Pengakuan Wasit Gol Hantu Muntari ke Gawang Buffon: Itu Kesalahan Terbesar Saya

"Wasit itu adalah Paolo Tagliavento. Dia bicara blak-blakan setelah insiden berlalu beberapa tahun. Dituding sebagai wasit bayaran!"

Feature | 24 December 2020, 14:31
Pengakuan Wasit Gol Hantu Muntari ke Gawang Buffon: Itu Kesalahan Terbesar Saya

Libero.id - Kesempurnaan sepak bola justru terletak pada ketidaksempurnaannya. Ambil contoh, gol kontroversial ‘Tangan Tuhan’ Maradona, momen dimana ketegangan, marah, atau bahkan benci, dan kegembiraan bercampur jadi satu. Merugikan bagi pihak Inggris tapi di lain sisi adalah berkah untuk Argentina.

Tapi jika kita melihat dari kacamata netral, maka keputusan wasit Ali Bin Nasser itu tak lebih dari cerminan dimana kesalahan adalah bagian dari sifat manusia. Dan bagi sebagian orang, sepak bola tak boleh merampas sisi manusiawi itu.

Tapi seiring dengan berjalannya waktu, atas nama sportivitas dan keadilan, teknologi mulai digunakan untuk membantu kinerja pengadil lapangan. Ya, pada musim 2019-2020 Video Asistant Referee (VAR) dipakai di sejumlah Liga top Eropa. Sebelum itu, Piala Dunia 2018 juga telah menggunakan alat peninjau keputusan wasit itu.

Banyak suara protes sebab alasan yang sama di awal, VAR dianggap ‘terlalu jujur’ seolah melupakan asfek keteledoran wasit dan emosi  penonton. Tapi tak sedikit juga yang memuji VAR, sebab sejak keberadaannya banyak klub yang mendapat keadilan dan tak ada lagi drama protes berlebihan, semua sudut punya tayangan yang jelas yang memperlihatkan titik penilaian wasit.

Gol Hantu Muntari ke Gawang Bufon

Jauh sebelum adanya VAR, dunia sepak bola masih mengandalkan bantuan teknologi apa adanya dan yang utama adalah: kejelian indra penglihatan seorang wasit. Sehingga tak jarang kita mendapati keputusan blunder. Misalnya saja dalam laga Big Match antara Juventus vs Ac Milan, terjadi sebuah keputusan kontroversial, dimana wasit asal Italia, Paolo Tagliavento tidak mengesahkan gol tandukan pemain AC Milan waktu itu, Sulley Muntari.

Laga yang berlangsung di San Siro pada Februari 2012 yang lewat adalah salah satu alasan utama mengapa teknologi garis gawang jadi penting untuk keberlangsungan Serie A. Andai saja gol itu disahkan, maka bukan tak mungkin Scudetto jadi milik Ac Milan.

Delapan tahun setelah peristiwa itu, sang wasit Paolo Tagliavento memberi pengakuan saat ditanyai oleh Radio Punto Nuovo.

“Kejadian itu adalah kesalahan saya paling jelas, andai saja itu terjadi saat ini, maka sudah bisa diselesaikan dalam hitungan detik menggunakan teknologi,” ujar Tagliavento.

Sebentar kemudiam Tagliavento menambahkan, “Ini masalah peran, karena pada saat itu kami tidak memiliki wasit tambahan, atau teknologi garis gawang, satu-satunya cara nyata untuk mengukur apakah bola telah melewati garis adalah asisten wasit.”

Tagliavento berkelit dan seolah menunjuk hidung rekan kerjanya saat itu. “Pada saat itu, asisten wasit meyakinkan saya bahwa bola belum sepenuhnya melampaui garis. Berdasarkan itu, dan posisi di mana saya berdiri, saya pasti tidak bisa mendebat dia."

Sempat Tidak Sepakat dengan VAR

Terlepas dari insiden di atas, Tagliavento menentang gagasan untuk membawa VAR ke dalam olahraga yang penuh dengan ketidakpastian ini. Ia berkata bahwa kemurnian sepak bola tak seharusnya dikotori dengan VAR.

“Musim terakhir saya di Serie A bertepatan dengan penggunaan VAR dan saya termasuk yang paling skeptis, sebab saya telah menjadi wasit selama 30 tahun. Tentu saja saya memiliki begitu banyak keraguan tentang teknologi ini,” kata Tagliavento.

Tagliavento yang pernah memimpin banyak laga penting baik di Serie A atau kompetisi level Eropa itu kemudian menyadari dan segera meralat ucapannya, ketika paruh pertama Serie A berjalan, wasit yang sudah pensiun itu berujar.

“Saya kesal tapi hanya sesaat, saya menyadari potensi besar dari teknologi, saya rasa saat ini sangat diperlukan,” ujarnya.

Tak sampai disitu, Tagliavento bahkan menganggap, VAR bisa menghindarinya dari tuduhan wasit bayaran dan ia bisa meminamilisir keputusan yang keliru.

“Andai saja waktu itu ada VAR, sangat mungkin untuk saya menghindari lima kesalahan terburuk dalam karier saya. Semua orang bilang saya wasit bayaran, itu tidak benar. Harusnya VAR datang lebih awal,” tutupnya.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network