Kisah Ivor Powell, Pelatih Tertua di Dunia versi Guinness Book of World Records

"Tentunya kita semua akan sama-sama berpikir, seusia itu kok ya masih melatih."

Biografi | 13 March 2021, 21:01
Kisah Ivor Powell, Pelatih Tertua di Dunia versi Guinness Book of World Records

Libero.id - Ivor Verdun Powell bukan pelatih populer layaknya Juergen Klopp atau Pep Guardiola. Dia juga sudah menghembuskan napas terakhir di usia 96 tahun pada 6 November 2012. Tapi, sosok asal Wales itu masuk Guinness Book of World Records sebagai pelatih tertua di dunia pada 2010 saat berusia 93 tahun!

Lahir di Bargoed, 5 Juli 1916, Powell muda memulai kehidupannya dengan bekerja di pertambangan bersama ayah dan 6 saudaranya. Seminggu sekali, dia bermain untuk Bargoed Thursdays di kompetisi amatir, South Wales League.

Pada musim panas 1936,  Powell diundang ke London untuk trial dengan Queens Park Rangers (QPR). Ini tidak berhasil karena tim pemandu bakat QPR menganggap permainan Powell biasa-biasa saja. Tapi, dia tidak pulang ke Wales dan tetap tinggal di London untuk bekerja menjadi buruh kasar.

Powell mencoba lagi bersama Barnet pada 1937. Dia berhasil terpilih masuk skuad cadangan dan dimainkan dalam laga persahabatan melawan QPR. Bermain sebagai wing half (gelandang), Powell bermain sangat bagus untuk membantu Barnet menang 8-1. Seusai laga, QPR langsung mengontrak Powell.

Setelah menyelesaikan musim 1938/1939, Perang Dunia II pacah dan sepakbola di seluruh Eropa terhenti. Seperti semua pesepakbola pada era itu, Powell juga bergabung dengan militer Britania Raya sebagai sukarelawan. Dia memilih Angkatan Udara Kerajaan Inggris (RAF) dan ditugaskan sebagai pelatih fisik.

Powell kembali ke Loftus Road setelah perang. Setelah beberapa musim, dia bergabung dengan Aston Villa, Port Vale, Barry Town, dan Bradford City. Powell juga sempat membela tim nasional Wales.

Ketika memperkuat Port Vale, Powell sempat memainkan peran ganda sebagai pemain-pelatih. Dia bermain hanya 6 kali karena cedera lutut. Sebagai pelatih, dia memerintah dengan rasa takut karena tidak disukai oleh para pemainnya.

"Dia adalah pria yang baik, hidup bersih yang selalu adil dengan saya. Tapi, dia tipe sersan mayor, bukan jenderal. Pertama kali dia memanggil saya ke kantornya. Kata-kata pertamanya adalah 'Saya bos'. Dia  pemain yang luar biasa. Tapi, menjadi pelatih adalah hal yang sama sekali berbeda," kata pemain Port Vale saat itu, Colin Askey, dilansir The Sentinel pada 2012.

Powell sempat pindah ke Barry Town sebelum ditunjuk sebagai pemain-pelatih Bradford City sebelum dimulainya musim 1952/1953. Musim pertamanya di Valley Parade mengecewakan karena mereka merosot ke urutan 16 di Divisi III (Wilayah Utara).

Musim berikutnya Bradford berada di posisi 5. Tapi, hanya terpaut 16 poin dari tiket promosi. Cedera ligamen lutut melawan Wrexham benar-benar mengakhiri karier bermain Powell. Dia juga pergi pada Februari 1955 setelah 7 kekalahan beruntun dan hanya 2 kemenangan dari 19 pertandingan.

Gagal bersama Port Vale dan Bradford, Powell membantu Don Revie di Leeds United. Dia juga pernah menjadi pelatih PAOK di Yunani untuk mendapatkan sudut pandang baru dalam dunia kepelatihan.

Powell kembali ke Inggris untuk menukangi Carlisle United pada Mei 1960. Dia menggantikan Andy Beattie. Dia memimpin klub itu promosi ke Divisi III setelah finish peringkat 4 di Divisi IV 1961/1962. Dia menanamkan disiplin di Brunton Park, dan menandatangani pemain seperti Peter McConnell, Reg Davies, Terry Caldwell, hingga Jack Marsden.

Karier Powell berlanjut di Bath City pada 1964 dan kemudian menjadi anggota staf pelatih di Team Bath, yaitu tim amatir di University of Bath. Di situ dia bekerja selama lebih dari 30 tahun. Kemudian, pada usia 93 tahun, Powell mengumumkan pengunduran dirinya sebagai "Pelatih Sepakbola Tertua di Dunia" pada Mei 2010.

"Ivor adalah inspirasi bagi kita semua. Dia adalah karakter yang luar biasa dan dia memancarkan semangat dan antusiasme yang nyata untuk sepakbola. Kami University of Bath merasa terhormat dia bisa bekerja selama lebih dari 3 dekade. Kami bangga dan senang," kata Direktur Olahraga University of Bath, Ged Roddy, kepada BBC Sport pada 2008 setelah Powell menerima MBE dari Ratu Elizabeth II di Istana Buckingham.

Selain meraih MBE (Member of British Empire), Powell juga masuk Hall of Fame Olahraga Wales pada 2004. Dia menyelesaikan 53 tahun sebagai pelatih terakreditasi FA. Pada 1993, Powell juga dianugerahi Honorary Degree (MA) oleh University of Bath.

Pada 2010, University of Bath meluncurkan The Ivor Powell Sports Scholarship Fund. Itu adalah beasiswa yang diberikan kepada universitas bagi calon mahasiswa yang berbakat, baik secara akademis maupun dalam olahraga pilihan mereka. Beasiswa ini dikelola oleh University of Bath Development and Alumni Relations.

"Agresi, determinasi, keinginan untuk menang. Ini selalu menjadi semboyan saya saat melatih. Itulah yang saya coba tanamkan kepada anak-anak muda ini. Mereka mendengarkannya. Mereka benar-benar melakukannya," beber Powell tentang filosofinya kepada The Independent pada 2007.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network