Libero.id - Sangat jarang klub Liga Indonesia mendatangkan pemain asing dari Karibia. Selain Darryl Sinerine yang membela Petrokimia Putra, Sriwijaya FC juga sempat memiliki Keith Gumbs. Pria yang biasa disapa Kayamba itu berasal dari Saint Kitts and Nevis dan punya misteri yang belum terpecahkan hingga hari ini.
Saint Kitts and Nevis secara resmi dikenal sebagai Federasi Saint Christopher and Nevis. Itu adalah sebuah negara kepulauan kecil di Hindia Barat. Terletak di rangkaian Kepulauan Leeward di Lesser Antilles, Saint Kitts and Nevis merupakan wilayah Persemakmuran, dengan Elizabeth II sebagai Ratu dan kepala negara. Ini adalah satu-satunya federasi di Karibia.
Ibukota negara ini ada di Basseterre, yang terletak di Pulau Saint Kitts yang lebih besar. Basseterre juga merupakan pelabuhan utama untuk masuknya penumpang melalui kapal pesiar dan kargo. Pulau Nevis yang lebih kecil terletak kira-kira 3 km di sebelah tenggara Saint Kitts, melintasi saluran dangkal yang disebut The Narrows.
Saint Kitts and Nevis termasuk di antara pulau-pulau pertama di Karibia yang dijajah oleh orang Eropa. Saint Kitts adalah rumah bagi koloni Inggris dan Prancis pertama di Karibia. Mereka juga merupakan wilayah Inggris terbaru di Karibia yang merdeka. Saint Kitts and Nevis memperoleh kemerdekaan pada 1983.
Di sepakbola, Saint Kitts and Nevis termasuk anggota Konfederasi Sepakbola Amerika Utara, Tengah, dan Karibia (CONCACAF). Di kawasan Karibia, Saint Kitts and Nevis tidak memiliki prestasi yang bisa dibanggakan. Mereka masih kalah kelas jika dibanding Trinidad and Tobago, Jamaika, atau Haiti.
Uniknya, dalam daftar pencetak gol terbanyak sepanjang masa tim nasional Saint Kitts and Nevis terdapat nama Gumbs. Tidak tanggung-tanggung, mantan penyerang kelahiran 11 September 1972 itu memiliki 47 gol. Jumlah itu menjadikan Gumbs pemain yang paling sering mencetak gol untuk The Sugar Boyz.
Memiliki nama lengkap Keith Jerome Gumbs Tukijo, Kayamba datang ke Indonesia di usia yang tidak muda. Dia bergabung dengan Sriwijaya FC pada 2007 setelah bermain di Hong Kong bersama Kitchee. Saat itu, Gumbs sudah menginjak usia 35 tahun.
Namun, Gumbs membuktikan usia bukan penghalang. Bersama tim asal Sumatera Selatan itu, dia menjadi roh permainan. Selama periode itu, dia termasuk sosok penyerang tajam dengan koleksi 74 gol dari 145 pertandingan.
Kepiawaian mencetak gol juga membuat Gumbs mendapatkan sejumlah gelar individu. Dia sempat didaulat sebagai Pemain Terbaik Piala Indonesia 2010 dan Indonesia Super League (ISL) 2010/2011. Dia membawa Laskar Wong Kito menjuarai ISL 2007/2008 dan 2011/2012.
Gumbs juga turut berkontribusi dengan tiga gelar Sriwijaya di Piala Indonesia 2007/2008, 2008/2009, dan 2010. Saat itu, mereka merupakan tim bertabur bintang dengan gaya permainan yang membuat banyak tim kerepotan selama 90 menit.
Dari Sriwijaya, Gumbs bergabung dengan Arema Cronus pada 2012. Dia bermain satu tahun dengan mengoleksi 8 gol dari 24 pertandingan ISL. Tapi, tidak seperti di Sriwijaya, penampilan Gumbs bersama Singo Edan biasa-biasa saja. Usia dan persaingan yang ketat di lini depan membuat Gumbs kurang berhasil memuaskan Aremania.
Setelah memutuskan pensiun sebagai pesepakbola profesional pada 2013, Gumbs banting setir menjadi pelatih. Dia sempat dipercaya menukangi tim muda di Australia, Southern Ettalong United.
Gumbs menjadi pelatih setelah mengikuti kursus kepelatihan. Dia memiliki sertifikasi kepelatihan seperti Analysing, Evaluating Soccer Team, and Players (2009). Lalu, Conditioning for Soccer (2010) dan Diploma Kepelatihan (2012). Gelar itu pula yang membuat Gumbs sempat melatih di Sriwijaya, walau sebatas pelatih fisik (2011-2012) dan asisten pelatih (2016).
Namun, dari semua performa Gumbs selama di Indonesia, ada satu hal yang menjadi misteri hingga hari ini, yaitu nama. Pasalnya, saat awal datang ke Indonesia, Gumbs dengan bangga mengaku memiliki darah Indonesia. Dia menunjukkan nama belakangnya "Tukijo".
Entah apa alasannya, Gumbs kemudian tidak pernah memakai nama belakang yang umum digunakan masyarakat di Jawa Tengah atau Jawa Timur itu lagi. Dia memilih menggunakan Gumbs sebagai nama belakang. Raut wajah Gumbs juga akan berubah marah saat ada yang menyinggung atau bertanya tentang "Tukijo" di nama belakangnya.
Meski di mesin pencarian Google atau Wikipedia hanya tertulis Gumps, situs Transfermarkt dan Football-lineups ternyata masih setia menggunakan "Tukijo" sebagai nama belakang Gumbs. Mereka juga sudah memberi atribut "pensiun" tanpa menjelaskan riwayat kepelatihan Gumbs.
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini