Libero.id - Pada 24 November 2012, raksasa Turki Galatasaray menghadapi Elazigspor dalam salah satu pertandingan Süper Lig yang paling berkesan. Mengapa berkesan?
Di menit-menit akhir pertandingan, ketika Galatasaray berusaha mempertahankan keunggulan tipis 1-0 mereka, kiper andalan mereka Fernando Muslera menerima kartu merah akibat melakukan pelanggaran keras pada lawan, dan sialnya itu di kotak penalti dan sialnya lagi itu terjadi pada menit ke-89. Yang artinya, sebentar lagi laga akan bubar, dan kemenangan yang sudah di depan mata ada kemungkinan musnah.
Itu adalah momen yang meresahkan bagi setiap pendukung Galatasaray yang datang langsung ke tandang Elazigspor di Stadion Elazığ Atatürk dan dapat dimengerti, mereka mengkhawatirkan kejadian yang tburuk.
Pada saat itu, pasukan yang dilatih Fatih Terim hanya satu poin di belakang pimpinan Süper Lig Antalyaspor. Dengan kata lain, itu laga yang penting.
Balik lagi, pertanyaannya yang kemudian menggelayut di kepala para penggemar dan pelatih saat itu : siapa yang akan menggantikan tugas Muslera?
Yang mengejutkan banyak orang di stadion, dan mereka yang menonton di rumah, gelandang asal Brasil Felipe Melo maju sebagai benteng terakhir, setelah yakin dan pelatih tak keberatan, Melo mengenakan kaus dan sarung tangan Muslera dan mempersiapkan diri untuk salah satu momen terpenting Galatasaray di musim itu.
Dalam waktu dua menit berikutnya, dunia sepak bola menyaksikan salah satu momen paling gila.
Melo yang perlahan-lahan mengikatkan sarung tangan Muslera di tangannya, saat itu berdiri di bawah mistar, persis dengan gesture tubuh seorang kiper dan setelah beberapa detik menunggu, pemain lawan menendang dan Melo menukik ke arah kanan, menepis bola dan menyelamatkan gawang timnya.
Melo menjadi pahlawan dalam prosesnya. Berkatnya Galatasaray mengamankan tiga poin dan dengan itu juga naik ke puncak klasemen --- untuk kemudian finish sebagai juara-- dan Melo yang gembira merayakan keberhasilannya dengan merangkak, melakukan selebrasi meniru anjing pitbull.
Sebagai hasil dari kepahlawanannya itu, EA Sports memutuskan untuk memberi mantan gelandang Juventus dan Fiorentina itu sebuah kartu penjaga gawang dalam bentuk nilai 64 di FIFA Ultimate Team. Biasanya pemain yang di luar penjaga gawang diberikan rating yang jauh lebih rendah.
Tetapi apresiasi itu, sebetulnya bukan pertama kalinya, EA Sports juga pernah memberikan hal serupa, namun di tahun-tahun mendatang, tepatnya pada tahun 2016, setelah striker MK Dons Alex Revell menyelamatkan tendangan penalti saat melawan Preston North End, mereka yang berada di belakang layar di FIFA memberinya kartu yang berisi beberapa statistik yang cukup baik.
Tapi yang jelas, apa yang dilakukan Filepe Melo lebih heroik. Untuk itu mari beri hormat kepadanya. Hormat.
Media Malaysia Soroti 9 Pemain Timnas Indonesia yang Pilih Ikut Pendidikan Polisi
Di Malaysia, mimpi pemain muda gabung Real Madrid. Di Indonesia, jadi Polisi.Tegas! Termasuk Rumput, PSSI Pasti Benahi JIS Sesuai Arahan FIFA
PSSI pastikan jalankan semua rekomendasi FIFA.Sindir Pemain Timnas yang Daftar Polisi? Marselino Ferdinan Pose jadi Maling
Ada-ada saja ulah pemuda Indonesia yang satu ini.Piala AFF U-23 2023 di Depan Mata, 4 Pemain Timnas ini Justru Ikut Pendidikan Polisi
Cita-cita pemain itu seharusnya main di Real Madrid. Bukan jadi Polisi atau PNS.Asnawi Mangkualam Berpakaian Layaknya Artis K-Pop, Ini Tanggapan Kocak Netizen
Makin terbiasa dengan budaya di Korsel wkwk...
Opini