Libero.id - Eriberto Conceicao da Silva alias Luciano Siqueira de Oliveira sempat menghiasi pemberitaan media-media olahraga di seluruh dunia pada 2000-an. Penyebabnya, kasus paspor palsu.
Kisah Eriberto menjadi Luciano dimulai ketika meninggalkan Palmeiras di Brasil untuk membela Bologna di Serie A pada 1998. Dia mengawali debut pada 12 September 1998 saat Bologna dikalahkan AC Milan 0-3. Eriberto masuk pada menit 82 menggantikan Giancarlo Marocchi.
Sayang, penampilan yang kurang bertanggung jawab didapatkan Eriberto selama 2 musim bermain di Stadio Renato dall'Ara. Dia sering dihukum manajemen karena indisipliner dan tindakan-tindakan kurang terpuji lainnya. Akibatnya, Eriberto hanya mendapat kesempatan merumput 33 kali sepanjang 1998/1999 dan 1999/2000.
Jengah dengan kelakuan Eriberto, manajemen Bologna meminjamkan ke Chievo Verona, yang pada 2000/2001 masih bermain di Serie B. Berkat performa yang bagus di kasta kedua, Eriberto menjadi pemain idola suporter The Flying Donkeys. Berkolaborasi dengan Christian Manfredini, Eriberto tampil sangat bagus dari sektor sayap.
Kerjasama Eriberto dengan Manfredini ketika itu mendapatkan apresiasi banyak orang. Mendapatkan julukan The Black Arrows, Eriberto-Manfredini membawa Chievo promosi ke Serie A 2001/2002.
Keberhasilan meloloskan Chievo ke kasta tertinggi kompetisi Italia sekaligus menjadi awal terungkapnya rahasia Eriberto yang mengejutkan banyak orang. Sepanjang musim 2001/2002, Chievo benar-benar tampil mengejutkan. Kombinasi Eriberto-Manfredini benar-benar membuat banyak pemain belakang lawan kebingungan melakukan penjagaan.
Musim tersebut diakhiri Chievo dengan berada di posisi 5 klasemen. Itu menjadi posisi tertinggi Chievo sepanjang keikutsertaan di kompetisi Italia. Sebab, posisi tersebut berarti selembar tiket Piala UEFA 2002/2003.
Setelah sukses di Chievo, tawaran datang dari banyak klub mapan Serie A. Lalu, pada transfer window musim panas 2002, Chievo hendak melakukan transfer Eriberto secara permanen dari Bologna. Tapi, kedua klub tidak mencapai kesepakatan lantaran masuknya tawaran yang lebih menggiurkan dan masuk akal dari Lazio untuk Eriberto serta Manfredini.
Semuanya berjalan lancar dan tanda-tanda Eriberto ke Stadio Olimpico, Roma, terlihat semakin jelas ketika bertemu dengan manajemen Lazio. Para pihak juga sepakat dengan nominal transfer maupun gaji yang akan diterima pesepakbola berpostur 181 cm tersebut.
Tiba-tiba, Lega Calcio dan FIGC membatalkan transfer Eriberto. Mereka menemukan fakta bahwa sang pemain melakukan pemalsuan identitas diri. Paspornya asli tapi palsu. Maksudnya, parpor itu asli dan diterbitkan otoritas berwenang. Tapi, palsu karena identitasnya berbeda.
Eriberto mengakui bahwa dirinya memalsukan identitasnya agar bisa mendapatkan kesempatan bermain di Eropa. "Setiap pagi saya bangun dengan rasa takut akan menemukan polisi di luar rumah saya. Saya menghabiskan bertahun-tahun hidup dengan rasa takut ketahuan," ujar Eriberto saat itu, dikutip La Gazzetta dello Sport.
Lalu, Eriberto memutuskan untuk kembali ke Brasil dan membersihkan hati nuraninya. Pada 21 Agustus 2002, dia pergi ke kantor polisi di Sao Paulo, dan beberapa jam kemudian, Luciano keluar.
Membuang nama Eriberto, Luciano keluar dari kantor polisi dan menjelaskan kepada publik. Dia mengaku menggunakan identitas palsu saat berusia 19 tahun. Ketika itu, seorang agen yang dikenalnya sebagai Moreno berjanji akan memberi kesempatan trial dengan klub besar. Sang agen mengajukan syarat untuk mengubah usianya menjadi lebih muda. Menurut agennya, akan sulit bagi Luciano menemukan klub besar ketika usianya mendekati 20 tahun.
Luciano menerima syarat itu. Tidak sulit untuk mengubah identitasnya karena Luciano adalah yatim piatu yang tinggal di permukiman kumuh. Dia dengan mudah meyakinkan tetangganya yang berusia 16 tahun untuk meminjamkan akta kelahirannya dan membiarkannya mengambilnya.
Rencana licik Moreno berhasil. "Eriberto" bergabung dengan skuad muda Palmeiras. Dia masuk ke tim utama beberapa tahun kemudian sebelum ditemukan pencari bakat dari Bologna dan dibawa ke Italia pada 1998.
Ketika kasus itu meledak, pers Brasil dan Italia melaporkan bahwa Luciano diperas oleh sindikat kejahatan terorganisasi yang mengetahui tentang penipuan itu. Suara-suara lain menunjukkan bahwa Eriberto yang asli mengancam akan menuntut Luciano. Tapi, Luciano menepis semua gosip tersebut.
Selain karena transfer ke Lazio yang gagal, alasan lain Luciano berterusterang adalah anak. Dia memiliki anak berusia 2 tahun dan diberi nama Gabriel. Tapi, dia kesulitan memberikan nama keluarga di belakang nama Gabriel. Luciano tidak ingin anaknya menggunakan nama belakang Da Silva karena nama keluarganya yang sebenarnya adalah De Oliveira
Beruntung bagi Luciano karena FIFA dan FIGC merespons dengan baik. Meski transfer ke Lazio gagal, FIFA dan FIGC tidak berniat melakukan tuntutan hukum. FIGC hanya melarang Luciano bermain 7 bulan, yang kemudian dikurangi menjadi 4 bulan setelah banding. Kabar baiknya, tidak ada yang membawa kasus itu ke pengadilan sehingga Luciano bisa langsung bermain setelah skorsingnya berakhir.
Luciano bermain lagi untuk Lazio mulai Januari 2003 setelah libur Natal-Tahun Baru. Di akhir musim, dia membantu Chievo finish di posisi 7 klasemen Serie A. Kemudian, tawaran dari Inter Milan datang di transfer window musim panas 2003. Luciano pergi ke Inter dengan status pinjaman plus opsi kontrak permanen.
Sial, Luciano cedera pada September 2003 dan baru kembali pada akhir Oktober 2003. Dia memainkan pertandingan pertamanya sejak pulih dari cedera pada 22 November 2003, menggantikan Javier Zanetti pada menit 65 sebagai bek sayap. Pertandingan Inter itu memenangkan Reggina 6-0. Dia kemudian bermain dua kali di Coppa Italia sebelum dikirim kembali ke Chievo.
Dari Inter, Luciano kembali ke Chievo sebelum pensiun bersama Matova pada 2004. Selama 12 musim di Stadio Marc'Antonio Bentegodi, Luciano bermain 249 kali dengan memproduksi 16 gol. Dia sempat membantu Chievo menjuarai Serie B lagi, yaitu pada 2007/2008.
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini