9 Pemain Italia Saat Juara Piala Dunia 2006 yang Kini Jadi Pelatih

"Hebat. Ini betul-betul tim luar biasa hingga menghasilkan 9 pelatih. Dari Gennaro Gattuso sampai Alberto Gilardino."

Feature | 01 December 2020, 18:38
9 Pemain Italia Saat Juara Piala Dunia 2006 yang Kini Jadi Pelatih

Libero.id - Piala Dunia 2006 menjadi terakhir kalinya Italia menjadi pemenang. Itu menjadi gelar keempat Gli Azzurri setelah 1934, 1938, dan 1982. Kecuali Gianluigi Buffon, semua anggota skuad ketika itu sudah pensiun. Beberapa bahkan menjadi pelatih.

Sukses Italia dimulai ketika FIGC menunjuk Marcelo Lippi sebagai pelatih pada musim panas 2004. Debut Lippi berakhir dengan kekalahan 0-2 dari Islandia. Tapi, dia mampu meloloskan Italia ke Piala Dunia di Jerman di tengah skandal Calciopoli yang mengguncang Serie A.

Saat kompetisi digelar, Italia memulai dengan sempurna. Gli Azzurri finish sebagai pemuncak Grup E setelah mengalahkan Ghana 2-0, imbang 1-1 dengan Amerika Serikat, serta menang 2-0 atas Republik Ceko. Selanjutnya, di babak 16 besar melawan Australia, di perempat final menghadapi Ukraina, dan di semifinal menyingkirkan Jerman.

Pada pertandingan puncak, Italia mengalahkan Prancis lewat adu penalti. Laga itu dikenang dunia dengan tragedi tandukan Zinedine Zidane kepada Marco Materazzi. Kedua pemain kini sudah pensiun. Bahkan, Zizou sangat sukses sebagai pelatih Real Madrid dengan sederet trofi bergengsinya.

Berikut ini 9 pemain Italia di Piala Dunia 2006 yang musim ini menjadi pelatih di beberapa klub dalam maupun luar negeri dari berbagai kasta:


1. Andrea Pirlo (Juventus)

Saat Piala Dunia berlangsung, Pirlo baru berusia 27 tahun. Saat ini, dia sudah menginjak usia 41 tahun. Setelah pensiun, Pirlo mendaftar kursus Lisensi Pro UEFA di Coverciano pada musim panas 2019. Pada 30 Juli 2020, Pirlo ditunjuk sebagai pelatih kepala klub Serie C, Juventus U-23.

Sembilan hari kemudian, setelah pemecatan Maurizio Sarri, Pirlo ditunjuk sebagai pelatih kepala La Vecchia Signora. Dia menandatangani kontrak 2 tahun dan menerima Lisensi Pro UEFA pada 16 September 2020. Pirlo menyatakan terinspirasi meniru jejak sukses Johan Cruyff, Pep Guardiola, Louis van Gaal, Carlo Ancelotti, hingga Antonio Conte.

Di laga kompetitif pertamanya sebagai pelatih, pada 20 September 2020, Juventus menang 3-0 melawan Sampdoria. Dia membuat debut Liga Champions pada 20 Oktober 2020 saat memimpin Juventus menang 2-0 atas Dynamo Kiev. Dia menjadi pelatih Juventus ketiga setelah Lippi dan Fabio Capello yang memenangkan pertandingan tandang pertamanya di semua kompetisi.


2. Gennaro Gattuso (Napoli)

Libero.id

Kredit: instagram.com/officialsscnapoli

Gattuso beralih profesi sejak 2013 ketika bermain di Liga Swiss bersama FC Sion. Berbekal lisensi UEFA A yang didapatkan pada 2011 saat masih membela AC Milan, Gattuso ditunjuk sebagai pelatih-pemain Sion. Lalu, menjadi pelatih definitif pada 25 Februari 2013 setelah Victor Munoz diturunkan pangkatnya menjadi talent scout.

Pada 27 Februari 2013, Gattuso memenangkan pertandingan pertamanya sebagai  pelatih saat mengalahkan Lausanne 2-0 di Piala Swiss. Tapi, Gattuso tidak bertahan lama setelah dipecat pada 13 Mei 2013.

Gagal di Swiss, dia bekerja sebagai nakhoda sejumlah klub seperti Palermo, OFI Crete, Pisa, Milan Primavera, Milan Senior. Saat itu, Gattuso menukangi Napoli. Bersama I Partenopei, Gattuso mampu menghadirkan Coppa Italia 2019/2020 lewat kemenangan adu penalti 4-2 (0-0) atas Juventus di Stadio Olimpico, Roma, 17 Juni 2020.


3. Filippo Inzaghi (Benevento)

Inzaghi memulai karier kepelatihannya pada awal musim 2012/2013 saat menandatangani kontrak berdurasi 2 tahun bersama Milan Primavera. Lalu, pada 9 Juni 2014, Inzaghi ditunjuk sebagai pelatih kepala I Rossoneri setelah pemecatan mantan rekan setimnya, Clarence Seedorf.

Dalam pertandingan pertama Inzaghi sebagai pelatih di Serie A pada 31 Agustus 2014, Milan mengalahkan Lazio 3-1 di San Siro. Inzaghi kemudian membawa Milan meraih kemenangan kedua berturut-turut dalam pertandingan menarik yang berakhir dengan kemenangan 5-4 melawan Parma.

Sayang, pada 4 Juni 2015, CEO Milan, Adriano Galliani, mengumumkan Inzaghi tidak akan menjadi pelatih untuk musim depan. Dia resmi diberhentikan pada 16 Juni 2015 setelah target yang dibebankan tidak tercapai.

Lepas dari Milan, Inzaghi mencari peruntungan di sejumlah klub. Dia membawa Venezia meraih gelar ganda Lega Pro dan Coppa Italia Lega Pro 2016/2017 sekaligus meraih tiket Serie B 2017/2018. Sempat bertahan 1 musim di Serie B, Inzaghi dipinang Bologna sebelum akhirnya berlabuh di Benevento.

Inzaghi menjadi pelatih Benevento sejak 22 Juni 2019. Hanya satu musim, Benevento promosi ke Serie A untuk kali kedua dalam sejarah. Debutnya di kasta tertinggi bersama Benevento dihasilkan saat mengalahkan Sampdoria 3-2 di Stadio Luigi Ferraris.


4. Fabio Grosso (FC Sion)

Saat Piala Dunia berlangsung, Grosso tercatat sebagai pemain Palermo. Setelah kompetisi, bek kiri berpostur 190 cm tersebut bergabung dengan Inter Milan, Olympique Lyon, dan Juventus.

Grosso pensiun sebagai pemain La Vecchia Signora pada 2012 dan 2 tahun kemudian ditunjuk melatih Juventus Primavera. Lalu, pada 13 Juni 2017, Grosso ditunjuk sebagai pelatih kepala Bari di Serie B. April berikutnya, rumahnya dirusak oleh penggemar klub rival, Pescara, yang menggantung ayam jago, maskot Bari. Sayang, Bari tersingkir dari play-off oleh Cittadella.

Pada 21 Juni 2018, Grosso ditunjuk sebagai pelatih Hellas Verona. Dia dipecat pada 1 Mei 2019 setelah kekalahan mengejutkan di kandang dari Livorno yang terancam degradasi. Pada 5 November 2019, Grosso ditunjuk sebagai pelatih Brescia. Dia dipecat pada 2 Desember 2019 setelah 3 kekalahan beruntun.

Sekarang, Grosso bekerja di Swiss bersama FC Sion. Itu adalah klub yang sempat dilatih Gennaro Gattuso di awal karier kepelatihannya.


5. Alessandro Nesta (Frosinone)

Libero.id

Kredit: instagram.com/nesta

Nesta memulai karier kepelatihan dari Amerika Serikat saat melatih Miami FC pada 31 Agustus 2015. Dia mengundurkan diri sebagai pelatih setelah Liga Sepakbola Amerika Utara (NASL) 2017 berakhir untuk kembali ke Italia melatih Perugia mulai 14 Mei 2018. Tapi, pada 21 Mei 2019, Nesta berhenti. Kurang dari 1 bulan menganggur, Frosinone langsung mengajukan proposal kontrak kerja.


6. Fabio Cannavaro (Guangzhou Evergrande)

Cannavaro adalah kapten saat Gli Azzurri menjuarai Piala Dunia di Jerman. Setelah kompetisi, dia sempat bermain untuk Real Madrid sebelum kembali ke Juventus. Dari Italia, Cannavaro berkelana ke Timur Tengah untuk bermain bersama Al-Ahli dan pensiun pada 2011.

Setelah gantung sepatu, Al-Ahli meminta Cannavaro menjadi asisten pelatih. Dia bekerja di bawah arahan Cosmin Olaroiu.

Dari Al-Ahli karier kepelatihan Cannavaro berlanjut ke China. Pada 5 November 2014, dia ditunjuk sebagai pelatih Guangzhou Evergrande, menggantikan mantan manajer tim nasionalnya, Marcello Lippi. Tapi, pada 4 Juni 2015, Guangzhou tiba-tiba mengumumkan Cannavaro akan digantikan oleh Luiz Felipe Scolari setelah pertandingan melawan Tianjin Teda.

Di berhentikan Guangzhou, Cannavaro lalu kembali ke Timur Tengah untuk melatih Al-Nassr sebelum tawaran melatih di Negeri Tirai Bambu datang lagi. Pada 2016-2017, dia bekerja untuk Tianjin Quanjian. Setelah itu, Guangzhou datang lagi. Sempat melatih tim nasional China, Cannavaro kembali melatih Guangzhou.

Di China, Cannavaro kaya prestasi. Dia membawa Tianjin Quanjian menjuarai League One 2016 untuk mendapat tiket promosi ke Super League 2017. Sedangkan dengan Guangzhou, dia mempersembahkan juara Piala FA 2018 dan Super League 2019. Cannavaro juga menjadi Pelatih Terbaik China 2017.


7. Mauro Camoranesi (NK Maribor)

Libero.id

Kredit: instagram.com/maurogc_oficial

Setelah pensiun dari sepakbola, Camoranesi kembali ke kampung halamannya di Argentina. Seusai lulus kursu kepelatihan, dia bekerja untuk klub Meksiko, Coras de Tepic, sebelum kembali ke Argentina menukangi Tigre. Sempat melatih di Meksiko lagi bersama Tapachula, Camoranesi mendapatkan tawaran melatih di Slovenia. Awalnya, dia melatih Tabor Sezana. Lalu, pindah ke NK Maribor.


8. Massimo Oddo (Pescara)

Setelah pensiun, Oddo memutuskan untuk mengejar karier kepelatihan dengan menerima tawaran sebagai pelatih junior di Allievi Regionali B untuk Genoa pada Agustus 2013. Dia meninggalkan pekerjaannya pada Juli 2014 untuk menerima tawaran membimbing Pescara Primavera.

Pada 23 Mei 2015, Oddo dipromosikan sebagai pelatih kepala Pescara setelah pemecatan Marco Baroni. Pada 9 Juni 2016, Oddo memimpin Pescara ke promosi Serie A setelah mengalahkan Trapani 3-1 secara agregat di final play-off promosi Serie B. Tapi, dia dipecat pada 14 Februari 2017.

Selanjutnya, pada 21 November 2017, Oddo diangkat sebagai pelatih kepala Udinese setelah pemecatan Luigi del Neri. Dia dipecat pada 24 April 2018 setelah Udinese ada di posisi 15 lantara kalah 11 pertandingan berturut-turut. Pada 29 Oktober 2018, klub Serie B, Crotone, mengumumkan perekrutan Oddo. Pada 28 Desember 2018, menyusul kekalahan 0-3 dari Spezia, Oddo mundur.

Pada 7 Juni 2019, Oddo ditunjuk sebagai pelatih kepala Perugia. Dia diberhentikan pada 4 Januari 2020. Tapi, dipekerjakan kembali pada 19 Juli 2020 dan diberhentikan pada 19 Agustus 2020. Sepuluh hari berselang, Oddo bekerja untuk Pescara lagi. Tapi, pada 29 November 2020, dia dipecat setelah hanya memperoleh 4 poin dalam 9 pertandingan.


9. Alberto Gilardino (Siena)

Libero.id

Kredit: instagram.com/albertogilardino

Gilardino pensiun sebagai pemain Spezia pada 2018. beberapa bulan kemudian, dia menerima lisensi kepelatihan UEFA A dan UEFA B. Lalu, pada 7 Oktober 2018, Gilardino diangkat menjadi asisten pelatih dan direktur teknis klub Serie D, Rezzato, bersama pelatih kepala, Luca Prina. Pada 28 Februari 2019, Gilardino dipromosikan menjadi pelatih kepala Rezzato, dengan Prina diturunkan jabatannya sebagai pengawas.

Dari Rezzato, Gilardino melatih Pro Vercelli pada 11 Juli 2019. Hanya bertahan 1 musim, Gilardino berhenti dan pada 8 September 2020 diangkat menjadi pelatih baru Siena, yang baru saja mengalami kebangkrutan dan pergantian nama sehingga terpaksa memulai kembali dari Serie D.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network