Frank Lampard, Steven Gerrard, dan Paul Scholes
Libero.id - Di dunia sepak bola, perdebatan antar para penggemar soal siapa yang terbaik memang akan selalu terjadi dan itu terjadi dalam berbagai posisi, termasuk di posisi gelandang tengah.
Memang harus diakui bahwa Liga Premier adalah salah satu kompetisi penghasil gelandang tengah terbaik, misalnya saja saja ikon Liverpool, Steven Gerrard, pahlawan Chelsea, Frank Lampard, dan legenda United, Paul Scholes. Gelar ‘terbaik’ yang sematkan kepada ketiga pemain tersebut juga mendapatkan pengakuan dari mantan kapten Setan Merah, Roy Keane, bahkan pria Irlandia itu bersikeras bahwa ketiganya "jauh lebih baik dari saya."
Namun situs readpl.com justru menempatkan Keane di posisi teratas dalam daftar CM terbaik sepanjang masa dalam sejarah Liga Premier. Lalu siapa saja gelandang tengah terbaik di Liga Premier selain Keane ? Berikut rangkumannya;
50. Tugay Kerimoglu
49. Mikel Arteta
Mikel Arteta yang kini menjadi manajer Arsenal muncul sebagai pemain kejutan di Liga Premier setelah ia menandatangani kontrak dengan Everton pada tahun 2005. Arteta menghabiskan 11 tahun bersama The Toffees dan The Gunners, dan selalu menjadi pemain andalan. Jarak umpannya yang luar biasa, ketajaman untuk mencetak gol dan keterampilan kepemimpinan adalah keunggulanya.
Arteta targets Europa League glory for @Arsenal as Premier League top-four hopes fade
READ: https://t.co/p2u4bgtWAu#Arsenal #Arteta #PremierLeague pic.twitter.com/cjiMsCuGq2
— TOI Sports (@toisports) February 22, 2021
48. John Obi Mikel
47. Scott Parker
46. Dietmar Hamann
Dikenal dengan julukan The Kaiser, Hamann adalah gelandang tengah yang tangguh, baik saat berseragam Liverpool maupun Newcastle.
#LFC legend Dietmar Hamann is 41 years young today. Happy birthday @DietmarHamann! pic.twitter.com/Yxh78adOR7
— Liverpool FC News (@LivEchoLFC) August 27, 2014
45. Danny Murphy
44. Tim Cahill
43. Dimitri Payet
Dimitri Payet mungkin sudah tidak lagi membela West Ham, tetapi pria Prancis itu membuat pengaruh besar ketika ia berada di London timur. Ia adalah seorang pengambil tendangan bebas yang ahli tetapi ada lebih banyak hal dalam permainannya, karena ia mencetak semua jenis gol untuk The Hammers.
Dimitri Payet turns 33 today. This goal was pretty special... ? pic.twitter.com/H0O86JirjI
— West Ham United (@WestHam) March 29, 2020
42. Moussa Dembele
41. Christian Eriksen
40. Aaron Ramsey
39. Gary McAllister
Gary McAllister baru saja memasuki tahun-tahun puncaknya ketika Liga Premier dibentuk dan ia melakukan tugasnya dengan baik. Penampilan McAllister bersama Leeds dan Coventry sangat impesif sebelum ia kemudian bergabung dengan Liverpool.
38. Javier Mascherano
37. Mesut Ozil
36. Juan Mata
35. Santi Cazorla
34. Juninho
33. Paul Ince
32. Philippe Coutinho
Selama bermain untuk The Anfield Gank, Coutinho adala pemain yang berkualitas. Mantan pemain Inter Milan itu memiliki kemampuan untuk mencetak gol besar di pertandingan besar, dan kemampuannya untuk mengoper sangat luar biasa.
#Coutinho making Old Trafford his training ground ? pic.twitter.com/6yY6RpxDgk
— 23 ???✨ (@VintageXherdan) December 11, 2020
31. Nemanja Matic
30. Michael Ballack
29. Paul Pogba
28. Gary Speed
27. Jordan Henderson
26. Emmanuel Petit
25. Darren Fletcher
24. Jay-Jay Okocha
23. Gareth Barry
22. Bernardo Silva
Masih berusia 25 tahun, ada banyak waktu bagi Bernardo Silva untuk mengembangkan karirnya di lapangan haijau. Ia adalah pemain kunci dalam dua musim perebutan gelar Man City dan jelas bahwa Pep Guardiola masih membutuhkannya untuk waktu yang lama.
#PhilFoden teasing #BernardoSilva ? pic.twitter.com/D8cbug0alW
— goalg0ys (@goalg0ys) October 17, 2020
21. Nicky Butt
20. David Batty
19. James Milner
James Milner tidak pernah mengecewakan tim yang dibelanya dan ketika ada dirinya, maka semua akan baik-baik saja. Ia menjadi salah satu peman Inggris yang memenangkan Liga Premier dengan dua klub berbeda.
18. Michael Essien
17. Matt Le Tissier
16. Xabi Alonso
15. Gilberto Silva
14. Luka Modric
13. Michael Carrick
Kontribusi Michael Carrick untuk Man United seringkali dapat diabaikan, tetapi seharusnya tidak demikian. Mantan gelandang The Three Lions itu suskes memenangkan lima gelar Liga Premier dan menjadi metronom lini tengah United saat mereka menguasai Benua Biru.
12. Claude Makelele
11. Cesc Fabregas
10. N'Golo Kante
9. Fernandinho
8. Kevin De Bruyne
Mungkin kini manajemen Chelsea sangat menyesal telah melepas Kevin De Bruyne karena pria Belgia kini menjadi gelandang terbaik di Liga Premier bersama Manchester City. Kepindahan De Bruyne ke Etihad yang memakan biaya sebesar 55 juta Poundsterling pada tahun 2015 awalnya ditertawakan, tetapi dengan melihat peformanya saat ini, De Bruyne bisa membungkam tertawa tersebut. Ia sukses menciptakan 105 peluang tertinggi di liga untuk rekan setimnya di musim 2017/18 yang memecahkan rekor dan terus meningkat dari tahun ke tahun.
Kevin De Bruyne's 100th assist for Manchester City was special ?
(via @TelemundoSports)pic.twitter.com/pazG8dnXJG
— Bleacher Report (@BleacherReport) January 17, 2021
7. Yaya Toure
6. David Silva
5. Paul Scholes
4. Patrick Vieira
3. Frank Lampard
2. Steven Gerrard
1. Roy Keane
Roy Keane adalah kekuatan pendorong di belakang tim Manchester United yang brilian selama 12 tahun bermain untuk Theatre of Dreams.Orang Irlandia itu membenci kekalahan dan sangat mencintai mentalitas kemenangan, bersama dengan keterampilan kepemimpinannya yang luar biasa, Keane membantu Setan Merah memenangkan tujuh gelar Liga Premier dalam 10 musim.
Profil Frank Wormuth, Pria Jerman yang Akan Bantu Bima Sakti di Piala Dunia U-17 2023
Semoga berhasil menjalankan tugas.Lawan Pemuncak Klasemen, Persik Kediri Malah Kehilangan 3 Pemain Andalan
Pertandingan yang diramal akan menarik.Bertandang ke Markas Sendiri, Begini Persiapan Bali United Hadapi Arema FC
Pertandingan yang cukup unik bagi Bali United.Beda dengan Piala Dunia Pria, FIFA Sebut Piala Dunia Wanita Justru Rugi
Piala Dunia Wanita 2023 akan kick-off dalam hitungan hari.Unik! 5 Pemain Timnas Indonesia Bakal Dilatih Park Hang-seo Jika Gabung Persib Bandung
Semuanya baru sebatas rumor. Bisa benar, bisa salah.
Opini