Libero.id - Hampir semua para pengemar bakal lebih mengingat gol atau yang mencetak gol ketimbang asists. Namun jika harus memberi penilaian yang adil, asists adalah bagian penting yang tak terpisahkan dari proses terjadinya sebuah gol.
Jika kita membuka daftar pemberi asists terbaik, buku sejarah akan menunjukkan kita pada beberapa nama : Mesut Ozil, Xavi Hernandez, Iniesta, Angel di Maria, Cesc Fabregas dan sederet nama lain. Itu pun baru era tahun 2000-an.
Jose Maria Gutierez Hernandez atau yang lebih kenal dengan nama lebih pendek Guti mungkin tak seterkenal pemain yang satu angkatan dengannya : Iker Casillas, David Beckham, Raul Gonzalez, Xabi Alonso, Kaka dan lainnya. Tapi ia punya sihir tersendiri selama bertahun-tahun berseragam Los Blancos.
Dan bulan ini, ketika Spanyol mulai terang dan bersih dari lapisan salju, salah satu assist terbaik dalam sejarah sepak bola dunia pernah tercipta di ibu kota Madrid.
Asists itu datang dari kecerdikan seorang Guti, salah satu playmaker paling diremehkan yang pernah ada. Tepatnya 15 Januari 2006 yang lewat.
Lebih jelasnya lagi, momen itu terjadi di Santiago Bernabeu dalam laga seru pekan 19 La Liga Spanyol antara Real Madrid dan Sevilla.
Guti lebih dulu membuka skor pada menit keenam tetapi Luis Fabiano menyamakan kedudukan untuk tim tamu pada menit ke-50.
Namun 8 menit berselang, ketika itu Zidane membuat timnya unggul 2-1 dari titik penalti dan dalam dua menit berselang, pemain yang kini menjadi pelatih untuk klub yang sama menjadikan skor 3-1.
Tapi semua kemuliaan untuk Zidane itu tak akan terjadi jika bukan berkat kecerdikan seorang Guti.
Sevilla mengira mereka bakal aman ketika baris pertahanan mereka menghalau bola ke depan, tapi halauan yang merupakan respon gagap dari umpan yang diarahkan David Beckham itu nyatanya tak sempurna
Dan situasi berubah, ketika bola jatuh ke Guti, dari jarak 25 meter, saat para pemain bertahan Sevilla berusaha keras untuk menjebak Zidane dengan posisi offside.
Tak disangka-sangka Guti justru membubarkan rencana itu. Entah pikiran dari mana, Guti menghasilkan backheel, sentuhan tumitnya berhasil membelah lini belakang Sevilla dan bola jatuh ke kaki Zidane.
On this day in 2006, Guti pissed all over the bonfire of Zinedine Zidane's only La Liga hat-trick with this assist in Real Madrid's 4-2 win over Sevilla?pic.twitter.com/fzBwaNaB7O
— Planet Football (@planetfutebol) January 15, 2021
Laki-laki Prancis itu bahkan tidak perlu melakukan hal yang repot, dia hanya perlu mendorong sedikit bola lalu menjebloskan bola melewati Andrés Palop.
Begitulah, yang Zidane lakukan hanyalah menyelesaikan peluang mudah.
Tapi apa yang terjadi selanjutnya, mungkin agak membuat penonton sedih. Guti yang tahu bahwa dia baru saja menghasilkan sesuatu yang luar biasa, langsung berlari untuk merayakan assistnya.
Namun, para pemain Real Madrid yang lain pergi mengerumuni Zidane. Dengan kerendahan hati, Guti lantas tersenyum dan berangkulan untuk merayakan gol kemenangan itu
Itu juga bukan satu-satunya assist backheel yang dilakukan Guti selama di Real Madrid. Bahkan mungkin bukan yang terbaik.
Empat tahun kemudian, dia memutuskan untuk melewatkan kesempatan untuk mencetak gol melawan Deportivo dengan menghasilkan assist backheel tanpa melihat, dan kali itu asists ia hadiahkan untuk Karim Benzema. Benar-benar pemain yang luhur.
This backheel assist was... GUTI-LICIOUS. ?@GUTY14HAZ pic.twitter.com/AtNBF4VEfL
— LaLiga English (@LaLigaEN) March 24, 2019
Ketika ditanya apakah backheelnya 'adalah semata karena gaya', gelandang Spanyol itu tidak setuju, dan lantas menjawab.
"Saya tidak melakukan backheel karena alasan estetika," katanya kepada El Pais per The Athletic.
"Saya ingin langkah ini diakhiri dengan sebuah gol, dan saya selalu mencari opsi yang paling sederhana. Pada saat itu, backheel adalah hal yang paling praktis untuk dilakukan. Sepak bola akan lebih baik jika Anda bermain dengan kesederhanaan." Kata Guti.
"Itu potret sempurna saya sebagai pesepakbola." Ucapnya sambil mengenang.
Guti yang hebat dan memang sangat menyenangkan untuk ditonton membukukan 542 laga untuk Real Madrid setelah menghabiskan 24 tahun kariernya yang sebagian besar di ukir di klub yang bermarkas di Santiago Bernabeu itu.
Umpan-umpan manis dan memanjakan khas Guti menghasilkan 104 asist.
Maka dengan ini, kenang-kenanglah Guti. Sebab ia memang layak dikenang. Nomor 14 yang legendaris adalah milik Guti.
Media Malaysia Soroti 9 Pemain Timnas Indonesia yang Pilih Ikut Pendidikan Polisi
Di Malaysia, mimpi pemain muda gabung Real Madrid. Di Indonesia, jadi Polisi.Tegas! Termasuk Rumput, PSSI Pasti Benahi JIS Sesuai Arahan FIFA
PSSI pastikan jalankan semua rekomendasi FIFA.Sindir Pemain Timnas yang Daftar Polisi? Marselino Ferdinan Pose jadi Maling
Ada-ada saja ulah pemuda Indonesia yang satu ini.Piala AFF U-23 2023 di Depan Mata, 4 Pemain Timnas ini Justru Ikut Pendidikan Polisi
Cita-cita pemain itu seharusnya main di Real Madrid. Bukan jadi Polisi atau PNS.Asnawi Mangkualam Berpakaian Layaknya Artis K-Pop, Ini Tanggapan Kocak Netizen
Makin terbiasa dengan budaya di Korsel wkwk...
Opini