Libero.id - Dalam lima pertandingan terakhir di Liga Premier, Kai Harvert dan kawan-kawan mendapat hasil yang tidak memuaskan, 3 kekalahan, 1 seri dan hanya 1 kemenangan. Itu benar-benar menjadi sorotan oleh pbulik London barat daya.
Adapun Lampard sendiri menyalahkan anak asuhnya saat ditumbangkan Arsenal dan ditahan imbang oleh Aston Villa, kendati sebenarnya ada 5 kesalahan taktik yang mungkin tak disadari oleh mantan penggawa timnas Inggris itu. Apa saja kesalahan tersebut? Berikut ulasannya seperti yang dilansir dari football365.com:
5. Mengandalkan satu orang
Frank Lampard mengatakan kemerosotan performa Chelsea menyusul cedera yang dialami Hakim Ziyech "bukanlah sebuah kebetulan". The Blues belum pernah kalah dalam satu pertandingan Liga Premier ketika pemain Maroko itu turun bermain dan mereka memenangkan empat dari lima pertandingan yang dimainkan. Sejak mengalami cedera saat melawan Leeds pada 5 Desember, The Blues hanya meraih empat poin.
“Kami sangat lemas sampai ia cedera. Kami ingin ia kembali,” tambah Lampard, setelah mengeluhkan kurangnya kualitas saat bermain imbang dengan Aston Villa.
Argumen 'waktu untuk beradaptasi' sangat menjengkelkan, tidak hanya untuk para fans, tetapi juga para pengamat dan awak media karena tiap kali ditanya usai kekalahan yang diterima Chelsea, Lampard hanya menjawab dengan jawaban yang sama.
Jika Lampard tidak bisa disalahkan atas perjuangan Kai Havertz dan Timo Werner untuk beradaptasi dengan kompetisi sekeras Liga Premier, maka ia juga tidak pantas dipuji atas kontribusi Ziyech sejauh ini karena sudah barang tentu ia ikut ambil bagian terhadap ketiga pemain tersebut.
Tapi selain kesalahan, ketergantungan Chelsea sekarang pada satu orang adalah masalah yang telah berkembang selama pramusim. Chelsea sebenarnya cukup kokoh musim lalu tapi sekarang retak di bawah beban berat dari para pendatang baru yang tidak mampu bermain maksimal dan tidak adanya pemain yang memberi keseimbangan tim.
Mungkin Chelsea bersama Eden Hazard adalah hebat atau Manchester United bersama Bruno Fernandes adalah luar biasa, namun ketergantungan yang berlebihan pada satu pemain tidak selamanya bagus untuk tim. Justru serangan yang ditumpu pada satu pemain tidaklah sehat, dimana hal itu juga tak menggambarkan kualitas seorang manajer.
4. Timo Werner yang salah posisi
Lampard akhirnya menurunkan Timo Werner pada Selasa dini hari saat menghadapi Aston Villa. Pemain Jerman itu telah menjadi starter dalam 15 dari 16 pertandingan Liga Premier Chelsea musim ini dan telah bemain di sayap kiri dalam 12 pertandingan.
Mengontrak Werner untuk bermain lebih melebar bukanlah ide yang buruk: ia cepat; gerakannya bagus; itu berarti lini serang The Blues akan sangat terbantu untuk membongkar pertahanan lawan. Tetapi mantan pemain RB Leipzig itu tampaknya tidak nyaman dengan posisi barunya itu dan Lampard tidak melakukan apa-apa untuk membuat perubahan yang berarti.
Lampard mungkin mengklaim masuknya Werner sebagai sayap karena kurangnya pilihan - Christian Pulisic dan Ziyech sama-sama ditempatkan di posisi yang tidak diinginkan. Tapi Callum Hudson-Odoi dengan nilai jual 70 juta Poundsterling hanya duduk manis di bangku cadangan pasti bertanya-tanya kenapa ia tak diberi kesempatan.
Mengapa Lampard tidak menggunakan Werner sebagai penyerang tengah? Mengapa tidak memainkan dua striker? Kecepatan dan penyelesaian: itulah aset yang ia miliki. Jadi tempatkan ia dalam posisi seharusnya, melihatnya menggiring bola dari jarak lebar dan memberikan umpan silang ke dalam kotak penalti adalah kekonyolan.
3. N’Golo Kante
Memainkan Jorginho di lini tengah melawan Villa adalah hal yang bagus, namun kekalahan saat menghadapi Arsenal karena memasukkan mantan pemain Napoli itu di tengah bersamaan dengan adanya Kante adalah keputusan yang buruk. Bahkan jika pemain Italia itu bisa bermain sebagus Kante, akan membut pria Prancis itu tak nyaman.
Sama seperti Werner, Kante terlihat sangat tidak nyaman keluar dari posisinya: tidak yakin apakah harus menekan atau tidak; satu atau dua detik di belakang momen permainan; tanpa visi untuk benar-benar memengaruhi permainan di sepertiga lapangan. Membuang-buang bakat Kante justru malah menghalangi tim untuk bermain lebih baik.
2. Fikayo Tomori
Thiago Silva adalah bek tengah terbaik Chelsea, Kurt Zouma adalah bek tengah terbaik kedua mereka. Terlepas dari performa buruk mereka baru-baru ini, kemitraan keduanya terlihat kuat dan kecakapan menyerang mereka tidak dapat diabaikan. Tapi apa yang salah pada Fikayo Tomori? pemain berusia 23 tahun itu tersingkir dari tim utama sejak Januari 2020 lalu setelah hanya 45 menit bermain di Liga Premier musim ini.
Situasinya sangat aneh karena Lampard tampaknya memiliki kepercayaan pada produk akademi yang ia bawa ke Derby dan kemudian digunakan untuk sebagian besar musim lalu, kini semuanya berbeda. Chelsea meraih rata-rata 1,9 poin per game dalam permainan yang dimulai Tomori musim lalu dibandingkan dengan 1,6 tanpa pemain berdarah Kanada itu.
1. Lampard, bermain tanpa Lampard
Kedatangan Kai Havertz ke Stamford Bridge diproyeksikan oleh Lampard untuk menjadi ‘Lampard baru’ di sana, namun itu sepertinya tidak terjadi.
Metode serangan Chelsea sangat aneh. Ketika Havertz bermain, ia dan Mason Mount bertindak hampir sebagai pemain sayap tambahan bersama para pemain sayap tambahan - bek sayap - yang tumpang tindih dengan para pemain sayap yang sebenarnya. Mereka kemudian tidak memiliki penghubung antara Giroud/ Tammy Abraham dan Kante di tengah lapangan.
Membebani sayap secara berlebihan adalah taktik yang sangat masuk akal, tetapi itu bukanlah satu-satunya taktik, terutama ketika seringkali hanya ada satu target untuk diberi umpan silang. Gelandang tengah Chelsea hanya mencetak dua gol Liga Premier di antara mereka musim ini dan hanya satu yang datang dari dalam kotak penalti.
Kisah Jersey ala Cristiano Ronaldo di Barito Putera, Kini Puncaki Klasemen Liga 1
Apakah ini akan bertahan lama atau sementara?Gokil! Marselino Ferdinan Cetak 2 Gol Lawan FC Groningen di Laga Pramusim KMSK Deinze
Sayang, skor akhir tidak memihak Lino dkk. Cek videonya!Mundur atau Dipecat Persib Bandung? Ini Penjelasan Lengkap Luis Milla
Sepakbola dianggap mie instan. Baru 3 laga langsung pisah.Analisis Masa Depan 3 Pemain Timnas U-23 yang Dihukum AFC di Era Shin Tae-yong
Masih dipanggil atau tidak? Ini prediksinya.
Opini