Kredit: instagram.com/10apg
Libero.id - André-Pierre Gignac menjadi salah satu pemain yang disorot selama Piala Dunia Antarklub 2020. Baru saja lolos ke semifinal, mantan striker tim nasional Prancis itu berpeluang mengantarkan Tigres-UANL mencapai laga puncak.
Pesepakbola kelahiran Martigues, 5 Desember 1985, tersebut meninggalkan Eropa pada 2015 dalam usia 30 tahun. Secara fisik maupun mental, Gignac sebenarnya masih sangat layak bermain di Benua Biru. Buktinya, pada musim terakhir di Ligue 1 dia masih mampu mencetak 21 gol dari 38 pertandingan.
Namun, pada 18 Juni 2015, Gignac secara mengejutkan menandatangani kontrak dengan klub Meksiko. Itu mengakhiri rumor dugaan ketertarikan dari beberapa tim besar Eropa seperti Arsenal, Chelsea, Manchester United, Juventus, hingga Barcelona.
Setelah penandatanganan kontrak berdurasi 4 tahun, dia mengatakan ambisinya bergabung dengan Tigres adalah untuk memenangkan liga domestik dan membantu timnya mencapai final Copa Libertadores (meski berada di CONCACAF, klub-klub Meksiko secara tradisional diundang ke Copa Libertadores milik CONMEBOL).
Gignac membuat debut resminya bersama Tigres pada 15 Juli 2015 dalam pertandingan pertama semifinal Copa Libertadores 2015 melawan tim Brasil, Internacional Porto Alegre, di Estádio Beira-Rio. Tapi, Tigres harus menelan pil pahit kekalahan 1-2.
Beruntung, pada leg kedua di Meksiko, Tigres bangkit. Gignac menjadi pahlawan setelah mencetak gol pertamanya untuk membuka kemenangan 3-1 dan membawa timnya ke final melawan River Plate dari Argentina. Sayang, pada pertandingan puncak, Tigres kalah.
Setelah takluk di final Copa Libertadores, Gignac baru memulai debutnya di Liga MX Apertura 2015. Pada 9 Agustus 2015, dia mencetak gol dalam hasil imbang 2-2 melawan Chivas de Guadalajara di Estadio Universitario.
Enam hari kemudian, Gignac mencatatkan hattrick dalam kemenangan 4-1 atas Chiapas. Lalu, dia melakukan debut di El Clásico Regiomontano dengan mencetak gol kedua dari kemenangan kandang 3-1 atas rival abadi, Monterrey, pada 19 September 2015.
Musim itu, Gignac mencetak 11 dan berkontribusi pada tim mencapai tahap berikutnya (fase knockout). Dia mencetak gol pada setiap leg dalam kemenangan agregat 3-1 atas Chiapas di perempat final. Dia mengulangi prestasi tersebut dalam hasil imbang agregat 4-4 (0-3, 4-1) melawan UNAM-Pumas di final. Tigres akhirnya menang dalam adu penalti 4-2.
Kegemilangan di Apertura 2015 dilanjutkan Gignac ke Clausura 2016. Pada 30 Januari 2016, dia mencetak hattrick keduanya untuk Tigres, saat menang 3-1 melawan Club León. Dia mencetak gol melawan Querétaro untuk pertandingan kelima berturut-turut musim itu dengan hasil imbang 2-2. Gignac mencetak 13 gol di musim reguler dan finish sebagai pencetak gol terbanyak Clausura 2016.
Setelah musim yang gemilang pada debut di kompetisi Negeri Sombrero, Gignac menjadi pemain yang semakin dihormati di Liga MX maupun Liga Champions CONCACAF. Pada tanggal 2 Maret 2016, Gignac mencetak gol di menit akhir melawan Real Salt Lake dengan hasil imbang 1-1, untuk kemenangan agregat 3-1 di perempat final Liga Champions CONCACAF 2015/2016.
Selanjutnya, pada 15 Juli 2018, Gignac mencetak gol dalam kemenangan 4-0 Tigres pada Campeón de Campeones atas Santos Laguna. Dia mengikat rekor Walter Gaitán dengan 80 gol bersama klub dan menjadi pencetak gol terbanyak kedua di Tigres.
Seminggu kemudian, Gignac mencetak gol dalam kemenangan 2-0 atas León di Liga MX. Catatan itu otomatis melampaui Gaitán dengan 81 gol untuk menjadi satu-satunya pencetak gol tertinggi kedua dalam sejarah klub.
Puncaknya terjadi pada 4 Agustus 2019. Saat itu, Gignac mencetak gol dalam kemenangan 1-0 Tigres atas Pumas. Itu membuat dirinya tercatat sebagai pencetak gol terbanyak klub sepanjang masa di semua kompetisi. Golnya melawan Pumas membuat koleksinya di Tigres menjadi 105 gol. Itu melampaui pemegang rekor klub sebelumnya atas nama Tomás Boy.
Ternyata, itu bukan prestasi terakhir Gignac. Pada 1 Maret 2020, dia mencetak gol tendangan salto indah dalam kemenangan 3-0 melawan Pumas di Liga MX Clausura 2020. Gol ini telah dinominasikan untuk Puskás Award 2020. Tapi, Gignac gagal masuk tiga besar setelah dikalahkan Son Heung-min, Giorgian de Arrascaeta, dan Luis Suarez.
Cita-cita Gignac untuk membawa Tigres menjuarai kompetisi regional akhirnya terwujud pada 2020. Itu bukan Copa Libertadores seperti ambisi pertamanya saat datang ke Meksiko, melainkan Liga Champions.
Pada 22 Desember 2020, Gignac mencetak gol kemenangan dalam kemenangan 2-1 atas Los Angeles FC di final Liga Champions. Itu menjadi gelar pertama Tigres di CONCACAF. Prestasi tersebut juga mengantarkan Tigres tampil untuk kali pertama dalam sejarah pada Piala Dunia Antarklub di Qatar.
Ketika turnamen digelar, Gignac tampil garang bersama Tigres. Pada pertandingan putaran kedua di Ahmed bin Ali Stadium, Al Rayyan, 4 Februari 2021, dia memproduksi 2 gol untuk mengalahkan Ulsan Hyundai. Kemenangan membawa Tigres menantang Palmeiras di semifinal, 7 Februari 2021.
"Pertandingan-pertandingan ini ditentukan oleh detail. Seperti itulah permainan ini. Tidak ada lawan mudah. Ini kejuaraan dunia. Jadi, yang terpenting adalah menang. Itu adalah tujuan kami, karena kami tahu kami mampu membuat sejarah dan ingin melakukannya," kata Gignac di situs resmi FIFA.
"Sekarang kami harus melakukannya. Kami akan menghadapi lawan yang berbeda, Palmeiras. Jadi, kami akan menganalisis mereka untuk melihat apa yang bisa kami lakukan melawan," pungkas pemilik 36 caps dan 7 gol untuk Les Bleus itu.
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini