Libero.id - Pertandingan Paris Saint-Germain melawan Istanbul Basaksehir yang merupakan laga pamungkas kedua tim dalam Liga Champions Grup H berubah ricuh akibat dugaan rasis ofisial pertandingan kepada asisten pelatih tim tamu. Dugaan rasis itu memicu para pemain klub Turki mogok main.
Pertandingan dihentikan saat laga baru memasuki menit ke-13 setelah insiden di pinggir lapangan yang melibatkan Pierre Webo, asisten pelatih Basaksehir, dengan wasit keempat Sebastian Coltescu.
Webo dikeluarkan dari lapangan dan kemudian menuduh ofisial pertandingan itu melakukan rasisme. Rekaman dari insiden tersebut tampaknya menunjukkan seseorang menyebut “orang berkulit hitam” kepada Webo.
Potongan insiden itu menjadi viral setelah striker Bashaksehir yang merupakan mantan pemain Chelsea, Demba Ba berdebat dengan Coltescu.
“Kamu tidak pernah menyebut pria ini kulit putih ... Dengar saya. Jadi mengapa ketika Anda menyebut pria berkulit hitam harus dengan sebutan si hitam," kata Demba Ba seperti dikutip Givemesport.
Demba Ba kemudian menginstruksikan pemain lain untuk keluar lapangan dan tak melanjutkan permainan.
Jika komentar yang diduga rasis itu memang dibuat, seperti yang ditunjukkan dengan reaksi para pemain, bisa jadi akan berbuah sanksi pada ofisial pertandingan.
Seharusnya tidak ada alasan bagi ofisial keempat untuk menunjukkan sang asisten pelatih melalui warna kulitnya, terutama ketika identifikasi selain warna kulit begitu sederhana dan universal.
Penting bagi insan sepakbola untuk melakukan segalanya baik dalam olahraga dan masyarakat yang lebih luas untuk membasmi rasisme. Setiap permainan yang indah harus dan selalu menjunjung kebajikan persatuan.
Opini