10 Pemain Afrika Terbaik dalam Sejarah Liga Premier

"Afrika melahirkan pemain pemain ikonik di Liga Premier. Ada Didier Drogba dan Yaya Toure."

Feature | 12 January 2021, 16:13
10 Pemain Afrika Terbaik dalam Sejarah Liga Premier

Libero.id - Sejak didirikan pada tahun 1992, Liga Premier telah menjadi rumah bagi beberapa pemain terbaik dari setiap benua, mulai dari Park-Ji Sung hingga Harry Kewell yang mewakili wilayah Asia dan Oceania ataupun Sergio Aguero, Carlos Tevez hingga Javier Hernandez dari Amerika Latin.

Adapun perwakilan pertama dari benua Afrika yang bermain di Liga Premier adalah Peter Ndlovu. Striker Zimbabwe itu telah berada di Inggris sejak 1991 dan melakukan debutnya di Liga Premier pada 19 Agustus 1992. Ia bermain untuk empat klub di Inggris, namun ia dikenang ketika membela Coventry City. Setelah Ndlovu, setidaknya ada 245 pemain Afrika telah bermain di Liga Premier sejak 2016. Beberapa di antaranya layak mendapatkan apresiasi sebagai pemain Afrika terbaik di Liga Premier, siapa aja pemain tersebut ? Berikut ulasannya;

10. John Obi Mikel

Libero.id

Kredit: premierleague.com

Nama John Obi Mikel mulai dikenal kala ia bermain impresif di Piala Dunia FIFA U-17 2003. Tim asal Norwegia, Lyn kemudian mengkontraknya  pada tahun 2004. Gelandang jangkar tersebut kemudian melejit di Kejuaraan Dunia FIFA U-20 2005 dengan menjadi pemain terbaik kedua di belakang Lionel Messi.

Pada tahun 2005,  Manchester United dan Chelsea bersaing untuk mendapatkan Mikel, di mana United merekrut gelandang Nigeria tanpa perwakilan pada bulan April dan membawanya keluar dalam konferensi pers dengan mengenakan jersey Setan Merah, namun agen Mikel justru menyetujui  kesepakatan bersama Chesela. 11 tahun bermain untuk Chelsea, Mikel menjadi pemain yang kehadirannya selalu bisa diandalkan di lini tengah, ia membuat 249 penampilan liga untuk tim London tersebut. Bersama The Blues, ia sukses meraih 9 trofi termasuk 2 gelar Liga Premier dan 4 Piala FA. Sementara diajang Eropa, ia sukses meraih Liga Champions dan Liga Eropa.

9. Lauren

Karier sepak bolanya dimulai melalui keberuntungan dan keberanian, ketika Lauren yang berusia 11 tahun mengatakan kepada seorang pemain perlengkapan Sevilla bahwa ia ingin bermain untuk klub. Itu berhasil, dan karirnya dimulai. Pengalaman pertamanya di menit-menit tim utama datang di tim divisi empat bersama Uretra, di mana ia memainkan 30 pertandingan liga pada musim 1995/96, dan tak lama setelah itu ia bermain untuk tim cadangan Sevilla.

Lauren pindah ke divisi dua Spanyol untuk mendapatkan lebih banyak menit bermain, menjadi starter di Levante untuk musim 1997/98 dan tampil dalam 34 pertandingan di liga. Mallorca kemudian mengkontraknya di musim berikutnya dan selama 2 musim bermain untuk Los Bermellones,  Lauren menjadi bek kanan yang hebat,  Arsenal datang serta merekrut pemain Kamerun itu pada Mei 2000.

Cedera menghambat musim pertama Lauren di Highbury, tetapi ia segera menggantikan Lee Dixon sebagai pilihan pertama di musim berikutnya. Ia tetap menjadi bek kanan pilihan pertama selama 3 musim beriktunya, bermain lebih dari 25 pertandingan Liga Premier dan menjadi bagian dari musim Invincibles 2003/04 dan kemenangan Piala FA di musim berikutnya. Pada Januari 2007, ia bergabung dengan Portsmouth dan sukses membantu Pompey meraih Piala FA musim 2007/08.

8. Michael Essien

Libero.id

Kredit: premierleague.com

Di awal kariernya, Essien hampir bergabung dengan Manchester United, namun karena ketidaklayakan izin kerja membuat kesepakatan batal. Essien mendapati kontrak profesional pertamanya pada tahun 2000 dan bermain untuk tim Ligue 1, SC Bastia. Setelah 3 tahun, pemain Ghana itu pindah ke Lyon pada Juli 2003. Ia mencetak gol pada penampilan pertamanya untuk Lyon, membantu OL memenangkan Trophee des champions melawan Auxerre. Essien hanya bermain 2 musim bersama Les Gones dan menandatangani kontrak selama 4 tahun bersama Chelsea pada tahun 2005. Biaya transfer gelandang jangkar itu mencapai 24,4 juta Poundsterling yang menjadikannya sebagai rekrutan termahal Chelsea saat itu.

Selama 8 tahun bermain di Stamford Bridge, Essien mencetak 17 gol dan memberikan 10 assist. Ia dinominasikan untuk Ballon d'Or selama 2 tahun berturut-turut, dengan dua di antaranya terjadi saat ia bermain untuk Chelsea (2005 / 06, 2006 / 07). Essien memenangkan 9 trofi saat bermain untuk kllub milik Roman Abramovich itu,  2 gelar Liga Premier, 4 Piala FA, Liga Champions dan beberapa gelar lainnya.

7. Nwankwo Kanu

Kanu berhasil mencetak 5 gol saat Nigeria memenangkan Piala Dunia FIFA U-17 1993, mengalahkan Ghana 2-1 di final. Hal tersebut membuat Ajax merekrut Kanu, selama bermain untuk de Godenzonen, Kanu berhail mengemas 54 penampilan di Eredivisie dengan 25 gol. Pada juli 1996, Kanu dijual ke Inter Milan.

Dia menjadi kapten Nigeria di Olimpiade 1996,  mencetak 2 gol penting di perpanjangan waktu semi-final vs Brasil, membalikkan kekalahan 2-3 menjadi kemenangan 4-3. Setelah kembali ke Milan untuk perawatan medis, kelainan jantung ditemukan oleh para dokter. Ada kemungkinan Kanu tidak pernah bermain lagi, tapi ia menjalani operasi pada November 1996 untuk mengganti katup aorta yang tidak normal di jantungnya. Papilo (julukannya) kemudian tidak kembali berlatih hingga April 1997. Kanu hanya bermain 17 pertandingan dalam 3 tahun untuk Inter, mencetak 1 gol. Arsenal kemudian menandatangani Kanu pada Februari 1999.

Bersama The Gunners,  ia sukses mencetak 6 gol dalam 12 penampilan pada musim 1998/99. Performa baiknya terbawa ke musim berikutnya, di mana Kanu mencetak 12 gol liga dalam 31 pertandingan. Setelah 10 tahun  membela Arsenal. Ia kemudian di transfer ke West Brom  tetapi kepindahannya berikutnya ke Portsmouth yang memperkuat statusnya sebagai legenda Liga Premier. Bersama The Pompey, ia kembali hadir sebagai pemain yang penting untuk timnya, dimana ia sukses mencetak gol dalam kemenangan semifinal Piala FA dan final. Dengan penampilan sebagai pemain pengganti terbanyak ketiga dalam sejarah Liga Prmeier, status super-subnya juga diperkuat. Ia mencetak 54 gol dalam 247 pertandingan di papan atas Inggris, memenangkan 2 gelar Liga Premier dan 3 Piala FA.

6. Riyad Mahrez

Libero.id

Kredit: premieleague.com

Riyad Mahrez mengawali karier profesioanl dengan bermain untuk tim lokal, AAS Sarcelle dari 2004 hingga pindah ke tim Juara 2 Nasional, Quimper pada 2009. Pada tahun 2010, Mahrez melanjutkan perjalanan kariernya dengan bergabung bersama Le Havre.

Mahrez meninggalkan Le Havre setelah mencetak 6 gol dalam 60 pertandingan di Ligue 2. Bergabung dengan Leicester dengan biaya yang tidak diungkapkan. Mahrez butuh beberapa tahun untuk beradaptasi sepenuhnya dengan permainan Inggris hingga akhirnya bisa membantu The Foxes menjuarai Liga Premier untuk pertama kalinya dalam sejarah. Selama 4 musim di sana, Mahrez sukses mencetak 42 gol dari 158 penampilan.

Dikenal sebagai pemain yang mampu bermain di sayap kanan dengan kekuatan kaki kiri, Mahrez memiliki dribbling yang halus dan sentuhan pertama yang memungkinkannya untuk mengalahkan seorang pemain dan memotong ke dalam untuk melakukan umpan silang atau tembakan. Dia inverted winger sejati. Hal itu membuat Man City kepincut untuk meminangnya. Dalam 210 penampilan Liga Premier, Mahrez telah mencetak 61 kali dan memberikan 41 assist. Ia memiliki 2 gelar Liga Premier, 1 Piala FA dan 2 Piala Liga atas namanya.

5. Sadio Mane

Mane mulai menunjukan bakatnya saat bermain untuk Red Bull Salzburg di Austria. Penyerang Senegal itu mencetak 31 gol di liga dalam 63 pertandingan untuk Salzburg. Ia adalah starter yang tidak perlu dipersoalkan sejak tahun pertamanya di Salzburg, dan mencetak 20 gol di kedua musim penuh di Bundesliga Austria. Pada tahun 2014, Southampton mengontraknya dalam kesepakatan 10 juta Poundsterling. Mane tidak membutuhkan waktu lama untuk beradaptasi di St. Mary's, mencetak 10 gol dalam 30 pertandingan di musim pertamanya.

Penampilan bagus Mane berlanjut ke musim keduanya di Southampton. Pemain sayap itu mencetak 11 gol dalam 30 pertandingan serta membawa The Saints finis di 6 besar Liga Premier, pencapaian tertinggi mereka. Penampilannya yang konsisten itu membuat Juergen Klopp tertarik dan tahun 2016, Liverpool membawa Mane ke Anfield dengan mahar 34 juta Poundsterling. Mane mencetak 13 gol liga dalam 27 pertandingan pada musim debutnya di Anfield (26 pertandingan dimulai), memenangkan pemain terbaik Liverpool di akhir musm. Ia telah mencetak dua digit di Liga Premier selama 3 musim berikutnya setelahnya, bahkan memenangkan Sepatu Emas pada musim 2018/19 dengan 22 gol dalam 36 pertandingan. Dalam 210 penampilan Liga Premier, Mane telah mencetak 90 gol dan memberikan 31 assist.

4. Mohammed Salah

Salah melakukan debut profesionalnya pada Mei 2010 bersama Al Mokawloon. Ia menjadi pemain reguler di tahun berikutnya pada musim 2011/12. Dengan 7 gol liga dan 3 assist dalam 15 pertandingan di musim terakhirnya di Mesir, Salah pergi setelah mencetak 11 gol liga dalam 38 penampilan untuk Mountain Wolves. Kariernya berlanjut bersama FC Basel, dimana Salah mencetak double figure di semua kompetisi dalam 2 musim / 18 bulan di Swiss. Lebih penting lagi, ia mencetak gol melawan Chelsea di semifinal Liga Eropa pada musim 2012/13, kemudian mencetak gol dalam kemenangan kandang dan tandang melawan The Blues di Liga Champions pada musim 2013/14. Hal ini menyebabkan Salah pindah ke Chelsea pada tahun 2014 dengan biaya 11 juta Poundsterling, namun ia jarang diberikan kesempatan. Salah kemudian menemukan kembali performanya bersama Fiorentina dan AS Roma.

Pada Juni 2017, Liverpool  membayar 43 juta Poundsterling untuk membawanya ke Anfield. Salah mencetak gol dalam debutnya di pertandingan melawan Watford yang berkesudahan dengan hasil imbang 3-3. Namun setalah mencetak gol pertamanya, Salah sukses mencetak 32 gol dalam 36 pertandingan, 44 gol dalam 52 untuk semua kompetisi. Musim pertama Salah memecahkan rekor, saat ia menjadi pencetak gol terbanyak Liga Premier dalam 38 pertandingan. Ini membuatnya memenangkan Sepatu Emas pertamanya, PFA Player of the year, dan penghargaan tim PFA of the year. Di musim berikutnya, Salah mampu menjaga konsistensi bermain, bahkan menjadi sosok sentral dalam raihan gelar Liga Premier dan Liga Champions untuk The Reds. Adapun capaian statistik pria Mesir menujukan 88 gol dan 32 assist dalam 137 pertandingan Liga Premier.

3. Kolo Toure

Memulai karir profesionalnya bersama ASEC Mimosas, Kolo kemudian diboyong oleh Arsenal pada tahun 2002. Kedatangan pemain Pantai Gading tersebut benar-benar terasa untuk Arsenal, terutama Arsene Wenger selaku pelatih. musim 2003/04 mungkin menjadi masa emas Kolo di London, karena ia menjadi tulang punggung untuk lini belakang Arsenal bersama Sol Campbell, Kolo memainkan 37 pertandingan Liga Premier. Dalam 5 musim berikutnya di Arsenal, Kolo tidak pernah bermain kurang dari 29 pertandingan liga di setiap musim. Kemitraannya dengan Philipe Senderos membawa Arsenal ke Final Liga Champions 2006.

2009, Kolo bergabung bersama Manchester City dan ditunjuk sebagai kapten klub oleh manajer saat itu Mark Hughes. Ban kapten dicopot darinya oleh manajer baru Roberto Mancini pada musim berikutnya, yang menyerahkannya kepada Carlos Tevez. Karir Kolo bersama The Citizens berhenti ketika ia gagal dalam tes narkoba pada Maret 2011dan pergi ke Liverpool dengan status bebas transfer pada Mei 2013.

Ia melakukan debut Liga Premier untuk The Reds pada hari pembukaan dalam kemenangan 1-0 vs Stoke di Anfield. Ia memainkan 20 pertandingan liga, memulai 15 di antaranya saat Liverpool hampir memenangkan Liga Premier. Di dua musim berikutnya, jatah bermain Kolo berkurang dan hengkang ke Celtic dengan status bebas transfer. Toure membuat 353 penampilan Liga Premier, dengan 108 clean sheet dan 12 gol.

2. Yaya Toure

Libero.id

Kredit: mancity.com

Sama sepeti Kolo; Yaya Toure memulai karier profesionalnya bersama ASEC Mimosas pada tahun 1996 . Sempat menjalani uji coba di Arsenal, seperti saudaranya, tetapi tidak ditandatangani oleh Arsene Wenger karena masalah izin kerja. Toure kemudian ke Metalurgh Donetsk pada Desember 2003, sebuah klub sepak bola Ukraina (juga sekarang sudah tidak beroperasi). Setelah 18 bulan di Ukraina, Olympiacos mengkontraknya dan tampil mengesankan di Yunani. Pada tahun 2006, Monaco datang dan membayar 5,75 juta Euro untuk mendaratkannya di tanah Prancis. Toure membuat 24 penampilan musim itu dan mencetak 5 gol.

Yaya kemudian direkrut oleh Barcelona pada Juni 2007 dengan mahar 10 juta Euro. Untuk Barca,  Yaya awalnya bermain di lini tengah, tetapi diberi tanggung jawab lebih defensif setelah kedatangan Pep Guardiola sebagai manajer. Karena Sergio Busquets lebih disukai dalam peran CDM, Toure sering digunakan sebagai CB darurat di Camp Nou. Ia adalah bagian penting dari tim pemenang treble 08/09, serta berperan dalam kemenangan lainnya.

Man City memperoleh layanan Yaya Toure pada Juli 2010, setahun setelah membawa saudaranya, Kolo, ke Manchester juga. Di City, Toure bermain sebagai nomor 8 di lini tengah, salah satu pivot ganda dalam formasi 4-2-3-1. Kebebasan yang baru ditemukan ini memungkinkan Liga Premier menikmati yang terbaik dari gelandang Pantai Gading. Ia mencetak lebih dari 5 gol liga selama 7 musim berturut-turut, puncaknya datang pada musim 2013/14 ketika ia mencetak 20 gol liga dalam 35 pertandingan dari lini tengah sambil memberikan 9 assist saat Man City meraih gelar Liga dan Piala Liga. Dalam 230 pertandingan di Liga Premier, Yaya telah mencetak 62 gol dan memberikan 32 assist.

1. Didier Drogba

Libero.id

Kredit: chelseafc.com

Bisa dibilang Drogba adalah pemain Afrika paling ikonik dalam sejarah Liga Premier. 

Bakat Drogba sebagai penyerang haus gol mulai tercium saat bermain untuk Guingamp, dimana dalam 45 penampilan ia sukses mencetak 20 gol. Pada tahun 2003, Drogba resmi dikontrak oleh Marseille dengan mahar 3,3 juta Poundsterling. Bersama Marseille, ia sukses mencetak 19 gol dalam 35 pertandingan, dengan 11 gol lainnya dicetak di Liga Champions dan Liga Eropa saat Marseille mencapai final. Dengan 32 gol dalam 55 pertandingan di semua kompetisi, bentuk produktifnya membuat Chelsea kepincut untuk memboyongnya.

Drogba adalah pencetak gol hebat untuk The  Blues. Ia pernah mencetak lebih dari 20 gol dalam 2 musim (‘06 / 07, ‘09 / 10), tetapi mencetak 20 gol dalam 5 musim dari 9 musim Liga Premiernya. Dikenal sebagai pemain penting di pertandingan besar, ia mencetak 10 gol dalam 10 final piala. Ia mencetak gol penyama kedudukan di Final Liga Champions 2012, dan penalti kemenangan. Dalam 254 pertandingan Liga Premier, Drogba mencetak 104 gol dan memberikan 54 assist. Selama 9 tahun di London barat daya, Drogba sukses memenangkan Liga Premier sebanyak 4 kali, Piala FA 4 kali, dan Liga Champions.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network