Libero.id - Sun Jihai pernah menjadi fenomena di Asia. Pada 2002, dia membawa China ke Piala Dunia untuk kali pertama dalam sejarah. Beberapa bulan sebelumnya, dirinya jadi orang Asia pertama yang bermain untuk Manchester City. Setelah pensiun, mantan full back itu jadi pengusaha sukses.
Jihai memulai karier sepakbola dengan membela Dalian Shide pada 1995. Setelah melalui tim junior, dia akhirnya diberi kesempatan membuat penampilan pertama untuk skuad senior pada 28 Mei melawan Sichuan Quanxing.
Seperti banyak pemain muda China di generasinya, Jihai juga bercita-cita pergi ke kamp pelatihan junior di Brasil yang disponsori oleh Jianlibao Group. Tapi, dia tidak terpilih karena dinilai kurang memiliki potensi. Sebagai pelampiasan kekecewaaan, Jihai tampil menggila bersama Dalian dengan memenangkan 4 gelar Liga China dan 1 Piala FA.
Setelah 3 tahun yang sukses di Dalian, Jihai bersama Fan Zhiyi dipinjam Crystal Palace pada musim panas 1998. Mereka menjadi pesepakbola China pertama yang bermain di Inggris. Dia melakukan debut dalam kekalahan 0-3 melawan Bury pada leg pertama Piala Liga 1998/1999.
Permainan bagus Jihai di Palace dan nilai komersial yang dimiliki untuk pasar China membuat Man City tertarik. Pada transfer window musim dingin 2002, dia dibeli dari Dalian dengan 2 juta pounds. Dia menjadi pemain Asia pertama yang menandatangani kontrak dengan The Citizens.
Jihai melakukan debut untuk klub dalam kemenangan 4-2 melawan Coventry City. Selanjutnya, berkat pertahanan kokoh dan serangan berbahaya yang diperankan dengan baik telah membuat Jihai memenangkan hati banyak penggemar Man City. Dia terpilih sebagai pemain terbaik edisi September 2002.
Selanjutnya, pada Oktober 2002, Jihai menjadi pemain Asia Timur pertama yang mencetak gol di Liga Premier ketika menjebol jala Birmingham City dalam kemenangan 2-0. Tapi, pada awal musim 2004/2005, Jihai mengalami cedera ligamen saat melakukan tekel kepada Eidur Gudjohnsen sehingga harus absen di sisa musim.
Setelah pulih dan mengikuti latihan fisik ketat yang dirancang oleh ayahnya, Jihai menemukan kembali tempatnya di starting line-up. Tapi, pada musim 2006/2007, dia kembali cedera dan absen hingga 10 Februari 2007.
Dengan kedatangan Sven-Goran Eriksson sebagai pelatih baru plus cedera, Jihai jarang bermain pada musim 2007/2008. Dia hanya memainkan 14 pertandingan dengan 7 di antaranya masuk daftar line-up. Jihai kalah bersaing dengan Vedran Corluka dan Michael Ball untuk posisi kanan belakang.
Dari Man City, Jihai pindah ke Sheffield United pada 2 Juli 2008. Tapi, akibat sejumlah pelanggaran keras yang dilakukan kepada pemain lawan yang berujung kartu merah dan skorsing, The Blades mengevaluasi keberadaan Jihai. Pada transfer window musim panas 2009, klub sengaja melepas Jihai kembali ke negeri asalnya.
Klub pertama Jihai setelah meninggalkan Eropa adalah Chengdu Blades. Itu merupakan klub satelit Sheffield di Negeri Tirai Bambu. Hanya bertahan 10 pertandingan, dia kemudian bergabung dengan Guizhou Renhe, Chongqing Lifan, dan pensiun pada 2016 sebagai punggawa Beijing Renhe.
Selepas gantung sepatu, Jihai langsung beralih profesi menjadi pengusaha. Dia tidak tertarik menjadi pelatih atau pengurus klub, melainkan mendirikan Beijing Haiqiu Technology Company alias HQ Sports pada Februari 2016. Saat itu dia masih bermain untuk Beijing Renhe di China League One (kasta kedua).
Selanjutnya, pada Desember 2016, Jihai mengumumkan keberhasilan mendapatkan sumber dana untuk HQ Sports, yaitu dari China Media Capital (CMC), Tencent, dan Yuan Xun Fund.
Berkat dana-dana dari sejumlah investor besar yang totalnya mencapai USD60 juta, HQ Sports sekarang telah berkembang menjadi perusahaan yang stabil. Hanya 3 tahun setelah didirikan, perusahaan Jihai memiliki basis 400 juta pengguna di China. Itu setara dengan gabungan tujuh populasi negara terbesar di Eropa.
Perusahaan apakah itu? Dalam situs resminya, haiqiu.com, perusahaan milik Jihai menyatakan diri bergerak dalam bidang industri olahraga.
Mereka mengintegrasikan sumber daya olahraga yang berkualitas tinggi dengan bantuan teknologi Internet dan model bisnis inovatif, berfokus pada tiga sektor utama, yaitu "big data" bidang olahraga, pembinaan pemain muda di sepakbola, serta wisata berbasis budaya dan olahraga.
Untuk sektor pertana, HQ Sports didirikan untuk menyediakan data olahraga yang dibutuhkan atlet, klub, maupun negara untuk meningkatkan performa individu maupun dalam berkompetisi. Dalam hal ini, mereka menyediakan layanan pengumpulan, penyimpanan, analisis, serta visualisasi data untuk membangun apa yang disebut sebagai "China Sports Cloud".
Mengandalkan kebijakan infrastruktur baru yang mengintegrasikan tuntutan pengembangan industri, Haiqiu menyediakan skema pengembangan industri digital cerdas. Ini telah menjalin kerjasama dengan mitra di bidang pusat data besar dan IOV. Sejauh ini, proyek data besar China Sports Cloud secara resmi ditandatangani dengan total investasi sekitar USD500 juta.
Di bidang kedua, HQ Sports bekerjasama dengan klub maupun asosiasi provinsi di China untuk mendirikan pusat-pusat pelatihan dan akademi sepakbola terbaik dengan tujuan ekspor. Sejauh ini yang sudah didirikan perusahaan Jihai ada di Provinsi Xinjiang.
Untuk sektor ketiga, HQ Sports fokus pada pendirian tempat-tempat wisata dengan menjadikan olahraga dan budaya sebagai jualan utama. Hotel, resort, atau apartemen didirikan di tempat wisata yang menjual pengalaman olahraga layaknya atlet profesional.
Dari bisnis yang ditekuni, Jihai disinyalir memiliki pendapatkan bersih hingga 20 juta pounds per tahun. Tentu saja jumlah itu jauh lebih banyak dari bayaran sejumlah pesepakbola profesional di Eropa masa kini.
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini