Libero.id - Liverpool baru saja ditumbangkan oleh Southampton pada Selasa dini hari kemarin (05/01/2021), start yang terbilang buruk di awal tahun untuk Jordan Henderson dan kawan-kawan. Kekalahan The Reds dari anak asuh Ralph Hasenhuttl sedikit menyakitkan karena yang mencetak satu-satunya gol kemenangan adalah mantan pemainnya sendiri, yakni Danny Ings.

Namun yang menarik dari pertandingan pekan ke-17 Liga Premier tersebut adalah penyataan Juergen Klopp terkait seringnya Manchester United mendapatkan penalti.

Dilansir dari skysports.com, mantan pelatin Dortmund tersebut mengatakan bahwa Paul Pogba dan kawan-kawan sering mendapatkan penalti. Hal itu mencuat usai pelanggaran yang dilakukan oleh Kyle Walker-Peters dan Jack Stephens tak diindahkan oleh wasit Andre Marriner.

"Saya mendengar sekarang bahwa Manchester United mendapat lebih banyak penalti dalam dua tahun daripada yang saya alami dalam lima setengah tahun," ujar Klopp.

"Saya tidak tahu apakah itu salah saya, atau bagaimana itu bisa terjadi."

Adapun insiden jatuhnya Sadio Mane oleh Kyle Walker-Peters menurut Klopp adalah 100% benar dan bukan sebuah diving.

"Kami memiliki pandangan yang sangat bagus tentang itu (insiden Mane), dan itu tampak seperti penalti yang jelas. Saya berbalik ke ofisial keempat dan bertanya apakah itu akan terjadi. diperiksa, dia mengatakan itu sudah dan bukan penalti. Itu 100 persen benar, dan sekarang seseorang ingin memberi tahu saya seberapa cepat mereka melakukannya di semua sudut yang berbeda ini."

Terkait pernyataan Klopp soal penalti yang didapat anak-anak Setan Merah, respon dari Ole Gunnar Solskjaer hanyalah menertawakan perbandingan Klopp tentang catatan penalti tim yang diasuhnya. Pelatih asal Norwegia itu mengatakan ia tidak akan menghabiskan waktunya hanya untuk menghitung jumlah penalti di saat timnya juga bersiap untuk menjamu Manchester City di semifinal Piala Carabao pada Rabu malam.

"Itu fakta? Mungkin," ujar Solskjaer.

"Itu mungkin akan menjadi jawaban saya, itu adalah fakta bahwa kami mendapat lebih dari mereka. Saya tidak menghitung berapa banyak penalti yang mereka (Liverpool) miliki, jadi jika mereka ingin menghabiskan waktu untuk mengkhawatirkan ketika kami dilanggar di kotak ... Saya tidak menghabiskan waktu untuk itu.”

Pandangan mantan wasit

Dermot Gallagher, mantan wasit Liga Premier itu memberikan tanggapan terkait insiden yang menimpa anak asuh Klopp pada hari Selasa dini hari kemarin.

"Saya menonton pertandingan secara langsung dan saya tidak berpikir salah satu dari mereka adalah penalti. Saya pikir wasit mengendalikan permainan dengan cukup baik, itu berjalan tanpa banyak perdebatan. Menurutku Jack Stephens bukan penalti. Apa yang harus Anda tanyakan adalah apakah dia mengulurkan tangannya untuk memblokir? Tidak, Anda akan berharap lengannya berada di posisi itu. Saya tidak berbicara tentang senjata terselip di tubuh, saya berbicara tentang posisi lengan yang diharapkan,” ujar pria Inggris berusia 63 tahun tersebut kepada The Football Show.

"Pada saat itu, bek sedang mencoba memblok bola, dia membuat bentuk tubuhnya untuk memblokir bola itu, dia tidak mengulurkan lengannya. Bola juga datang dengan jarak yang sangat pendek dan kecepatan yang sangat cepat. Tidak diragukan lagi itu memukulnya di siku tapi saya rasa tidak ada wasit yang akan memberikannya sebagai penalti. Saya pikir ini (Walker-Peters dan Mane) membingungkan. Walker-Peters berusaha membuat hadangan, saya pikir dia menarik dan Mane pergi untuk melewatkan bola. Anda dapat melihat bahwa mereka berduel dan saya pikir itu akan menjadi pelanggaran keras untuk menghukumnya sebagai penalti,” lanjutnya.

"Walker-Peters pasti akan menarik diri dari tekel, dia tidak ingin terlibat, dia tidak ingin mengayunkan kaki, yang sering dituduh dilakukan oleh para bek,” ujarnya.

Apakah benar United mendapat lebih banyak penalti ketimbang The Reds?

Sejak Jurgen Klopp mengambil kendali di Anfield pada awal Oktober 2015, Manchester United telah diberikan 41 penalti, 11 lebih banyak dari Liverpool (30). Namun, pada tahun-tahun awal dominasi The Reds di Liga Premier,  lebih tepatnya ketika Jose Mourinho bertanggung jawab di Old Trafford, catatan statistik menunjukkan bahwa Liverpool lebih diuntungkan daripada rival lama mereka.

Pada musim 2016/17, Liverpool dianugerahi delapan penalti sementara empat United. Liverpool memang mencetak 24 gol lebih banyak sepanjang musim yang bisa menjelaskan hal itu - tetapi mereka hanya memiliki 100 sentuhan lebih banyak di area penalti lawan.

Pada musim berikutnya, ketika Mourinho membawa Setan Merah finis sebagai runner-up di Liga Premier, Paul Pogba dan kawan-kawan hanya mencetak 68 gol sementara 84 gol Liverpool, dan memiliki 206 sentuhan lebih sedikit di kotak lawan daripada Liverpool.

Kendati begitu, harus diakui bahwa Liverpool memang tim yang sangat tajam dengan mencetak enam gol lebih banyak daripada musim sebelumnya dan itu menunjukkan tim Klopp lebih klinis daripada sekadar tidak beruntung dengan keputusan wasit.

Dalam musim 2018/2019 MU mendapatkan 12 penalti Liverpool 7. Sementara pada musim 2019/2020, MU mendapat 14 penalti, Liverpool 5. Musim ini, MU mendapat 6 Liverpool 5.

Jadi klaim Klopp bahwa MU mendapat lebih banyak penalti dalam dua tahun dibandingkan lima tahun era dia adalah salah.

Namun demikian jika penalti untuk kedua tim dihitung sejak Liga Premier dimulai pada 1992, Liverpool justru memperoleh lebih banyak penalti dibanding Manchester United. Liverpool mendapat 130 penalti di peringkat pertama diikuti Chelsea di peringkat kedua dengan 124 penalti dan Manchester United di peringkat ketiga dengan 120 penalti.

Adapun psywar antara Klopp dan Ole juga semakin meramaikan pertandingan besar bertajuk North-West Derby yang akan mempertemukan Liverpool menghadapi Manchester United pada hari Minggu mendatang (17/01/20). Apalagi kedua tim berada di posisi 1 dan 2.