Libero.id - Jika Anda masih muda, maka Anda beruntung. Sebab ada banyak waktu untuk membuktikan pada dunia seberapa hebat dan berharganya sesuatu yang Anda miliki.
Sepak bola selalu tentang itu. Tentang talenta-talenta muda yang tersisihkan di satu klub lalu balik unjuk aksi hebat bersama klub lain. Ada begitu banyak nama yang tertulis dalam sejarah, dan satu nama lagi telah menyetorkan dirinya dalam daftar.
Dan dia adalah Karim Adeyemi, pemain sayap berbakat yang kini berusia 19 tahun.
Dia sekarang bermain untuk RB Salzburg dan telah sering dikaitkan dengan kepindahan ke beberapa klub besar Liga Premier termasuk Arsenal dan Liverpool. Adeyemi bahkan pernah mengabaikan peluang bermain saat Chelsea ingin meminangnya pada tahun 2018.
Sejak menjadikan Austria sebagai rumahnya, Adeyemi telah berkembang menjadi salah satu pemain muda paling menjanjikan di Eropa. Dia diperkirakan akan mengikuti jejak Erling Haaland dan Sadio Mane, yang 'menggunakan' Salzburg untuk mendongkrak karier mereka ke hal-hal yang lebih besar dan lebih baik.
Apakah itu cukup untuk menggambarkan betapa luar biasanya seorang Adeyemi? Tapi kita butuh penjelasan lebih lanjut tentang awal mula Adeyemi yang terbuang.
Adeyemi dan Masalah di Bayern Munich
Adeyemi lahir di Munich pada 18 Januari 2002 dari ayah seorang Nigeria dan ibu seorang Rumania. (Ya, dia baru saja berulang tahun).
Pada usia delapan tahun dia masuk ke akademi Bayern Munich, berkat performanya dengan mudah Adeyemi membuat terkesan para pelatih.
Tapi di luar lapangan, ada hal-hal yang dalam ukuran tertentu tak boleh dilakukan oleh seorang calon pesepakbola.
Ada klaim bahwa perilakunya mulai sulit dipahami oleh pelatihnya. Adeyemi muda yang meletup-letup dikabarkan nakal. Entah nakal yang seperti apa. Sehingga orang tua Adeyemi juga disebut-sebut memiliki hubungan yang tegang dengan direktur olahraga Bayern Munich Hasan Salihamidzic.
"Di Bayern dengan cepat menjadi jelas bahwa ada rencana yang tepat. Jika Anda, sebagai pemain, keluar dari garis atau tidak berpegang pada rencana ini, Anda biasanya hanya mendapat sedikit dukungan," katanya kepada situs Goal.
Membangun Kembali Kariernya
Adeyemi telah membangun kembali kariernya di RB Salzburg setelah dia dilepas oleh Bayern Muenchen pada usia 16 tahun. Bayern dikabarkan tidak terkesan dengan sikap Adeyemi saat masih muda dan Ayah Adeyemi dilaporkan berselisih dengan pihak Bayern.
“Masih harus dilihat apakah mereka [Bayern] merasa saya kurang disiplin. Saya tidak berpikir itu faktor yang menentukan.”
"Itu hanya masalah tidak cocok dengan Bayern lagi. Hubungan antara orang tua saya dan direktur olahraga pada saat itu tidak lagi sebagaimana mestinya."
Adeyemi yang patah hati dilepaskan oleh klub yang diimpikannya itu kembali bermain sepak bola dengan semangat yang dibutuhkan untuk sukses
Ketika dia baru berusia 16 tahun, Unterhaching klub divisi tiga menawarkannya kesempatan, dan beruntung bagi Adeyemi karena ia menemukan seorang mentor yakni Manfred Schwabl, yang ternyata pernah bermain di Bayern Munich.
Schwabl, sekarang adalah presiden Unterhaching, dan ia melihat secara langsung sifat mengganggu yang menghambat kemajuan Adeyemi.
Tapi dengan jiwa seorang pelatih ia bisa membuat suasana batin Adeyemi lebih baik,
"Saya adalah anak yang sangat aktif yang membutuhkan banyak kelonggaran," kenang Adeyemi.
"Saya tidak bisa diam dan selalu harus bergerak. Lalu ada fakta bahwa sekolah tidak pernah mudah bagi saya. Itu tidak hanya membuat orang tua saya jengkel, tetapi juga membuat dia gugup [Schwabl]."
“Ada sering diskusi tentang sekolah, termasuk dengan klub. Pada titik tertentu kami melakukannya dengan benar,” Kata Schwan.
"Alasan saya selalu, 'Guru yang harus disalahkan'. Saya bukan orang yang bisa duduk dan menonton di sekolah selama berjam-jam. Saya rasa sekarang saya mengerti bahwa saya bertanggung jawab,” kata Adeyemi lagi.
Menolak Pinangan Chelsea
Pada 2018, setelah tampil impresif di Unterhaching, Adeyemi mulai diminati klub-klub top, termasuk Liverpool dan Atletico Madrid.
Chelsea bahkan mengundang dia dan orang tuanya untuk menghabiskan waktu di tempat pusat latihan mereka. Tetapi Adeyemi dengan bijaksana memilih untuk menandatangani tawaran RB Salzburg dengan biaya yang diyakini sekitar 3 juta poundsterling.
"Saya pikir tidak masalah di klub mana Anda bermain, sebab sepak bola menawarkan platform yang hebat secara keseluruhan," ungkapnya.
"Jika Anda adalah pemain yang bagus dan selalu menunjukkan performa terbaik, klub mana saja akan melihat."
Adeyemi telah menjadi salah satu talenta paling menjanjikan di sepakbola Eropa dan sekali lagi pada tahun 2018 ia telah membuat keputusan berani.
"Saya memutuskan untuk terus bermain di Unterhaching karena saya merasa sangat nyaman. Kepindahan ke Chelsea bukanlah langkah yang masuk akal saat itu."
"Tentu saja saya senang ketika klub-klub seperti itu menunjukkan ketertarikan, tetapi saya hanya ingin bermain sepak bola. Rekan satu tim saya selalu mendukung saya untuk itu,"
"Tentu saja agak tidak nyaman ketika pemain lain bertanya, 'Benarkah klub X tertarik?'. Saya sering ditanya tentang itu di sekolah. Saya tidak terlalu ingin membicarakan itu."
Sejak mendapat kepercayaan di tim utama, musim ini Adeyemi sudah mencetak dua gol dan empat assist hanya dalam 12 pertandingan.
Dengan peningkatan pesat seperti itu, rasa-rasanya tidak akan lama lagi Adeyemi akan menjemput nasib baiknya, bersiap untuk panggung yang lebih besar. Dan mungkin suatu saat nanti dia akan membuat Bayern Munich menyesali keputusan sebab telah melepasnya begitu saja.
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini