Nemanja Matic dan Hulk
Libero.id - Sama seperti liga-liga lain di dunia, setiap akhir musim kompetisi elite Portugal juga memberikan penghargaan Pemain Terbaik. Mereka adalah pesepakbola-pesepakbola yang menampilkan permainan terbaik sepanjang musim untuk membawa klub berjaya.
Kompetisi kasta tertinggi Portugal disebut sebagai Primeira Liga. Meski tiga klub besar terlalu dominan, bukan berarti persaingan tidak ketat. Faktanya, kompetisi Portugal sering menghasilkan pemain-pemain kelas dunia.
Bagi banyak pemain dari Amerika Selatan atau Afrika, Liga Portugal menjadi batu pijakan untuk bermain di kompetisi di negara lain yang lebih elite. Salah satu caranya dengan menjadi Pemain Terbaik. Sudah ada banyak kasus pemain-pemain hebat itu laris manis di sejumlah liga ternama Benua Biru lain.
Berikut ini karier 12 pemain peraih penghargaan Pemain Terbaik Liga Portugal sejak 2006:
1. Ricardo Quaresma
Tahun menang: 2006
Karier: Sporting Lisbon, Barcelona, FC Porto, Inter Milan, Chelsea, Besiktas, Al-Ahli, FC Porto, Besiktas, Kasimpasa, Vitoria Guimaraes
Sekarang: Vitoria Guimaraes
Ricardo Quaresma adalah pemain sayap yang menjanjikan pada awal kemunculannya. Dia bergabung dengan Barcelona pada 2003 setelah sukses bersama Sporting Lisbon. Quaresma mengikuti jejak rekan senegaranya, Luis Figo.
Tapi, kesempatan bermain reguler menjadi jarang dan dia harus kembali ke Portugal untuk FC Porto. Quaresma kemudian ke Inter Milan bergabung dengan Jose Mourinho dan memenangkan Liga Champions. Kemudian, dia dipinjamkan ke Chelsea sebelum pindah ke Turki.
Ketika Portugal menjuarai Euro 2016, Quaresma menjadi bagian dari tim.
2. Simao Sabrosa
Tahun menang: 2007
Karier: Sporting Lisbon, Barcelona, Benfica, Atletico Madrid, Besiktas, Espanyol, North East United
Sekarang: pensiun
Simao Sabrosa adalah pemain sayap berbakat lainnya yang muncul di Sporting sebelum bergabung dengan Barcelona. Dia lebih sering tampil daripada Quaresma. Tapi, dia juga gagal di Camp Nou sebelum kembali ke Portugal bersama Benfica. Selanjutnya, Atletico Madrid menjadi tujuan Simao sebelum pindah ke Turki untuk mewakili Besiktas.
3. Lisandro Lopez
Tahun menang: 2008
Karier: Racing Club, FC Porto, Lyon, Al-Gharafa, Internacional, Racing Club, Atlanta United
Sekarang: Atlanta United
Dalam kasus banyak pemain Amerika Selatan, terutama dari Brasil, Argentina, atau Uruguay, Portugal seringkali menjadi pintu gerbang ke Eropa. Salah satunya Lisandro Lopez, yang berasal dari akademi Racing Club de Avellaneda di Argentina.
Setelah sukses di Porto, dia bergabung dengan Olympique Lyon. Lalu, godaan uang dari taipan-taipan Timur Tengah membawa Lisandro ke Qatar untuk membela Al-Gharafa. Selanjutnya, dia bermain untuk Internacional Porto Alegre dan kembali ke Racing. Saat ini dia ada di MLS untuk membela Atlanta United.
4. Bruno Alves
Tahun menang: 2009
Karier: FC Porto, Farense, Vitoria Guimaraes, AEK Athens, Zenit Saint Petersburg, Fenerbahce, Cagliari, Glasgow Rangers, Parma
Sekarang: Parma
Bruno Alves bukan pemain menyerang. Dia beroperasi di pertahanan. Tapi, bukan berarti tidak bisa mendapatkan penghargaan bergengsi. Dia bermain cukup lama di Porto sebelum pindah ke sejumlah klub, termasuk Zenit Saint Petersburg di Rusia, Fenerbahce di Turki, dan Glasgow Rangers di Skotlandia. Sekarang, Alves menjadi kapten Parma.
5. David Luiz
Tahun menang: 2010
Karier: Vitoria Salvador de Bahia, Benfica, Chelsea, Paris Saint-Germain, Chelsea, Arsenal
Sekarang: Arsenal
David Luiz menjadi bek selanjutnya yang memenangkan penghargaan setelah Bruno Alves. Kesuksesan Luiz dimulai bersama Benfica saat berkawan dengan Angel di Maria. Selanjutnya, takdir membawa Luiz ke Inggris untuk membela Chelsea sebelum menyeberang ke Paris Saint-Germain.
Dari Prancis, bek berambut kribo itu kembali ke London. Tapi, bukan demi Chelsea, melainkan Arsenal.
6. Hulk
Tahun menang: 2011, 2012
Karier: Vitoria Salvador de Bahia, Kawasaki Frontale, Consadole Sapporo, Tokyo Verdy, FC Porto, Zenit Saint Petersburg, Shanghai SIPG, Atletico Mineiro
Sekarang: Atletico Mineiro
Di Jepang, Givanildo Vieira de Sousa mendapatkan panggilan kesayangan, Hulk. Alasannya, dia mirip dengan tokoh "manusia hijau" tersebut. Faktanya, dia memang bermain layaknya pahlawan super ketika membela sejumlah klub J League 1 seperti Kawasaki Frontale, Consadole Sapporo, hingga Tokyo Verdy.
Penampilannya yang menonjol dengan Tokyo Verdy menarik perhatian FC Porto. Tapi, mereka harus menunggu sampai musim ketiga sebelum investasi untuk Hulk benar-benar membuahkan hasil. Kampanye 2010/2011 itu membuat penyerang Brasil tersebut mengantongi 23 gol dari 26 pertandingan liga.
Setelah menjadi orang pertama yang berhasil mempertahankan mahkotanya, Hulk bergabung dengan Zenit Saint Petersburg. Di sana, dia mencetak 77 gol dalam 148 pertandingan. Kemudian, uang dari China membuat Hulk tergoda. Dia sepakat bermain untuk Shanghai SIPG.
Sekarang, Hulk kembali ke kampung halamanya di Brasil untuk memperkuat Atletico Mineiro.
7. Nemanja Matic
Tahun menang: 2013
Karier: Kolubara, Kosice, Chelsea, Vitesse Arnhem, Benfica, Chelsea, Manchester United
Sekarang: Manchester United
Nemanja Matic tidak perlu diragukan lagi sebagai salah satu gelandang tengah terbaik di sepakbola Eropa. Setelah sukses di Benfica sebagai pemain terbaik di kompetisi Portugal, dia memiliki karier yang bagus di Chelsea dan Manchester United.
8. Enzo Perez
Tahun menang: 2014
Karier: Godoy Cruz, Estudiantes de La Plata, Benfica, Estudiantes de La Plata, Valencia, River Plate
Sekarang: River Plate
Banyak yang telah ditulis tentang Enzo Perez selama tahun-tahun. Dia menjadi gelandang yang jempolan ketika bergabung dengan Benfica dari Estudiantes de La Plata. Dia memainkan peranan penting dalam sejumlah prestasi Benfica pada era tersebut. Pelatihnya saat itu, Jorge Jesus, menyebut Perez sebagai otak tim dan pemain paling sulit diganti.
Tapi, setelah itu dia pindah ke liga yang lebih kuat. Perez bergabung dengan Valencia pada 2015, Itu membuatnya menjadi pemain Argentina termahal ke-10. Sayangnya itu hanya singkat karena dia akan kembali ke Argentina dan bergabung dengan River Plate. Sekarang dia masih di sana.
9. Jonas Goncalves
Tahun menang: 2015, 2016
Karier: Guarani, Santos, Gremio, Portuguesa, Valencia, Benfica
Sekarang: pensiun
Biasanya, Portugal menjadi batu loncatan untuk pemain Amerika Latin. Tapi, yang terjadi dengan Jonas Goncalves justru berbeda. Dia mencapai puncak kejayaan bersama Benfica setelah membela sejumlah klub di Brasil sebelum mencapai Valencia dan berakhir di Benfica.
Jonas mencatatkan 20 gol dari 27 pertandingan liga di musim debutnya (2014/2015). Musim 2015/2016, dia mengantongi 32 gol dalam 34 pertandingan. Dengan penampilan seperti itu, wajar jika Jonas mendapatkan penghargaan pemain terbaik di Portugal dalam dua musim beruntun.
Sekarang dia sudah pensiun. Jonas gantung sepatu sebagai pemain Benfica. Itu klub yang dicintainya sehingga tidak ingin mengecewakan suporter dengan membela tim lain.
10. Pizzi
Tahun menang: 2017
Karier: Braganca, Braga, Ribeirao, Covilha, Pacos Ferreira, Atletico Madrid, Deportivo La Coruna, Benfica, Espanyol, Benfica
Sekarang: Benfica
Luis Miguel Afonso Fernandes alias Pizzi pernah menjadi rekan setim Jonas. Lulusan Akademi Braga ini menikmati karier gemilang ketika bergabung dengan Benfica pada 2013. Penampilan yang kuat di lini tengah selama musim 2016/2017 membuatnya mendapat kehormatan Pemain Terbaik musim itu. Hingga sekarang, dia masih di Benfica, meski sempat dipinjamkan ke Espanyol.
11. Bruno Fernandes
Tahun menang: 2018, 2019
Karier: Novara, Udinese, Sampdoria, Sporting Lisbon, Manchester United
Sekarang: Manchester United
Sporting Lisbon berterima kasih terhadap talenta Bruno Fernandes. Sempat membela sejumlah klub Serie A, Fernandes justru mencetak performa gemilang saat bermain di Sporting. Kampanye debut Fernandes berujung dengan 11 gol dari 33 pertandingan liga.
Saat ini, Fernandes menjadi salah satu pemain yang membantu Manchester United bangkit. Berkat dirinya, The Red Devils kembali memiliki kesempatan menjuarai Liga Premier, meski kemungkinan besar akan kesulitan memangkas defisit poin dengan Manchester City.
12. Jesus Corona
Tahun menang: 2020
Karier: Monterrey, FC Twente, FC Porto
Sekarang: FC Porto
Jesus Corona adalah pemain Meksiko pertama yang menerima penghargaan ini di Portugal. Tapi, dia harus menghadapi persaingan ketat dari pemain depan seperti Pizzi dan Alex Telles. Dengan penghargaan yang didapat pada 2020, Corona masih bisa melakukan banyak hal positif untuk Porto di masa-masa selanjutnya.
Profil Frank Wormuth, Pria Jerman yang Akan Bantu Bima Sakti di Piala Dunia U-17 2023
Semoga berhasil menjalankan tugas.Lawan Pemuncak Klasemen, Persik Kediri Malah Kehilangan 3 Pemain Andalan
Pertandingan yang diramal akan menarik.Bertandang ke Markas Sendiri, Begini Persiapan Bali United Hadapi Arema FC
Pertandingan yang cukup unik bagi Bali United.Beda dengan Piala Dunia Pria, FIFA Sebut Piala Dunia Wanita Justru Rugi
Piala Dunia Wanita 2023 akan kick-off dalam hitungan hari.Unik! 5 Pemain Timnas Indonesia Bakal Dilatih Park Hang-seo Jika Gabung Persib Bandung
Semuanya baru sebatas rumor. Bisa benar, bisa salah.
Opini