. The Guardian juga memindahkan markas dari Jakarta ke Solo dengan mengganti nama menjadi Bhayangkara Solo. Mereka akan menjadikan Stadion dan Mess Universitas 11 Maret Surakarta (UNS) sebagai tempat latihan dan penginapan.
4. Borneo FC
Setelah Putra Samarinda berganti nama menjadi Bali United dan pindah ke Pulau Dewata, Samarinda segera memiliki klub baru di kasta tertinggi. Menggunakan nama Borneo FC, klub milik Nabil Husein lewat bendera PT. Nahusam Pratama Indonesia itu sangat serius untuk menjadi profesional.
Pesut Etam memiliki manajemen yang bagus. Mereka juga didukung infrastruktur klub yang memadai seperti Stadion Segiri Samarinda. Dengan menjadikan Roberto Carlos Mario Gomez pelatih, Borneo benar-benar memiliki visi yang bagus untuk bisa menjadi salah satu klub level Asia.
"Kita sangat bahagia dan bangga dengan pencapaian ini. Ini pembuktian kalau kita serius untuk menjadi klub yang profesional dan sukses secara prestasi. Sekarang, tugas kita mempertahankan apa yang sudah kita dapatkan. Kita harus bekerja keras untuk itu," ujar Nabil di situs resmi Borneo.
5. Persib Bandung
Masuknya Persib Bandung ke daftar ini bukan hal yang mengejutkan. Dari semua kacamata, Maung Bandung sangat layak dan pantas untuk mendapatkan lisensi AFC. Selain manajemen, skuad, dan infrastruktur, Persib punya kelebihan lain dalam hal suporter. Mereka adalah satu satu klub Liga 1 yang selalu dibanjiri pendukung ketika menggelar pertandingan kandang maupun tandang.
6. Persipura Jayapura
Persipura Jayapura punya sejarah panjang di kompetisi Asia. Di masa lalu, Mutiara Hitam sempat menjadi wakil Indonesia di LCA. Mereka pernah ambil bagian di fase grup pada 2010, meski pada akhirnya gagal bersinar. Persipura juga sempat gagal di play-off 2012.
Selain LCA, Persipura juga sempat menjadi langganan Piala AFC. Prestasi terbaik mereka hadir pada 2014. Saat itu, Boaz Solossa dkk sanggup mencapai semifinal. Mereka dihentikan Al-Qadsia dari Kuwait. Persipura juga pernah berada di perempat final pada 2011 ketika disingkirkan Erbil dari Kurdistan, Irak.
Sayang, sejak era Liga 1, Persipura tidak pernah lagi menjadi wakil Indonesia kompetisi Asia. Meski memiliki peringkat tertinggi di AFC untuk klub-klub Indonesia (54), Mutiara Hitam gagal menjuarai kompetisi sehingga tidak diutus ke Piala AFC.
Persiapan Kualifikasi Piala Dunia 2026, Shin Tae-yong Minta Dukungan dan Doa Masyarakat Indonesia
Semangat pokoknya coach Shin!Pimpin Daftar Top Skor Sementara Liga 1 Musim Ini, Carlos Fortes Tak Ingin Jumawa
Musim lalu sempat menurun, tapi musim ini jadi gacor...Hasil Drawing Kualifikasi Piala Dunia 2026, Indonesia Bertemu Brunei Darussalam
Semoga bisa lolos ke Piala Dunia 2026, Amin...Merupakan Rival Berat, Maciej Gajos Beri Tanggapan Soal Persija dan Persib
Bahkan pemain asing sampai tahu soal rivalitas ini...Alami Cedera Parah, Marko Simic Terpaksa Absen Membela Persija Selama 6 Pekan
Krisis penyerang dialami Persija saat ini...
Opini