Libero.id - Wasit sepak bola atau pengadil lapangan seyogyanya adalah seorang yang berwibawa. Dia harus mengambil keputusan dengan cermat, teliti, dan penuh pertimbangan. Kalau tidak kewibawaan wasit boleh jadi seketika runtuh.
Dan risiko yang mau tak mau menyertai pekerjaan seorang wasit ialah di protes, dikerubungi, bahkan diamuk para pemain dan tak jarang suporter atau official klub itu sendiri. Ini bukan cerita baru, dan kasus serupa, paling mutakhir bisa kita lihat pada pertandingan di kasta keempat liga Bulgaria, dimana laga harus dihentikan karena wasit yang memimpin jalannya laga justru dihakimi oleh para pemain.
Dalam sebuah video yang beredar dan diunggah oleh akun Twitter @Footbaldaily, memperlihatkan seorang wasit yang didamprat oleh pemain. Kejadian ini bermula ketika si wasit mengeluarkan kartu kuning.
Pemain dengan nomor punggung 20, yang menerima kartu kuning terlihat mendekat untuk melakukan konfrontasi tatap muka. Refleks, sang wasit mengambil langkah mundur dan tiba-tiba saja, pemain lain dengan nomor punggung 7 dan ban kapten di lengannya menghampiri wasit untuk menghempaskan kartu kuning itu.
Adegan berikutnya lebih parah lagi: mereka mengejar wasit dan sekonyong-konyong si nomor 20 mendaratkan pukulan ke arah muka si wasit. Untunglah pukulan itu tak sempurna karena si wasit sempat mengelak.
Mengetahui situasi tak baik-baik saja, di wasit mulai lari menyelamatkan diri, dia pergi menuju luar lapangan dan sebelum itu wasit meniup peluit penuh waktu tanda laga dibatalkan bukan hanya dihentikan. Tapi dibatalkan.
Kejadian ini benar-benar mencoreng nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam sepak bola. Bayangkan saja, bukan hanya pemain yang bersangkutan yang terlibat konflik dengan wasit. Tapi juga official klub ikut-ikutan melupakan amarah, ketika tangan tak sampai, mereka bahkan melakukan itu dengan cara menendang bola ke arah wasit.
An unbelievable moment in the Bulgarian fourth tier ?
A match was abandoned after the referee was chased from the pitch by players and officials pic.twitter.com/6n4hZSzG2j
— Football Daily (@footballdaily) March 17, 2021
Kurangnya rasa hormat kepada wasit adalah pekerjaan rumah yang harus segera dibenahi. Kejadian di liga Bulgaria ini hanya satu fragmen saja yang menggambarkan betapa buruknya manajemen emosi pemain dan buruknya jaminan keselamatan bagi wasit.
Bahkan untuk sekelas kompetisi di negara maju seperti Inggris, musim ini saja, sejumlah wasit menerima segala macam pelecehan dan bahkan ancaman kematian. Hal ini terjadi kebanyakan di liga-liga amatir.
Latar belakang kejadian-kejadian di atas jugalah yang kemudian mendorong akun Twitternya @RefSupport, melakukan edukasi pada publik dan pengawalan aspirasi untuk wasit, agar para pengadil lapangan ini lebih diperhatikan dan mendapat perlindungan hukum.
Mereka, membuat inisiatif berupa kampanye yang disebut 'Give The Ref A Hand'. Ini semua merupakan upaya untuk menciptakan iklim sepak bola yang lebih ramah dan profesional terutama untuk liga-liga kasta rendah dimana pun itu juga.
Semoga kejadian seperti di Liga Bulgaria tak lagi terulang. Sudah cukup untuk para pemain belajar memanusiakan manusia.
Media Malaysia Soroti 9 Pemain Timnas Indonesia yang Pilih Ikut Pendidikan Polisi
Di Malaysia, mimpi pemain muda gabung Real Madrid. Di Indonesia, jadi Polisi.Tegas! Termasuk Rumput, PSSI Pasti Benahi JIS Sesuai Arahan FIFA
PSSI pastikan jalankan semua rekomendasi FIFA.Sindir Pemain Timnas yang Daftar Polisi? Marselino Ferdinan Pose jadi Maling
Ada-ada saja ulah pemuda Indonesia yang satu ini.Piala AFF U-23 2023 di Depan Mata, 4 Pemain Timnas ini Justru Ikut Pendidikan Polisi
Cita-cita pemain itu seharusnya main di Real Madrid. Bukan jadi Polisi atau PNS.Asnawi Mangkualam Berpakaian Layaknya Artis K-Pop, Ini Tanggapan Kocak Netizen
Makin terbiasa dengan budaya di Korsel wkwk...
Opini