Mohamed Salah dan Sadio Mane
Libero.id - Kalah dari Chelsea, Liverpool baru memiliki 43 poin. Itu berarti mereka akan lolos dari degradasi. Tapi, poin maksimal The Reds hingga akhir musim adalah 60. Apakah itu buruk? Mari kita bandingkan dengan juara-juara bertahan liga pada beberapa edisi sebelumnya.
Musim lalu, Liverpool menjuarai Liga Premier dengan 99 poin dari 38 pertandingan. Mereka jauh meninggalkan Manchester City di posisi 2 dengan 81 poin dan Manchester United serta Chelsea di posisi 3-4 dengan 66 poin.
Dengan kondisi terkini yang baru mengumpulkan 43 poin dari 27 pertarungan plus poin maksimal 60, Liverpool berpotensi menjadi juara bertahan terburuk di kompetisi kasta tertinggi Inggris sejak 3 poin diperkenalkan sebagai hadiah kemenangan dan 1 poin untuk imbang.
Lalu, bagaimana dengan juara-juara bertahan sebelumnya. Berikut ini adalah perjalanan 5 juara bertahan liga terburuk berdasarkan perbandingan koleksi poin saat juara maupun ketika sedang berjuang mempertahankan trofinya:
5. Manchester United (2013/2014)
Poin saat juara: 89
Poin musim berikutnya: 64
Bagi Manchester United, 2013/2014 adalah musim yang sangat berat. Mereka baru ditinggal pensiun Sir Alex Ferguson. Penggantinya, David Moyes harus menyesuaikan diri dengan banyak hal lantaran tidak memiliki pengalaman mengelola klub yang bergelimang trofi seperti The Red Devils.
Moyes berhasil mengumpulkan 57 poin sampai dipecat. Sementara Ryan Giggs sebagai pelatih sementara membulatkannya menjadi 64 poin pada minggu-minggu terakhir musim itu. Tugas Giggs berakhir saat Liga Premier berakhir karena di musim berikutnya sudah ada Louis van Gaal.
Jika dibandingkan musim sebelumnya, MU kehilangan 25 poin untuk finish di posisi 7 atau zona di luar kompetisi Eropa.
4. Blackburn Rovers (1995/1996)
Poin saat juara: 89
Poin musim berikutnya: 61
Blackburn Rovers adalah tim yang mengejutkan pada 1994/1995. Mereka bermain sangat bagus dan konsisten untuk menjuarai kompetisi. Blackburn menjuarai Liga Premier secara dramatis setelah mengumpulkan 89 poin. Itu berarti hanya unggul 1 poin dari MU di klasemen akhir.
Tapi, perjalanan Blackburn pada musim berikutnya cukup mengecewakan. Mereka finish di posisi 7, hanya memenangkan 1 pertandingan di Liga Champions, kehilangan Charity Shield, dan tersingkir dari Piala FA di Putaran III. Pada musim itu, Blackburn kehilangan 28 poin di Liga Premier.
Sebenarnya hal itu bukan kehancuran Blackburn. Pasalnya, sepanjang musim tersebut mereka tanpa Chris Sutton, Jason Wilcox, hingga Graeme Le Saux karena cedera. Mereka juga harus menunjuk Ray Harford sebagai pelatih pengganti Kenny Dalglish yang mengundurkan diri.
3. Leeds United (1992/1993)
Poin saat juara: 82
Poin musim berikutnya: 51
Musim 1992/1993 akan dicatat dalam sejarah bahwa Leeds United sebagai juara bertahan yang bermain sangat buruk. Itu era ketika Liga Premier diluncurkan dan menjalani musim perdana, serta masih diikuti 22 kontestan.
Sebagai juara bertahan, Leeds menjalani 42 pertandingan dengan penuh perjuangan. Mereka berhasil menang 12 kali dan menderita 15 kekalahan. Dengan koleksi 51 poin, mereka terbenam di posisi 17 klasemen akhir setelah sempat masuk zona merah pada Oktober 1992.
Hasil dan penampilan mereka pada 1992/1993 tentu saja berbanding terbalik dengan musim sebelumnya. Pada 1991/1992, Leeds ditangani Howard Wilkinson dan menampilkan banyak talenta hebat sekelas Eric Cantona. Leeds menang ketika MU sedang mencari bentuk dan Liverpool baru saja meninggalkan era keemasannya.
Saat juara Divisi I 1991/1992, Leeds unggul 4 poin dari MU di posisi 2. Mereka juga menjadi skuad paling produktif dengan 74 gol.
2. Leicester City (2016/2017)
Poin saat juara: 81
Poin musim berikutnya: 44
Pada Januari 2016, hasil imbang dengan Aston Villa sudah cukup untuk melihat Leicester City naik ke posisi teratas Liga Premier 2015/2016. Saat itu, kompetisi baru menjalani 22 laga. Dengan penuh stabilitas, Leicester berhasil mempertahankan posisi itu hingga pekan 38 setelah mengoleksi 81 poin.
Tapi, semuanya berubah pada 2016/2017. Leicester memulai misi mempertahankan gelar dengan kekalahan 1-2 dari Hull City. Setelah itu, aura Claudio Ranieri seperti hilang. Keajaiban telah berakhir dan Leicester kembali ke habitatnya sebagai tim medioker.
Tanpa N'Golo Kante, The Foxes tampak lelah. Jamie Vardy dan Riyad Mahrez harus bekerja keras untuk menyerang sekaligus berhati-hati memperingatkan rekan-rekan di tengah dan belakang. Meski di Liga Champions mencapai semifinal, kondisi di Liga Premier mengecewakan.
Leicester harus mengakhiri kompetisi di posisi 12 setelah memperoleh 44 poin. Artinya, The Foxes harus membiarkan 37 poin menguap sia-sia.
1. Chelsea (2015/2016)
Poin saat juara: 87
Poin musim berikutnya: 50
Chelsea musim 2014/2015 adalah klub yang sangat tangguh. Dengan Jose Mourinho di periode kedua, The Blues bermain sangat dominan untuk menjuarai Liga Premier dengan keunggulan 8 poin dari Manchester City.
Tapi, semusim berselang, Chelsea adalah skuad yang kacau. Diwarnai masalah antara Mourinho dengan Eva Carneiro, The Blues bermain sangat buruk. Mourinho kehilangan pemain-pemain terbaiknya satu per satu. Eden Hazard tidak mencetak gol hingga April 2016, Cesc Fabregas juga buruk, dan Alexandre Pato direkrut karena Radamel Falcao tidak ada kontribusinya.
Itu adalah musim yang menyedihkan bagi semua yang terlibat dengan The Blues. Akibatnya, sebelum pertandingan Natal-Tahun Baru dilaksanakan, Roman Abramovich mengambil keputusan menggantikan Mourinho dengan Guus Hiddink hingga akhir musim.
Di akhir musim, sang juara bertahan harus puas finish di posisi 10 setelah hanya memproduksi 50 poin. Mereka menyerahkan gelar kepada Leicester City dengan tertinggal 31 poin!
17-12-2023 | ||
Liverpool | 0 - 0 | Manchester United |
09-12-2023 | ||
Crystal Palace | 1 - 2 | Liverpool |
07-12-2023 | ||
Sheffield United | 0 - 2 | Liverpool |
Profil Frank Wormuth, Pria Jerman yang Akan Bantu Bima Sakti di Piala Dunia U-17 2023
Semoga berhasil menjalankan tugas.Lawan Pemuncak Klasemen, Persik Kediri Malah Kehilangan 3 Pemain Andalan
Pertandingan yang diramal akan menarik.Bertandang ke Markas Sendiri, Begini Persiapan Bali United Hadapi Arema FC
Pertandingan yang cukup unik bagi Bali United.Beda dengan Piala Dunia Pria, FIFA Sebut Piala Dunia Wanita Justru Rugi
Piala Dunia Wanita 2023 akan kick-off dalam hitungan hari.Unik! 5 Pemain Timnas Indonesia Bakal Dilatih Park Hang-seo Jika Gabung Persib Bandung
Semuanya baru sebatas rumor. Bisa benar, bisa salah.
Opini